Ketum DPP BAPERA: Bangun Narasi Baik Jangan Hanya di Ruang Digital, Harus Diwujudkan di Dunia Nyata

BENTENGSUMBAR.COM – Saat ini dunia masuk era digitalisasi, sudah banyak merubah hampir seluruh sendi kehidupan, dari hal kecil sampai besar berpindah ke dunia digital, tantangan kedepan adalah soal perubahan prilaku yang harus di respon secara bijak, ucapnya di Jakarta pada Senin, (¾).

Ketum DPP BAPERA mengatakan, “jangan bohongi publik dengan Narasi akan tetapi harus di imbangi relasi dan reputasi. Sekali anda membohongi publik maka sulit untuk dipercaya dan itu yang dinamakan Reputasi”.

Artinya Apa dalam membangun relasi dan narasi itu pada ujungnya adalah bagaimana memperkuat reputasi. 

Dalam kultur lokal negeri ini, sikap semacam itu bisa bercermin pada filosofi hidup orang bugis, “Duduki kedudukanmu, tempati tempatmu”. 

Filosofi ini bermakna mengambil sesuatu dari tempatnya dan menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Narasi di era digital 
Mantan Ketum DPP KNPI menambahkan, Di era digital, “hubungan Narasi dan Relasi ini kadang kala tidak mudah untuk berselaras. Kerap kali ditemui, persona-persona yang terlihat ramah, peduli atau humanis saat berkomunikasi di ruang virtual ternyata tidak seindah ketika sudah berinteraksi dalam kehidupan nyata mereka.

Semua perilaku itu sesungguhnya tak lepas dari sifat dasar manusia yang selalu ingin terlihat baik. Naluri dasar itulah yang kemudian tersalurkan melalui beragam platform digital melalui akun sosial media.

Dari sanalah kemudian lahir candu beraktivitas di dunia digital. Candu itu pada akhirnya melumpuhkan kreativitas kebaikannya di dunia nyata. 

Kelumpuhan ini semakin bertambah akut ketika pola komunikasi yang dibangun itu hanya sebatas mengejar trending atau percakapan yang tinggi di dunia digital saja tapi menjadi acuh dalam kehidupan nyata. 

Tantangan perubahan perilaku inilah yang harus direspons secara bijak. Membangun narasi baik itu tentunya tak hanya cukup dalam ruang digital saja. 

Jauh lebih mendasar bagaimana kebaikan narasi itu bisa diwujudkan juga dalam implementasi kehidupan nyata, yang kelak bisa dilihat, disentuh atau juga dirasakan manfaatnya. 

Untuk memulainya tentu saja harus dengan memotivasi diri untuk tidak membohongi publik. 

Perlu di catat bahwa reputasi baik itu pada akhirnya melahirkan monumen-monumen kebaikan dalam bentuk narasi positif yang diperkuat oleh relasi yang baik dalam kehidupan nyata. 

Monumen-monumen inilah yang harusnya didorong untuk memperkuat reputasi para tokoh publik maupun lembaga. 

Sebaliknya, kerja-kerja nyata dalam kebaikan sudah selayaknya untuk di narasikan secara sepatutnya. 

"Tentunya, mengabarkan kerja-kerja baik itu diniatkan sebagai wujud investasi untuk melahirkan generasi tanpa hipokrasi yang hanya gemar bernarasi baik tapi miskin relasi," tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar. (ASW)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »