BENTENGSUMBAR.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegur keras Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil. Teguran keras ini adalah buntut dari pernyataan Adil soal 'Kemenkeu berisi setan atau iblis'.
Keterangan soal teguran keras Tito ke Adil disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Suhajar Diantoro. Adil diminta bersikap selayaknya negarawan.
"Mendagri menegur keras sekaligus menegaskan, sebagai kepala daerah apa pun masalahnya harus menggunakan bahasa yang beretika dan menunjukkan sikap kenegarawanan," ujar Suhajar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/12/2022).
Teguran keras itu disampaikan saat Bupati Adil memenuhi panggilan Kemendagri. Adil akhirnya tiba di Kantor Kemendagri sekitar pukul 10.30 WIB, Senin (12/12).
Suhajar mengaku dirinya juga menasihati Adil agar menjaga etika berkomunikasi. Suhajar menyayangkan sikap dan pernyataan Adil yang tidak elok dilakukan seorang pejabat publik.
"Apa yang menjadi kegelisahan dan harapan Bupati Kepulauan Meranti sebenarnya bisa dikomunikasikan dan diselesaikan secara baik-baik, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat," tutur Suhajar.
Suhajar menyampaikan kepala daerah harus mampu menjaga etika termasuk dalam bertutur, sekali pun memiliki perbedaan pendapat maupun pandangan dengan pihak lain. Hal ini penting disadari dan dilakukan di tengah akses informasi yang begitu mudah saat ini.
"Semoga kita semua, khususnya kepala daerah dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa ini, dan menjadikan kita lebih berbenah dan menghasilkan kinerja yang lebih baik," ungkap Suhajar.
Kemendagri juga akan memfasilitasi pertemuan dan pembahasan lebih lanjut antara Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan Kemenkeu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), maupun dengan pihak terkait lainnya soal dana bagi hasil (DBH) migas. Pihak dari Kemendagri yang akan menjembatani adalah Dirjen Bina Keuda.
"Kami akan memfasilitasinya agar permasalahan mengenai DBH dapat terselesaikan dengan baik," jelas Suhajar.
Bupati Meranti Maki Dirjen Kemenkeu
Bupati Meranti Muhammad Adil mengatakan 'Kementerian Keuangan berisi iblis atau setan'. Bermula saat Bupati Adil minta agar minyak di Meranti tidak diambil lagi, karena pembagian dana bagi hasilnya dinilai tak jelas.
Ucapan itu disampaikan Adil dalam Rapat Koordinasi Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah se-Indonesia di Pekanbaru, Kamis (9/12) kemarin. Adil menyebut nilai sulit mendapat penjelasan soal pembagian dana bagi hasil (DBH) minyak.
"Saya di 2022 dapat dana bagi hasil Rp 114 miliar. Waktu itu hitungannya US$ 60 per barel di perencanaan pembahasan APBD 2022. Di 2023, pembahasan APBD kami dapat mengikuti nota pidato Pak Presiden Agustus lalu, 1 barel US$ 100," tegas Adil seperti dilihat di Youtube Diskomimfotik Riau, Senin (12/12/2022).
Adil mengaku sudah berulang kali minta penjelasan kepada Kementerian Keuangan. Namun sulit karena selalu diminta secara Zoom, bahkan data baru dibuka setelah dia terus mendesak.
"Kemarin waktu lewat Zoom dengan Kementerian Keuangan, (mereka) tidak bisa menyampaikan dengan terang. (Setelah) didesak-desak baru lah menyampaikan dengan terang bahwa US$ 100 per barel," katanya.
"Sampai ke Bandung saya kejar orang Kementerian Keuangan juga tidak dihadiri oleh yang kompeten, yang hadir waktu itu entah staf, tidak tahu lah. Sampai waktu itu saya ngomong 'ini orang keuangan isinya iblis atau setan'," katanya.
Ancam Angkat Senjata-Pindah Negara
Bupati Adil juga, dalam protesnya pada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Lucky Alfirman, mengancam soal angkat senjata dan Meranti pindah negara.
Diketahui, jarak Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, dengan negeri tetangga, Malaysia, memang sangat dekat.
"Pertanyaannya, minyaknya banyak, dapat besar, kok malah duitnya berkurang. Ini kenapa, apakah uang saya dibagi seluruh Indonesia? Makanya, maksud saya, kalau Bapak tidak mau ngurus kami, pusat tidak mau ngurus Meranti, kasihkan kami ke negeri sebelah," kata Adil.
"Kan saya ngomong, atau Bapak tak paham juga omongan saya? Apa perlu Meranti angkat senjata, tak mungkin kan. Ini menyangkut masyarakat Meranti yang miskin ekstrem, Pak. Tadi kalau ngomong begini-begini dibagi rata itu salah, Pak, dibagi rata ke mana?" lanjut dia.
Sumber: detikcom
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »