Yusril Ihza Mahendra sebagai Jalan Tengah Prabowo untuk KIM, Pangi Syarwi Beberkan Analisisnya

Yusril Ihza Mahendra sebagai Jalan Tengah Prabowo untuk KIM, Pangi Syarwi Beberkan Analisisnya
Yusril Ihza Mahendra akan sangat cukup membantu Prabowo dalam melanjutkan agenda penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. 
BENTENGSUMBAR.COM
  -  Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan bahwa Koalisi Indonesia Maju (KIM) menghadapi tantangan serius dalam menentukan bakal calon wakil presiden.  

Kerumitan dalam menentukan calon wakil presiden ini disebabkan oleh kuatnya tarik-menarik kepentingan antara sesama anggota koalisi.  

"Di tengah situasi ini, nama Yusril Ihza Mahendra dianggap sebagai sosok yang layak dipertimbangkan sebagai jalan tengah untuk mengakomodir berbagai kepentingan dan memperkuat bagunan koalisi Indonesia Maju," sebut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.  

Argumentasi ini setidaknya didukung dengan beberapa alasan logis yang bisa dipertimbangkan para pengambil kebijakan di internal Koalisi Indonesia Maju.  

Yusril Ihza Mahendra dengan pengalaman panjang dalam pemerintahan dan keahlian di bidang hukum dan pakar tata negara, memiliki modal yang sangat berharga dalam menjawab tantangan pemerintahan ke depan.  

Lemahnya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi merupakan pekerjaan rumah yang masih tersisa dari pemerintahan saat ini, sebagaimana tercermin dalam data survei Voxpol Center Research and Consulting.  

"Data Voxpol Center Bulan Agustus 2023 menunjukkan bahwa 62,6% dari publik Indonesia menilai bahwa pemerintahan saat ini cenderung dianggap tidak lepas dari praktik-praktik korupsi," imbuh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. 

Lebih lanjut, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, publik juga memberikan penilaian buruk terhadap kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi, dimana 46,5% menganggapnya rendah.  Secara umum, 44,3% publik memberikan penilaian yang juga rendah terhadap kinerja pemerintah dalam penegakan hukum.  

Dalam konteks ini, Yusril Ihza Mahendra menjadi semakin relevan dan sangat dibutuhkan untuk mengatasi problem pekerjaan tersisa masalah penegakan hukum dan agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.  

"Data Voxpol juga menunjukkan bahwa hanya sebesar 40,9 persen penilain publik  yang menganggap kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi sudah bekerja dengan sangat baik atau baik," ujar Pangi Syarwi Chaniago.  

Dengan demikian, menurut pandangannya, Yusril Ihza Mahendra akan sangat cukup membantu Prabowo dalam melanjutkan agenda penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. 

"Saya rasa Prabowo-Yusril akan menjadi pasangan yang saling melengkapi, paket komplementer di mana Prabowo akan lebih fokus kepada persoalan pertahanan dan keamanan serta  persoalan hubungan luar negeri," ujarnya.  

Sementara Yusril bisa fokus terkait upaya pemerintah dalam melanjutkan agenda penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, dengan segudang pengalaman dan jam terbang yang dimiliki Yusril. 

Meneruskan dan mewujudkan  pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi dalam rangka meningkatkan  kinerja dan kepuasan publik (approval rating). Keahliannya dalam bidang hukum dan tata negara menjadi nilai plus yang tak terbantahkan.

Pengalaman panjangnya dalam pemerintahan, yang mencakup berbagai jabatan strategis, memberikan wawasan yang mendalam tentang kompleksitas sistem pemerintahan.  

"Kombinasi ini memberinya wawasan yang mendalam tentang isu-isu yang penting bagi masyarakat Indonesia dalam menjawab tantangan pemerintahan di masa depan," ujarnya.    

Kedua, katanya, Yusril Ihza Mahendra adalah sosok senior dalam dunia politik dan pemerintahan yang telah mencapai prestasi gemilang dan menjaga reputasinya bersih selama bertahun-tahun.  Saat isu korupsi menjadi fokus utama perhatian masyarakat Indonesia, memiliki pemimpin yang dapat diandalkan dalam hal integritas adalah suatu keharusan.  

Yusril telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang dapat diandalkan dengan catatan prestasi yang membanggakan.  "Ini adalah faktor penting yang membuatnya menjadi pilihan menarik bagi berbagai segmen pemilih," bebernya. 

Oleh karena itu, Yusril Ihza Mahendra adalah pilihan yang sangat menarik berkat integritasnya sebagai tokoh senior yang terbukti bersih dan bebas dari praktek korupsi, serta rekam jejak karier cemerlangnya.

"Yusril memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam pemerintahan Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan data Voxpol Center  dalam survei yang sama dimana 54,2% pemilih menginginkan calon pemimpin yang jujur, bersih dan bebas dari korupsi, tentu ini menjadi poin tambahan yang membuat sosok Yusri layak untuk dipertimbangkan," tegasnya. 

Ketiga, Yusril Ihza Mahendra sebagai solusi yang berpotensi meraih dukungan luas dari berbagai segmen pemilih, khususnya pemilih muslim moderat. 

Yusril Ihza Mahendra dikenal dengan sikap moderatnya, dalam situasi politik yang semakin kompleks sikap moderat adalah elemen lem perekat yang sangat penting untuk meraih dukungan dari berbagai segmen pemilih.

"Pemilih muslim moderat merupakan kekuatan besar di Indonesia dan Yusril dengan pandangan moderatnya memiliki potensi untuk memenangkan hati dan simpati dukungan dari segmen pemilih ini," beber Pangi Syarwi Chaniago. 

Pangi Syarwi Chaniago juga katakan, sikapnya moderat ini menjadikan Yusril sebagai pemimpin yang bisa mengemban tugas-tugas penting dalam iklim politik yang kompleks dan beragam.  

Keempat, sebuah aspek penting yang juga perlu dipertimbangkan adalah perlindungan hukum yang mungkin diperlukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah ia tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yusril Ihza Mahendra menjadi opsi yang layak dipertimbangkan dalam hal ini. 

"Dengan latar belakangnya yang kuat dalam bidang hukum dan tata negara, serta pengalamannya dalam beberapa pemerintahan sebelumnya, Yusril dapat menjadi “perisai hukum” yang efektif bagi mantan presiden untuk mengakhiri pemerintahannya dengan “soft landing” dan khusnul khotimah dalam karir politiknya," pungkas Pangi Syarwi Chaniago. 

Kelima, temuan riset Voxpol alasan pemilih di dalam memutuskan pilihan cawapres sangat signifikan pengaruhnya ditentukan figur kandidat calon wakil presiden sebesar 67,6 persen, sementara pengaruh partai politik pengusungnya hanya sebesar 6,8 persen. 

"Itu artinya pemilih lebih cenderung tertarik pada kapasitas  figur/ketokohan kandidasi, ketimbang partai politik pengusungnya," kata Pangi Syarwi Chaniago. 

Dari data di atas, Yusril bisa saja nanti mundur dari ketua umum PBB agar bisa menjadi tokoh netral, tanpa sekat, lebih luwes dan leluasa bergerak menjadi bagian representasi yang berdiri di atas semua kelompok, golongan dan kepentingan partai manapun.  

Oleh karena itu, figur Yusril Ihza Mahendra saya pikir adalah sosok yang punya kans menjadi cawapres pendamping Prabowo. Tantangan Indonesia kedepannya saya rasa  cukup berat, dibutuhkan cawapres yang mampu mengatasi persoalan dan masalah-masalah  di atas.  

Adapun Survei voxpol ini menggunakan metodologi riset quantitative research Systemic random sampling dengan primary sampling unit (PSU) TPS. Sampling Frame; a) Seluruh TPS Pemilu 2024. b) Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024. 

Pengumpulan Data Wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur dengan teknik face-to-face interview. 

Berdasarkan rumus perhitungan besar sampel dengan menggunakan level of significancy α=5%, margin of error pada level 2.83 % dan control response rate sebesar  95% dibutuhkan minimum ukuran sampel sebanyak 1.200 responden.

Sumber: tvOne

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »