Ketum DPP Bapera: Indonesia Emas 2045, Harus Gencarkan Propaganda Romantisme Nusantara

BENTENGSUMBAR.COM - Ketum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq memprediksi kemungkinan besar Turki akan menyerbu Yunani seperti halnya Tiongkok akan mengambil Taiwan.

"Sebentar lagi Taiwan di aneksasi tiongkok hanya soal waktu saja, mengapa saya berani prediksi demikian karena kedua pemimpin negara tersebut memiliki romantisme sejarah bangsanya dan mereka se tipe dengan Vladimir Putin yang sukses mendapatkan 4 provinsi Ukraina," ucap Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz di Jakarta pada Jum'at (23/11). 

Mantan Ketum PP AMPG mengatakan, "dalam perang Ukraina bukan hanya menahan serangan NATO, namun romantisme sejarah Alexander the Great dan Uni Sovyet masih ada dalam benak Vladimir Putin. Seperti halnya Erdogen punya romantisme Great Byzantium maka pasti Turki akan menyerbu Yunani. Tiongkok menginginkan Taiwan masuk kembali negerinya Xi Jin Ping menjadi 1 negara dan 1 sistem dalam Imperium Tiongkok."

Pria yang berprofesi sebagai pengusaha ini menambahkan, jika ada putra bangsa yang kelak menjadi pemimpin Indonesia dan memilliki romantisme kembali wilayahnya dari terpotongnya kanal kra hingga kepulauan Melanesia, fiji, Kiribati di timur sampai filipina di sisi utara sampai kepulauan pasir dan Christmas island di sisi selatan.

Jadi ada 24 negara yang bakal masuk dalam konfederasi nusantara baru jika ada pemimpin yang memiliki romantisme imperium tersebut, ungkapnya.

Romawi memiliki sejarah panjang 1600 tahun berkuasa sampai di abadikan di Alquran dalam surah Rum dan ternyata bisa roboh juga dalam 8 kali percobaan serangan penaklukan, namun yang terakhir baru bisa menaklukan adalah sang Jenderal Kaisar Genseric. 

Yang mengendalikan laut dari afrika utara yang membuat lapar Roma. Namun bukan karena genseric pintar romawi kalah, di dalam romawi kehancuran tatanan sosial yang pejabatnya, senatnya korup , penguasa penggemar foya foya, tentara petugas keamananya menekan rakyat dan system keadilan yang buruk hanya memihak siapa yang bayar. Momen ini ditunggu oleh Genseric, yang akhirnya bisa menaklukan roma disisi barat.

Sejarah hancurnya peradaban romawi bisa kita pelajari agar kesalahan romawi tidak di ulangi kembali pada generasi mendatang khsususnya yang mendambakan Romantisme Nusantara. 

Mantan Ketum DPP KNPI menceritakan, fakta yang di dapat adalah menyerang negara besar akan sulit mengalahkannya dari luar, harus dari dalam, ketika dalamnya bobrok, itulah masa dari luar menyerang dan kalau kita kuat dalamnya, selalu terjaga integritasnya, patriotismenya, swasembadanya sandang, pangan, papan, kehidupan , kesamaan peluang dan melakukan meritokrasi maka sulit negara tersebut akan rubuh.

Kekuasaan 2000 tahun nusantara pasti bisa tercapai. Seperti negara yang saat ini sedang mendominasi dunia yaitu Amerika dan Tiongkok dimungkinkan bisa hancur bukan karena faktor dari luar tapi faktor dari dalam negeri tersebut, pungkasnya. 

Sebelum banyak negara yang ingin menghancurkan Indonesia dari dalam, kita harus menyiapkan Indonesia emas 2045 dan gdp 20 kali naik sekarang dalam 22 tahun ke depan, GNP minimum 30 triliun Dollar kira kira bisakah tercapai ? mimpi ?. 

Semua memang mimpi namun selama masuk dalam pikiran kita semua dan terus di cekoki kepada generasi millennial dan masuk ke dalam pikirannya maka semuanya bisa terjadi.

"Anda tidak perlu percaya sekarang, cukup masukkan saja ke otak alam bawah sadar anda tentang misi Indonesia emas 2045 atau yang lebih kerennya kejayaan bangsa lemurian."

Saat ini usia NKRI belum sampai 80 tahun. Andalusia pernah menjadi pusat peradaban islam dunia yang wilayahnya mulai dari Persia, arabia hingga eropa selama kurang lebih 700 tahun.

"Andalusia pusat pemerintahannya adalah Granada. Mengapa Andalusia yang sangat powerfull bisa bubar ? apa karena serangan musuh dari luar? Jadi, musuh Andalusia waktu itu adalah kerajaan Aragon yang sekarang menjadi negara spanyol."

Ada hal yang menarik soal raja Ferdinand of aragon ini yaitu terus mengirim mata matanya ke Granada selain  menunggu timing dia menunggu kelemahan Granada terjadi. 

Yang dilakukan sang mata mata tersebut sebenarnya sangat sederhana yaitu memantau ocehan masyarakat Granada.

Fahd menceritakan, "Sang mata mata Aragon melihat anak kecil menangis. Dihampirinya sang bocah dan bertanya tentang apa yang menyebabkan dia menangis ? anak itu menjawab “ aku menangis karena anak panahku tidak tepat sasaran” , bukannya kamu bisa mencoba lagi kata sang mata mata. Jawab sang bocah cukup mengejutkan, jika suatu saat anak panah saya gagal mengenai musuh, apa mungkin musuh memberi saya kesempatan untuk memanah lagi?"

Mendengar ocehan bocah tersebut, sang mata mata menyarankan raja Ferdinand untuk tidak menyerang Granada saat ini. Anak kecilnya saja sudah begitu, gimana orang tuanya. 

Beberapa belas tahun kemudian sang mata mata kembali ke Granada dan dilihatnya 2 orang dewasa secara terpisah yang bersedih dan yang satu menangis, dia pun bertanya kepada yang bersedih : mengapa kamu bersedih ; dijawab; saya mendapat hukuman berat untuk sesuatu yang tidak saya kerjakan. Lalu kepada yang menangis bertanya? Mengapa kamu menangis ? tanya si  mata2 “ kekasihku pergi meninggalkanku untuk menjadi kekasih sang pejabat. Jawab orang itu. 

Maka sang mata mata memberikan kode, inilah timing yang tepat untuk melakukan penyerangan karena ocehan warganya akan ketidak adilan dan sudah rusak norma sosial negara. Raja ferdinand pun menyiapkan tentaranya dalam 1 tahun kemudian masuk menyerbu dan menaklukan Andalusia. Tidak butuh lama Granada sebagai benteng terakhir kaum muslimin di eropa waktu itu. Dan dapat dikuasai dengan mudah. 

Jadi, apa moral story cerita Granada ini? Mungkinkah tragedy Granada terulang di negeri Tiongkok atau terulang di Amerika atau bisa terjadi di negeri tercinta Indonesia, tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar. (ASW)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »