Ketum DPP BAPERA: Pak Habibie Buat Pesawat N250, Dipatahkan IMF, dan Belum Diteruskan

"BELIAU Ingin menjadi mata air yang jernih untuk bangsa dan negerinya, Kesetaraan ekonomi dengan mengkoneksikan 17000 pulau untuk masyarakat sudah dipikirkan jauh hari oleh BJ Habibie saat masih di Jerman, pesawat N250 adalah maha karyanya, tapi mimpi itu sekejap dimatikan oleh IMF, rakyat menangis karena pesawat itu di museumkan saat ini bukan diteruskan dan dikembangkan oleh generasi selanjutnya." (H. Fahd El Fouz A Rafiq, Ketua Umum DPP Bapera).

Pasca perang dunia ke II dunia, pesawat terbang memainkan peran penting untuk mempercepat aktivitas manusia dari satu pulau kepulau lain, negara bahkan saat ini sudah masuk tahap dari satu planet ke planet lain.

Jika versi Amerika pesawat ditemukan oleh wright bersaudara maka di Andalusia Abbas bin Firnas tokoh yang menemukan mesin pesawat terbang. 

Di Indonesia kita punya tokoh dalam negeri yang bisa buat pesawat pertama dengan N250 Gatot Kacanya yaitu Almarhum. 

Bapak Baharuddin Jusuf Habibie (Presiden ke -3 RI), ucap Fahd El Fouz A Rafiq di Jakarta pada Rabu, (25/1).

Ketum DPP Bapera mengatakan, Cerita Indonesia dengan N250 nya pak Habibie yang akan menjadi raja pesawat kelas dunia dengan 17.000 pulau adalah kekuatan negeri rayuan pulau kelapa.

kekuatan udara yang cocok adalah pesawat berbadan kecil dengan kapasitas penumpang hingga 100 orang dan N250 itu yang paling cocok karena hanya memerlukan landasan pendek, ucapnya. 

Fahd menambahkan, akan tetapi semua itu tinggal cerita, mimpi itu dimatikan IMF atas sebuah serangan Currency warfare yang dilakukan oleh IMF memakai proxy tangan George soros di tahun 1997-1998. 

Soros itu proxynya Amerika untuk memukul Indonesia dengan Currency Warfare dari rupiah 2.500 mendadak menjadi 15.000 dalam waktu sekian bulan dan itu semua adalah by design agar Indonesia tunduk dan patuh kepada Amerika.

Mantan Ketum PP – AMPG ini menegaskan, Sebuah pesawat fly by wired adalah adalah maha karya anak bangsa untuk penerbangan dunia, pak Habibie melihat bahwa dengan 17.000 pulau di Indonesia membuat kesetaraan maka semuanya harus terkoneksi. 

Maka untuk menyambung pulau satu dengan lainnya untuk transportasi dan distribusi. Pesawat berbaling baling dengan mesin turbo prop yang hanya memerlukan landasan pendek, murah, irit biaya adalah solusinya. 

Hanya menyambungkan semua jalur maka kesetaraan akan terjadi di Indonesia.

Disambungkan menggunakan pesawat N250 dan serial pesawat karya anak bangsa lainnya. 

Namun hingga saat ini produksi massal ini terjadi, impian sudah 30 tahun lebih dan tidak pernah dimulai, diabaikan, tidak dilanjutkan, dipersulit dan tidak dibantu, ungkapnya. 

Mantan ketum DPP KNPI ini menambahkan, Jujur hari ini kita masih takut dengan hegemoni negara negara kuat, impian menguasai dirgantara dipatahkan IMF hingga saat ini tidak ada yang berani menerobosnya. 

IMF membatasi gerak Indonesia untuk jadi raja udara di negeri sendiri. 

Empat Presiden setelah Habibie juga tidak menganggap karya anak bangsa untuk produksi massal pesawat tersebut dan dijadikan flagship armada Nasional belum mampu dilakukan. 

Hingga detik ini negeri yang dahulu bernama Nusantara masih mimpi dan jauh yang faham akan kekuatan nasional berbasis dirgantara sebagai alat angkut penyeimbang transportasi laut, dimana transportasi laut digunakan sebagai pembawa cargo dan barang berat ke seluruh pelosok pulau Indonesia dan transportasi udara untuk angkut manusia dan dokumen adalah tercepat.

Kita bertanya lagi, ada apa dengan Indonesia atas kekuasaan dirgantara kok tidak dilanjutkan oleh kita sekarang? 

Almarhum Bapak BJ Habibie pola pikirnya strategis, beliau mengerti industry mana yang prioritas harus dimajukan agar bangsa ini mampu berdikari dalam menghadapi tantangan untuk masa depan, pengembangan SDM adalah Aset yang tidak terlihat guna memajukan ekonomi Indonesia berbasis ilmu pengetahuan, tutupnya Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar. 

Penulis: ASW

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »