Presiden Prancis Emmanuel Macron menyuarakan ketakutannya jika Iran nekat keluar dari Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir (NPT). (Kolase Foto). |
Dia lantas mendesak masyarakat internasional bertindak untuk mencegah Iran meninggalkan NPT.
Beberapa politisi Iran telah mengancam untuk mendorong negaranya menarik diri dari NPT sebagai balasan atas serangan Amerika Serikat (AS) dan Israel baru-baru ini terhadap beberapa situs nuklir negara itu.
Meskipun Macron berpendapat bahwa serangan AS "benar-benar efektif", dia memperingatkan bahwa "skenario terburuk" adalah Iran keluar dari perjanjian pengendalian senjata yang penting tersebut.
"Yang terburuk adalah konsekuensi dari ini adalah keluarnya Iran dari Perjanjian Non-Proliferasi dan oleh karena itu, pada akhirnya, terjadi penyimpangan dan pelemahan kolektif," kata Macron kepada wartawan setelah pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels pada hari Kamis.
"Harapan kami adalah adanya konvergensi pandangan yang sejati, karena tujuannya ...adalah untuk mencegah dimulainya kembali kegiatan proliferasi [Iran]," ujarnya, yang dilansir Russia Today, Jumat (27/6/2025).
Macron mengatakan Prancis berencana untuk mengadakan konsultasi dengan empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya–AS, Inggris, Rusia, dan China–dalam beberapa hari mendatang.
Dia juga mencatat bahwa dirinya telah memberi pengarahan kepada Presiden AS Donald Trump tentang komunikasi terbaru Prancis dengan Teheran, termasuk "dalam beberapa jam terakhir".
Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan akan "sangat disesalkan" jika Iran menarik diri dari NPT.
Abbas Golroo, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Iran, menyatakan pada 22 Juni–hari ketika AS menyerang tiga fasilitas nuklir, termasuk lokasi pengayaan uranium di Fordow–bahwa Iran memiliki “hak hukum untuk menarik diri dari perjanjian tersebut.”
Dia kemudian menambahkan bahwa para anggota Parlemen akan meninjau kembali partisipasi berkelanjutan Iran dalam NPT.
Awal minggu ini, Parlemen Iran memberikan suara untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menuduh badan PBB tersebut gagal mengutuk serangan AS dengan tepat.
Iran, yang menyangkal telah menjalankan program nuklir militer, menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk memperkaya uranium untuk tujuan sipil. (*)
Sumber: SINDONews
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »