Pemko Pariaman Geliatkan Permainan Tradisonal Pacu “Tangkelek” Panjang dan Engrang

BENTENGSUMBAR.COM - Pemerintah Kota Pariaman kembali mengeliatkan permainan tradisional Pacu ‘Tangkelek’ Panjang dan Egrang atau Engrang. Permainan ini diperlombakan tingkat SD dan SMP se- Kota Pariaman pada Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 tingkat Kota Pariaman tahun 2022.

Hali ini diungkapkan  Wali Kota Pariaman Genius Umar usai mencoba permainan tradisional tersebut di The Sunset of Sunua Desa Pasir Sunur Kota Pariaman, Kamis (11/8).

Genius Umar menerangkan  pacu “Tangkelek” panjang dan Engrang merupakan permainan tradisional yang sudah tidak dikenal dan diketahui oleh anak-anak Kota Pariaman. Lomba pacu tangkelek panjang dan engrang jenis permainan tradisional sejak dulu dan dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia.

“Permainan tradisonal seperti ini, tentu digeliatkan kembali dan dilestarikan agar generasi ke depan tetap mengenalnya. Oleh karena itu, permaianan ini  harus dijadikan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah dan di perlombakan seperti kegiatan ini,” ungkapnya.

Diketahui, tangkelek adalah sebutan untuk sandal atau alas kaki yang terbuat dari kayu dan sangkutan kaki dari bahan karet. Terompah tangkelek lazim ditemukan di tempat-tempat berwuduk mushalla ataupun masjid. Tangkelek panjang adalah terompah panjang yang dapat dipakai sekaligus oleh dua orang atau lebih. Tentu saja nilai praktis tangkelek atau terompah panjang ini boleh dikatakan tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.

“Sedangkan engrang merupakan permainan tradisional dengan memanfaatkan dua pasang tongkat bambu panjang yang diberi tempat pijakan kaki. Cara memainkan engrang pada dasarnya cukup sederhana, yakni dengan cara menaiki tongkat bambu tersebut kemudian pemainnya diminta untuk berjalan dengan menggunakan kaki engrang. Namun hal tersebut tentu tidak mudah untuk dilakukan sebab para pemainnya harus memiliki kesimbangan yang baik,” imbuhnya.

Genius Umar juga menyebutkan bahwa dalam perlombaan pacu “Tangkelek” panjang ini terdapat nilai-nilai kebersamaan dan kreativitas. Kita diajarkan untuk menjaga kekompakan dan kebersamaan.

“Selain itu, semua peserta dalam tim harus seayun dan melangkah dengan gerakan sama. Ini membutuhkan kekompakkan dan kebersamaan, jika tidak seayun maka akan terjadi dimana terompah terasa berat ketika diangkat. Sedangkan engrang membutuhkan keseimbangan yang baik,” ulasnya.

“Oleh sebab itu, permainan tradisional cocok diadakan dalam kegiatan kesiswaan di sekolah seperti kegiatan classmeeting maupun diperlombakan tingkat Kota Pariaman,” pungkasnya mengakhiri.(rika/AT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »