Mahfud MD: Menutup-nutupi Kondisi Ini Kurang Sehat

Mahfud MD: Menutup-nutupi Kondisi Ini Kurang Sehat
Pakar hukum tata negara Mahfud MD mengingatkan, jurnalis adalah profesi yang sangat dihormati. Apalagi Indonesia menganut demokrasi. Karenanya, pers yang melakukan kritik dengan objektif tak perlu diteror.
BENTENGSUMBAR.COM
- Usai dikirim paket potongan kepala babi, jurnalis dan kantor redaksi Tempo kembali mendapatkan kiriman kotak berisi bangkai tikus dengan kepala terpenggal.

Pakar hukum tata negara Mahfud MD mengingatkan, jurnalis adalah profesi yang sangat dihormati. Apalagi Indonesia menganut demokrasi. Karenanya, pers yang melakukan kritik dengan objektif tak perlu diteror.

"Ini teror terhadap profesi yang sangat dihormati oleh kita yang menganut negara demokrasi. Kita kan butuh kalau bisa semua media itu bersikap kritis, positif dan objektif," kata Mahfud dalam kanal YouTube Terus Terang, Selasa (25/03/2025).

Sebaliknya, Pemerintah dan negara justru butuh media. Apalagi kritik yang disampaikan pers pasti tak bermaksud untuk mengganggu jalannya Pemerintahan.

"Kritik justru menjadi pembanding bagi Pemerintah dan masyarakat. Sehingga ada kontrol terhadap kebijakan, program, maupun kerja-kerja Pemerintah," ujar mantan Menteri Koordinator Bidang politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) ini.

Dikatakan, peran pers masih sangat dibutuhkan. Apalagi, belakangan banyak hal terjadi di masyarakat, tidak tergambar di pemberitaan. Seperti masifnya perlawanan penolakan UU TNI di berbagai kota.

Masyarakat, lanjut Mahfud, mengetahui hanya dari media sosial, orang ke orang, dan tentu kondisi ini tidak sehat.

"Menutup-nutupi kondisi ini kurang sehat. Semua itu perlu diberitakan, tapi bukan untuk memprovokasi. Ingat, proses yang berlangsung diam-diam amat membahayakan apalagi sembari melemahkan posisi pers," ingatnya.

"Tidak ada yang salah kerja medianya, yang salah yang meneror. Saya berharap, media tetap gagah dan aparat aktif mencari pelaku teror kepada Tempo," harapnya.

Seperti diketahui, Rabu (19/3/2025), paket dibungkus kotak kardus dilapisi styrofoam ditujukan kepada Francisca Christy Rosana (Cica), wartawan Desk Politik Tempo. Isinya kepala babi tanpa kuping.

Paket dikirim ke ke kantor Grup Tempo di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan. Infonya, pembawa paket naik sepeda motor matic putih. Berjaket hitam dan celana jeans, pakai helm ojek online.

Sabtu (22/3/2025), Tempo kembali mendapat teror. Seorang melemparkan kardus berisi enam ekor bangkai tikus, yang kepalanya terpenggal. Kardus dibungkus kertas kado berisi tikus, ditemukan petugas kebersihan Tempo.

Senada, aktivis 98 yang kini jadi Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menyatakan, teror ini mengancam pers sekaligus demokrasi.

Teror seperti ini harus dilawan, tak boleh dibiarkan. Aparat penegak hukum kudu segera mengungkap siapa pelaku teror ini.

"Saya mengutuk pelaku teror terhadap Majalah Tempo. Saya tidak pernah setuju cara-cara biadab seperti itu," tegas Noel, sapaan karib Immanuel Ebenezer kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, Minggu (23/3/2025).

Noel menegaskan, pers nasional telah bersusah payah turut membangun demokrasi di Indonesia. Dalam semua sequence perjuangan demokrasi nasional, pers sebagai dilar demokrasi keempat, selalu menjadi katalisator perubahan.

Di lain sisi, ditegaskan Noel, Pemerintahan Prabowo-Gibran, selalu terbuka terhadap kritik. Pemerintah selalu bersikap demokratis terhadap semua masukan. Dia berharap, aparat dapat segera mengungkap kasus ini.

Dia yakin, dengan rekaman CCTV, teknologi face recognition Polri, pelaku teror dapat terungkap. Dikatakan, pelaku tak boleh hanya dimaafkan, tetapi harus diseret ke meja hijau.

Kata Noel, teror kepada wartawan Grup Tempo sudah menggemparkan demokrasi, dan hal ini pasti ditulis besar-besar oleh pers nasional dan luar negeri. (*)

Sumber: RM.ID 

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »