BENTENGSUMBAR.COM - Sosok MSAT atau Mas Bechi, tersangka kasus pencabulan yang belum berhasil tertangkap hingga kini
Terungkap fakta baru anak Kiai pelaku pencabulan santriwati di Jombang .
Ternyata Mas Bechi , anak Kiai pelaku pencabulan santriwati di Jombang memberikan doktrin tentang ilmu metafakta pada korban.
Seperti apa ilmu metafakta anak Kiai pelaku pencabulan santriwati di Jombang sehingga korban melepas pakaiannya ?
Diketahui, tindak pencabulan yang dilakukan anak kiai Jombang MM berinisial MSAT (42) membuat gempar satu Indonesia.
Resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan, MSAT atau yang karib disapa Mas Bechi mangkir berkali-kali dari panggilan polisi.
Guna menangkap pelaku pencabulan itu, Polda Jatim sampai melakukan beberapa kali penjemputan paksa.
Hingga akhirnya, Mas Bechi berhasil diringkus di kawasan Pesantren Shiddiqiyah Ploso, Kabupaten Jombang pada Kamis (7/7/2022) dini hari.
Diberitakan sebelumnya, MSAT menjadi tersangka kasus dugaan pencabulan terhadap santriwati.
Diketahui MSAT dilaporkan ke polisi pada 29 Oktober 2019 oleh korban berinisial NA, salah seorang santri perempuan asal Jawa Tengah usai diduga melakukan pencabulan.
Pada Januari 2020, Polda Jatim mengambil alih kasus tersebut.
Setahun kemudian, MSAT resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan.
Kasus keji tersebut sempat mendapatkan atensi khusus dari Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta.
Irjen Pol Nico Afinta mengaku ikut terpukul kala melihat lima korban yang melaporkan Mas Bechi.
"Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi korban yang mendatangi kepolisian mempertanyakan berkali-kali, Pak bagaimana pak kasus kami. Kami sudah dilecehkan sudah ada 5 korban, kok polisi gak maju-maju," pungkas Irjen Pol Nico Afinta.
Penahanan Mas Bechi yang tertunda selama dua tahun itu nyatanya membuat korban pencabulannya nelangsa.
Dalam sebuah wawancara di tayangan CNN Indonesia TV, seorang santriwati yang diduga korban pencabulan Mas Bechi mencurahkan isi hatinya.
Curhatan korban Mas Bechi itu belakangan viral hingga menuai simpati dari khalayak di media sosial.
Cerita yang disampaikan korban pencabulan anak kiai Jombang itu diurai pada Maret 2020.
Namun kembali viral pada Juli 2022 usai Mas Bechi berhasil diringkus polisi.
Kala itu kepada awak media, korban pencabulan Mas Bechi bercerita soal modus pelaku kala melecehkan santriwati.
Ternyata pelaku memberikan doktrin tentang ilmu metafakta.
"Memakai ilmu metafakta mereka mengistilahkannya. Metafakta itu katanya tidak bisa dijelaskan menggunakan akal. Jadi saya harus melepas pakaian. Dan melepas pakaian itu kan tidak bisa dilogika, di luar nalar. Saya tidak mau saya tetap jawab tidak mau," ungkap korban pencabulan.
"Tapi dia memaksa, masih menggunakan alasan yang sama 'kalau kamu tidak mau berarti kamu masih menggunakan akal. Kamu belum menjiwai itu metafakta," sambungnya.
Sambil berurai air mata, korban pencabulan itu mengaku saat itu ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Terlebih anak kiai Jombang itu terus memaksa korbannya.
"Dia mengatakan mau mengamalkan saya, caranya dengan melepas seluruh pakaian saya. Saya tetap jawab, saya tidak mau. Saya enggak tahu harus bagaimana, saya enggak bisa ngapa-ngapain di situ enggak ada orang sama sekali," ujar korban.
Kendati sudah melaporkannya ke polisi, korban pencabulan Mas Bechi akhirnya hanya bisa memasrahkan nasibnya kepada Tuhan.
"Karena sudah sekian lama ternyata masih berkepanjangan masalah ini, kejadian terus terulang. Saya merasa miris. Sekolah yang selama ini diidam-idamkan, niat mencari ilmu, dari jauh datang, ternyata sampai sana diperlakukan seperti itu. Saya ada rasa tidak terima, ya Allah beri jalan ya Allah," imbuh korban.
Kondisi Pelaku Pencabulan
Kabar berhasilnya Polda Jatim menangkap Mas Bechi tampaknya membuat korban pencabulan bernapas lega.
Kondisi terkini Mas Bechi usai ditangkap polisi akhirnya terungkap.
Mas Bechi, tersangka kasus kekerasan seksual terhadap santriwati kini telah meringkuk di dalam penjara.
Namun Mas Bechi ditempatkan di dalam ruang isolasi khusus di Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo.
Penempatan Mas Bechi di dalam ruang isolasi khusus itu dilakukan selama satu minggu.
Terkait alasan Mas Bechi ditempatkan terpisah dari napi lain, Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Wahyu Hendrajati Setiyonugroho mengurai penjelasan.
"Khususnya di masa pandemi, jadi penempatan di kamar isolasi mandiri, sampai 7 hari," ungkap Wahyu Hendrajati Setiyonugroho dikutip pada Jumat (8/7/2022).
Ditegaskan kepala rutan, tidak ada pengistimewaan terhadap Mas Bechi selaku tahanan.
Sebab diungkap Wahyu Hendrajati Setiyonugroho, tahanan lain yang baru masuk ke Rutan Kelas I Surabaya juga mendapatkan mekanisme yang sama.
Perihal mekanisme keamanan Mas Bechi di ruang isolasi khusus, Wahyu Hendrajati Setiyonugroho menjamin bahwa tersangka berada dalam pengawasan penuh.
"Kalau kami sesuai SOP, terkait dengan keamanan itu sudah sesuai standarnya, semua berlaku sama, pengamanan kami lakukan sama seperti setiap harinya. (Personil tambahan) gak ada," imbuh Wahyu Hendrajati Setiyonugroho.
Untuk diketahui, Mas Bechi tiba di Rutan Kelas I Surabaya pada pukul 02.00 Wib di tanggal 8 Juli 2022.
Tersangka pencabulan itu dikawal penuh jajaran anggota dari Subdit IV Renaksa Ditreskrimum Polda Jatim.
Selain itu, Mas Bechi juga didampingi satu orang perwakilan keluarga.
Sebelum dijebloskan ke penjara, Mas Bechi terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan di Polda Jatim.
Dari pemeriksaan tersebut terungkap kondisi psikologis tersangka pencabulan itu.
"Alhamdulillah sudah diperiksa tim. Kesehatan kami, dia tidak ada keluhan, tidak ada sakit yang disampaikan yang bersangkutan. Secara psikologis Insyaallah baik," ujar Wahyu Hendrajati Setiyonugroho.
Penangkapan yang dilakukan Polda Jatim terhadap Mas Bechi turut mendapat apresiasi dari Kapolda Jatim.
"Dan akhirnya pada hari ini yang bersangkutan (Tersangka MSAT) menyerahkan diri kepada kami untuk ditahap dua kan," kata Irjen Pol Nico Afinta.
Sumber: Tribun-Medan.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »