Batik Parang Lereng Dilarang Dipakai Tamu Pada Tasyakuran Kaesang-Erina, Ini Alasannya

BENTENGSUMBAR.COM - Beberapa aturan harus diterapkan oleh para tamu yang hadir dalam acara tasyakuran Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada hari Minggu (10/12) dan Sabtu (11/12) di Solo dan Yogyakarta.

Salah satunya adalah larangan untuk mengenakan pakaian batik dengan motif parang lereng.

Larangan tersebut bahkan disampaikan langsung oleh Gibran Rakabuming, kakak Kaesang.

Gibran mengaku larangan tersebut merupakan permintaan dari Pura Mangkunegaran yang meminta tamu undangan tidak mengenakan kain batik motif tersebut.

"Untuk masuk pura nggak boleh ada parang lereng. Itu aturan dari Kanjeng Gusti (KGPAA Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo Wirasudjiwo)," kata kakak Kaesang itu saat ditemui di Balai Kota Solo, Senin (5/12).

Parang Lereng merupakan batik yang memiliki ciri motif berulang mengikuti garis diagonal. 

Motif tersebut konon diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusumo.

Batik Parang Lereng Dilarang Dipakai Tamu Pada Tasyakuran Kaesang-Erina, Ini Alasannya
batik dengan motif parang lereng.

Motif itu diciptakan Sang Susuhunan Agung yasa lantaran terinspirasi dengan ombak yang menggulung-gulung saat melakukan meditasi di di Pantai Selatan Jawa.

Kemudian pada Dinasti Mataram sampai awal kemerdekaan Indonesia, batik motif parang lereng hanya dapat digunakan oleh para raja dan keturunannya.

Seiring berjalannya waktu, sudah banyak orang yang menggunakan batik tersebut.

Namun, motif parang lereng masih dilarang digunakan di lingkungan Keraton Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.

Tak hanya larangan menggunakan batik motif parang lereng, Gibran juga meminta para tamu undangan tidak memberikan sumbangan.

Larangan tersebut juga tertulis dalam undangan yang tersebar kepada para tamu. 

Sumber: InsertLive

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »