HAMAS Gelar Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar: Setitik Nur

HAMAS Gelar Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar: Setitik Nur
Himpunan Media Sumbar (HAMAS) menggelar peringatan 20 tahun wafatnya Hamid Jabbar, penyair Indonesia asal Ranah Minang, Rabu, 29 Mei 2024, bertempat di Daima Hotel.

BENTENGSUMBAR.COM - Himpunan Media Sumbar (HAMAS) menggelar peringatan 20 tahun wafatnya Hamid Jabbar, penyair Indonesia asal Ranah Minang, Rabu, 29 Mei 2024, bertempat di Daima Hotel.

Kegiatan yang dihadiri oleh tokoh Sumbar Surya Tri Harto, Wakil Walikota Padang 2023-2024 H. Ekos Albar, para seniman, penyair dan wartawan dari beragam latar belakang.

Isa Kurniawan dari HAMAS bercerita panjang lebar alasan diangkatnya acara tersebut. Ia pun mengajak hadirin untuk menghadiahkan Alfatihah untuk Hamid Jabbar.

"Hamid Jabbar adalah seorang penyair Ranah Minang yang wafat saat membacakan puisi di acara Dies Natalis Universitas Islam Indonesia pada 2004 lalu. Tahun ini, 20 tahun sudah wafatnya, mari kita hadiahkan Alfatihah kepada beliau," ajak Isa.

"Berawal dari acara Papa, Buya Mas'uda Abidin mengatakan dia punya adik seorang penyair. Lantas saya cari informasi, ternyata benar, Ranah Minang punya penyair nasional yang patut kita banggakan," ungkapnya.

"Ini adalah melandasi kita mengangkat acara ini. Semoga karya-karya Hamid Jabar dapat selalu kita lestarikan dan kita nikmati. Kami menyampaikan terimakasih kepada Bapak Surya Tri Harto dan H Ekos Albar yang mensuport terlaksananya acara ini," cakapnya.

Acara tersebut diisi dengan materi tausiyah & doa, 0rasi/prolog, testimony speech, achievement Award dan parade baca puisi.

Pinto Janir merupakan penyair pertama yang tampil dengan membawakan karya Hammid Jabbar dengan judul "Wajah Kita" pada acara tersebut.

Diiringi musik, penampilan Pinto Janir memukau hadirin yang hadir dan sesekali tertawa melihat dengan sindiran-sindiran halus dari syair yang dibacakan.

Dr. Andria Catri Tamsin, M. Pd., sastrawan dan dosen UNP dalam orasinya mengupas Puisi "Setitik Nur".

Menurutnya sajak "Setitik Nur" berbicara tentang hakikat manusia. 

Puisi "Setitik Nur" karya Hamid Jabbar adalah sebuah perjalanan spiritual dan reflektif yang menggambarkan pencarian makna hidup dan hubungan manusia dengan Tuhan.

"Nur" dalam tradisi Islam melambangkan cahaya ilahi atau kehadiran Tuhan. 

Dalam puisi ini, "setitik nur" merupakan metafora bagi kesadaran spiritual atau pemahaman yang mendalam akan keberadaan Tuhan dalam hidup manusia.

Puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual seorang individu yang lahir ke dunia sebagai "setitik nur" dari Tuhan. 

Perjalanan ini tercermin melalui pengalaman hidup yang penuh tanda tanya dan harapan, serta pencarian akan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial.

Disamping sastrawan dan budayawan, juga hadir pihak keluarga Hamid Jabbar, yaitu Buya Mas'ud Abidin, mahasiwa Unand, pengiat seni, dan undangan lainnya. (*)

Pewarta: Zamri Yahya

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »