BENTENGSUMBAR.COM - Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio atau Hensat menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkesan 'baperan' jika hanya me-reshuffle menteri dari Partai NasDem.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek menilai justru Jokowi mengevaluasi menteri berdasarkan kinerja menteri.
"Baperan dari mana? Presiden Jokowi dalam melakukan evaluasi terhadap kabinetnya, pengalaman yang ada selalu berdasarkan kinerja. Meskipun koalisi di partai politik tidak ada jaminan menteri kami itu akan langgeng kalau kinerjanya tidak bagus," kata Awiek saat dihubungi, Jumat (6/1/2023).
Awiek menyebut tak hanya PPP yang berpandangan demikian, menteri dari partai lain pun bisa diganti jika dinilai tak menunjukkan performa bagus.
Terlebih, menurut Awiek, urusan reshuffle merupakan hal prerogatif Presiden Jokowi.
"Jadi nggak ada yang soal baper-baperan itu, nggak ada. Kalau kinerjanya nggak bagus ngapain dipertahankan gitu. Dan itu semuanya hak prerogatif dari Presiden Jokowi atas nama konstitusi," lanjutnya.
"Kalau ternyata beliau sudah melihat bahwa kabinet ini a, b, c, d itu tidak performa harus diganti. Ya itu tidak mendengarkan suara pengamat, suara partai saja bisa beliau abaikan atas nama konstitusi, apalagi suara-suara dari luar. Makannya baperan dari hal apa?," sambung Awiek.
Hensat sebelumnya menyampaikan analisisnya soal wacana reshuffle kabinet yang disebut-sebut akan menggeser pos menteri-menteri NasDem.
Hensat menilai Presiden Jokowi akan dikesankan publik 'baperan' jika benar langkah tersebut dilakukan.
"Reshuffle, bila terjadi, menjadi penilaian tersendiri bagi publik di jelang masa akhirnya sebagai Presiden RI. Bila hanya NasDem (1 atau 2 atau semua) yang kena reshuffle maka ada 3 opsi kemungkinan penilaian publik," ujar Hensat mengawali analisisnya, Kamis (5/1).
Hensat mengatakan penilaian publik terhadap Jokowi akan tak bagus jika me-reshuffle menteri-menteri NasDem dekat-dekat ini.
Sebabnya, persepsi publik akan lekat dengan suka atau tidaknya Jokowi ke menterinya, bukan berdasarkan kinerja.
"Presiden Jokowi dinilai baperan karena melakukan reshuffle mengikuti perasaan suka atau tidak suka bukan kinerja, sebab yang mengangkat menteri ya Presiden," katanya.
Hensat lalu menyinggung keputusan NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capresnya di Pemilu 2024.
Menurut Hensat, Jokowi menzalimi NasDem lantaran dianggap berseberangan dengannya.
"Presiden menzalimi NasDem karena NasDem dianggap berseberangan dengan Presiden karena mencalonkan Anies Baswedan sebagai bacapres. Padahal ini hanyalah ritual politik 5 tahunan belaka. Lagipula, saat proses pencapresan di 2014, Anies adalah bagian penting kampanye Jokowi," kata dia.
"Semakin tercitrakan bahwa Presiden menjalankan roda pemerintahan sedang sistem menakut-nakuti kawan politik dan lawan politik. Bila berseberangan maka dipecat, padahal dalam demokrasi berbeda itu biasa. Dan ini bisa berimbas hilangnya penghormatan dari lawan dan kawan politik pada sosok Jokowi," imbuh dia.
Sumber: detikcom
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »