Ternyata Bukan Bharada E, Lubang Peluru di Kepala Brigadir J Berasal dari Tembakan Sosok Psikopat Ini, Foto Wajahnya Sampai Dicari-cari

BENTENGSUMBAR.COM - Fakta dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terus terkuak. Salah satunya, lubang peluru yang ditemukan di kepala Brigadir J justru berasal dari tembakan sosok psikopat ini. Ternyata bukan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Kasus pembunuhan Brigadir J yang terus diusut Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menguraikan satu per satu fakta di balik kematian ajudan Irjen Ferdy Sambo. Sekalipun motif pembunuhan belum dibuka ke publik, namun Tim Khusus berhasil membongkar skenario jahat yang ada di kepala Irjen Ferdy Sambo.

Segepok bukti dalam kasus pembunuhan Brigadir J terus dikumpulkan. Perubahan pengakuan Bharada E yang menjadi titik awal pembongkaran skenario jahat Ferdy Sambo telah dicatat baik-baik. Rupanya lubang peluru yang ada di kepala Brigadir J justru berasal dari tembakan sosok psikopat ini. Bukan dari Bharada E. Foto wajahnya sampai dicari-cari.

Dalam perkembangan terkini, Polri sudah menetapkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Putri dijerat dengan pasal yang sama dengan Sambo dkk, yakni Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.

Putri diduga melakukan sejumlah kegiatan di tempat kejadian perkara (TKP) yang menjadi bagian perencanaan pembunuhan Yosua.

"Bahwa PC ada di lokasi sejak di Saguling sampai di Duren Tiga dan lakukan kegiatan-kegiatan yang jadi bagian perencanaan pembunuhan Brigadir Yosua," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian kepada wartawan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Jumat (19/8/2022).

Setelah penetapan tersangka baru dilakukan, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menerangkan peran Putri Candrawathi dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Katanya, Putri bersama Ferdy Sambo saat menjanjikan uang kepada Bharada E, Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR, serta Kuat Ma'ruf atau KM.

"Bersama FS saat menjanjikan uang kepada RE, RR, dan KM," ujar Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto di depan awak media pada Sabtu (20/8/2022).

Dalam fakta yang terungkap, Ferdy Sambo menjanjikan uang Rp 1 miliar kepada Bharada E setelah menembak Brigadir J. Sedangkan kepada Kuat dan Bripka RR, yang berperan membantu pembunuhan berencana terhadap Yosua, masing-masing dijanjikan uang Rp 500 juta.

Bukan cuma itu, Agus menjelaskan peran lain yang dilakukan Putri di kasus pembunuhan Brigadir J. Putri, sambung Agus, juga mengikuti skenario yang telah dibuat oleh suaminya sendiri, yakni Ferdy Sambo. "Mengikuti skenario yang dibangun oleh FS," jelas Agus.

Lantas, Agus juga menjelaskan, Putri juga berada di lantai tiga bersama Ferdy Sambo saat menanyakan kesanggupan Bripka RR dan Bharada E untuk menembak Brigadir J.

Putri juga diketahui mengajak Bharada E, Bripka Ricky, Kuat Ma'ruf, dan Brigadir J menuju rumah dinas Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Ada di lantai 3 saat Ricky dan Richard saat ditanya kesanggupan untuk menembak almarhum Yosua," ujar Agus. "Mengajak berangkat ke Duren Tiga bersama RE, RR, KM, almarhum J," tambahnya.

Berdasarkan pengakuan Ferdy Sambo, dirinya hanya merancang pembunuhan Brigadir J. Sambo menyebut hanya memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J di rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Adapun motif Sambo melakukan aksi keji itu lantaran dirinya marah karena Brigadir J diduga melukai harkat dan martabat keluarga Sambo di Magelang.

Fakta lainnya yang mulai terungkap, lubang peluru yang ditemukan di kepala Brigadir J justru berasal dari tembakan yang dilepaskan sosok psikopat ini. Foto wajahnya sampai dicari-cari. Ternyata bukan Bharada E.

Ketua Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Ahmad Taufan Damanik sempat mengungkapkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya, Bharada E mengaku bahwa bukan hanya dirinya yang menembak Brigadir J.

Taufan mengatakan, berdasarkan pengakuan Bharada E, Irjen Ferdy Sambo juga melepas tembakan ke Brigadir J sebanyak dua kali. "Ya, Richard bilang begitu," sebut Taufan seperti dilansir Kompascom pada Jumat (19/8/2022).

Taufan menjelaskan, pengakuan Bharada E itu akan terjawab apabila hasil otopsi ulang jenazah Brigadir J sudah keluar. Selain itu, Komnas HAM juga masih menanti hasil uji balistik soal peluru yang menewaskan Brigadir J untuk menjawab apakah eksekutornya lebih dari satu orang.

"Kami menduga kuat lebih dari satu senjata dan lebih dari satu eksekutor," imbuhnya.

Informasi yang sama juga datang dari mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara angkat bicara terkait kasus pembunuhan Brigadir J yang sudah menyeret Irjen Ferdy Sambo dan istrinya sebagai tersangka.

Deolipa tampil sebagai narasumber dalam konten YouTube channel Karni Ilyas Club, acara yang dipandu wartawan senior Karni Ilyas. Deolipa Yumara bercerita seputar kasus pembunuhan Brigadir J yang turut membuat mantan kliennya, Bharada E menjadi tersangka bersama Irjen Ferdy Sambo.

Dalam kesempatan ini, di tengah pembicaraannya bersama Karni Ilyas, Deolipa Yumara justru membeberkan soal adanya dugaan Irjen Ferdy Sambo adalah Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Sosok Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J.

"Cerita dikit, LGBT. Semua ini enggak ada yang LGBT kecuali si psikopat. L-nya hilang, G-nya hilang, T-nya hilang, tinggal B. Nah B (Biseksual) itulah Sambo (Irjen Ferdy Sambo)," papar Deolipa Yumara.

Bukan cuma itu, Deolipa secara blak-blakan menegaskan bahwa Biseksual bisa dengan perempuan, tapi bisa juga dengan laki-laki. 

"Dia itu bisa sama laki-laki, bisa juga dengan perempuan. Bisa selingkuh dengan pria, bisa selingkuh dengan perempuan," papar Deolipa Yumara kepada Karni Ilyas.

Deolipa menyebut bahwa Bharada E dipaksa atasannya untuk memainkan skenario pertama yakni tembak menembak. Deolipa kembali menyinggung perbincangannya soal skenario kematian Brigadir J.

"Skenario tembak menembak itu dibuat agar pada akhirnya bisa SP3 dengan modus pembelaan. Tapi saya bilang ke Bharada E 'lu kosongin dulu tuh pikiran lu' akhirnya dia menuliskan apa yang terjadi," sebut Deolipa Yumara.

Dari situ, Deolipa meminta Bharada E menceritakan sosok Brigadir J yang sebenarnya, terkait adanya dugaan bahwa Irjen Ferdy Sambo, kata Deolipa Yumara, merupakan seorang biseksual.

"Si Yosua dia gimana gay bukan dia? Bharada E bilang dia bukan gay, soalnya selama tanggal 2 sampai 7 Juli bersama saya' Lalu aku tanya lagi, transgender bukan? 'Bukan dia kan bukan banci', Nah si Yosua biseksual bukan? Bukan karena dia mesra banget sama pacarnya. Nah, jadi Yosua itu sayang banget sama pacaranya (Vera Simanjuntak)," terang Deolipa panjang lebar kepada pemilik kanal YouTube Karni Ilyas Club itu.

Justru Kuat Maruf atau KM, kata Deolipa yang menjadi titik sumber persoalan kasus kematian Brigadir J. Deolipa menyebutkan, Kuat Maruf adalah pengikut keluarga Irjen Ferdy Sambo asal Brebes yang sudah lama bekerja bersama keluarga Sambo.

Kata Deolipa, ada kemungkinan bahwa Kuat Maruf bertengkar dengan Brigadir J karena sesuatu masalah. "Mungkin dia ada senggolan soal emosional dengan Brigadir J atau Yosua, sifatnya personal. Tapi bukan urusan cinta. Kuat Maruf ini dia diduga punya dendam," cerita Deolipa.

Lantas, Karni Ilyas bertanya kepada Deolipa, mengapa menuduh Irjen Ferdy Sambo ada kaitannya dengan LGBT? "Kenapa Anda menuduh dia (Irjen Ferdy Sambo) sebagai biseksual?," kata Karni Ilyas.

Menurut Deolipa, alasannya menyebut bahwa ada kaitannya LGBT dengan Irjen Ferdy Sambo adalah sumber dari rekannya di kepolisian itu, yakni penyidik nomor satu di Indonesia, Kanit Doktor Suradi SH MH.

"Ketika si Pak Doktor Suradi bilang, Lip, Saudaraku, ini ada potensi LGBT, artinya intelejen sudah jadi. Pernyataan Suradi sudah saya pegang, yaitu LGBT. Saya cuma punya kesimpulan di awal semua pelakunya ya LGBT," kata Deolipa.
Pada akhirnya, Deolipa mengatakan, dia sepakat dengan Kabareskrim soal penyebab kematian Brigadir J.

"Akhirnya saya sepakat dengan Kabareskrim, bahwa hanya Tuhan, hanya Kuat maruf, hanya Ricky (Brigadir RR), hanya Putri Candrawathi, dan hanya Yosua (Brigadir J) yang tahu soal apa yang terjadi sebenarnya. Tapi kemungkinan adalah karena Yosua mati, kan konspirasi mereka bertiga.

Mereka bertiga akhirnya dibikin skenario, oleh si mantan Kadiv Propam (Irjen Ferdy Sambo), si psikopat itu," tutup Deolipa dalam konten YouTube yang banyak dibagikan di media sosial itu.

Kini terkuak, lubang peluru di kepala Brigadir J justru berasal dari tembakan sosok psikopat ini. Foto wajahnya sampai dicari-cari netizen di media sosial. Ternyata bukan Bharada E.

Sumber: Fotokita.net

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »