Jadi PNS Tinggal Mimpi, Guru Honorer SD Ini Ditangkap Polisi atas Dugaan Lecehkan Murid Sendiri, Terancam Hukuman 15 Tahun

Kasus ini terbongkar setelah orang tua murid melaporkan bahwa anaknya menjadi korban pelecehan seksual oleh guru Bahasa Inggris di toilet sekolah.

BENTENGSUMBAR.COM - Kasus pelecehan seksual yang mencoreng dunia pendidikan di Samarinda kembali terjadi.

Hampir bertepatan waktunya dengan kejadian di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Samarinda Utara. 

Kasus yang serupa juga terjadi di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kawasan Samarinda Ilir.

Kasus ini terbongkar setelah orang tua murid melaporkan bahwa anaknya menjadi korban pelecehan seksual oleh guru Bahasa Inggris di toilet sekolah.

Kapolresta Samarinda, Kombes Hendri Umar membeberkan pelaku berinisial MS (25), Dari penyelidikan yang didapat atas laporan keluarga korban, kejadian hal yang tidak senonoh itu terjadi saat jam pembelajaran berlangsung.

“Saat jam belajar, korban izin untuk buang air kecil, lalu pelaku mengikuti korban, ketika tiba di depan kamar mandi sekolah, pelaku langsung memaksa korban masuk ke kamar mandi dan melakukan pelecehan, selanjutnya, korban berteriak meminta tolong, sehingga diketahui teman korban lainnya,” jelas Hendri.

Diungkapkan, MS melakukan pelecehan seksual terhadap 3 sampai 4 Korban lainnya dengan perlakuan yang sama.

MS tak hanya melakukan aksinya di kamar mandi sekolah, namun ia juga melakukan melalui Pesan Direct Message (DM) pada Instagram dari pelaku kepada beberapa murid yang menjadi targetnya.

“Motifnya sama dengan kejadian di SD yang ada di Samarinda Utara, pelaku tertarik melihat anak anak sehingga memicu hawa nafsu dan menganggapnya sebagai wanita dewasa, sehingga dia berani berbuat seperti itu,” ungkap Hendri.

MS ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Undang-undang Perlindungan Anak, dan terancam hukuman pidana 15 tahun karena perbuatan dilakukan berulang dan tersangka juga sebagai tenaga pengajar.

“Kedua tersangka guru honorer di Samarinda Utara dan Samarinda Ilir sudah dinonaktifkan, tidak lagi sebagai honorer guru di Samarinda,” tutup Kapolresta Samarinda. (*)

Sumber: Jurnalborneo

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News