BENTENGSUMBAR.COM - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mencium aroma Pemilu 2024 bakal berjalan tidak adil dengan adanya upaya pengkondisian hanya dua pasangan calon akan berlaga di pilpres.
Atas dasar itu, SBY mengaku siap turun gunung pada hajatan akbar demokrasi lima tahunan itu.
Pernyataan SBY ini pun direspon serius oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Kata dia, selain tidak bijak, pernyataan itu seolah SBY lupa dengan sejarah Pemilu 2009 saat dia berkuasa.
“Mohon maaf Pak SBY tidak bijak. Dalam catatan kualitas Pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan yang terjadi dalam sejarah demokrasi, dan hal tersebut Pak SBY yang bertanggung jawab," kata Hasto kepada wartawan, Sabtu (17/9).
Hasto menyebutkan, di era SBY itulah manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) pemilu dimanipulasi.
Hal itu, bahkan tidak terjadi di era Orde Baru di bawah rezim Soeharto.
"Jaman Pak Harto saja tidak ada manipulasi DPT. Jaman Pak SBY manipulasi DPT bersifat massif. Salah satu buktinya ada di Pacitan," ujarnya.
Di luar itu, lanjut Hasto, data-data hasil pemilu kemudian dimusnahkan. Berbagai bentuk tim senyap juga dibentuk.
"Selain itu, menurut penelitian, SBY menggunakan dana hasil kenaikan BBM untuk kepentingan elektoral. Pada saat bersamaan terjadi politisasi hukum terhadap lawan politik Pak SBY,” demikian Hasto.
Sumber: RMOL
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »