Braditi Moulevey Rajo Mudo, Ketua DPW IKM Jakarta yang akrab disapa Levi, mengungkapkan bahwa turnamen ini telah mencapai kapasitas maksimal dengan 160 peserta. |
Ajang bergengsi ini tidak hanya memperebutkan piala bergilir Menteri Kebudayaan RI, tetapi juga menjadi momentum penting bagi silaturahmi perantau Minang dari berbagai penjuru Nusantara.
Braditi Moulevey Rajo Mudo, Ketua DPW IKM Jakarta yang akrab disapa Levi, mengungkapkan bahwa turnamen ini telah mencapai kapasitas maksimal dengan 160 peserta.
"Ada 160 orang peserta, dan itu sudah maksimal. Masih banyak juga yang mendaftar, tapi karena keterbatasan jumlah peserta, jadi kita belum bisa menerimanya. Dan alhamdulillah, bisa dikatakan acara hari ini cukup sukses," kata Levi.
Peserta turnamen tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga dari berbagai wilayah seperti Padang, Jawa Timur (Jatim), hingga Pulau Kalimantan.
Keberagaman asal peserta ini mencerminkan luasnya diaspora masyarakat Minangkabau di Indonesia.
Menurut Braditi, turnamen ini memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar kompetisi olahraga.
"Ini juga bukan hanya olahraga, tapi juga ajang silaturahmi, bisa berkumpul, bisa saling tukar informasi. Saya rasa ini merupakan momen atau olahraga yang pas untuk kita adakan," katanya.
Salah satu daya tarik utama turnamen ini adalah penampilan Kesenian Irama Minang (KIM) yang berhasil memukau para peserta.
KIM sebagai warisan budaya Minangkabau menambah nilai kultural pada acara tersebut dan menjadi magnet bagi para perantau Minang untuk berpartisipasi.
"KIM merupakan tradisi Minang, di mana biasanya setiap ada acara, orang Minang itu ada bikin acara kesenian Minang itu. KIM ini merupakan suatu budaya yang harus kita lestarikan. Jadi itu yang bisa menjadi daya tarik bagi seluruh peserta," tambah Levi.
Dukungan Menteri Kebudayaan
Kehadiran Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, semakin memeriahkan turnamen tersebut.
Fadli menyatakan dukungan penuhnya terhadap kegiatan yang dinilainya sangat positif karena mengintegrasikan elemen olahraga dengan pelestarian budaya.
"Kegiatan ini adalah kegiatan tentu saja yang sangat positif, dan kami sangat mendukung karena juga ditambah dengan beberapa kegiatan budaya khususnya dalam hal ini ada permainan-permainan budaya yang merupakan juga warisan budaya dari ranah minang seperti KIM," ungkap Fadli Zon di lokasi yang sama.
Menteri Kebudayaan juga menekankan nilai edukasi dan pelestarian pengetahuan yang terkandung dalam KIM.
"Permainan KIM ini sebenarnya sarat dengan pengetahuan karena di dalam permainan itu ada informasi-informasi, ada literasi, ada edukasi, ada peristiwa-peristiwa sejarah dan lain-lain yang dimainkan secara menarik dengan musik," paparnya.
Wadah Pemersatu Perantau Minang
Turnamen Golf IKM 2025 ini menandai tonggak penting bagi organisasi IKM yang kini telah berkembang hampir di seluruh Indonesia.
Fadli Zon mengapresiasi perkembangan tersebut sebagai bentuk nyata semangat persatuan masyarakat Minang di perantauan.
"Ini baru pertama kali saya kira didirikan, menyatukan seluruh warga minang yang ada di perantauan khususnya dari Aceh sampai Papua, dan hampir sekarang ini terbentuk di seluruh provinsi sudah lebih dari 30 provinsi dan sebagian besar kabupaten, kota bahkan sudah ke tingkat kecamatan," ujar Fadli.
Menurut Fadli, IKM tidak hanya berfungsi sebagai wadah silaturahmi tetapi juga sebagai jaringan yang memungkinkan para perantau Minang untuk saling mengenal, bekerjasama, dan membangun networking yang kuat.
Lebih dari itu, IKM juga berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar di manapun mereka berada.
"Selain itu juga selalu bermanfaat bagi warga sekitar, bagi warga lokal dan selalu berpadu, bersatu dengan warga dimanapun para perantau ini ada. Jadi dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung," tutupnya, mengutip pepatah Minang yang terkenal. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »