Serbu Instagram Prabowo, Netizen Brasil Salahkan Pemerintah Indonesia atas Meninggalnya Juliana di Rinjani

Serbu Instagram Prabowo, Netizen Brasil Salahkan Pemerintah Indonesia atas Meninggalnya Juliana di Rinjani
Netizen Brasil beramai-ramai berkomentar di instagram Prabowo pasca meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana, di Gunung Rinjani, Selasa (24/6).
BENTENGSUMBAR.COM
- Netizen Brasil beramai-ramai berkomentar di instagram Prabowo pasca meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana, di Gunung Rinjani, Selasa (24/6).

Beberapa netizen Brasil menyalahkan Pemerintah Indonesia yang dinilai tidak mampu menyelamatkan atau mengevakuasi Juliana yang terperosok di kedalaman 600 meter saat hendak memuncaki Rinjani.

Akun @marcia_elisab megaku sedih melihat nyawa Juliana tak bisa diselamatkan akibat evakuasi yang begitu lama.

"Sangat menyedihkan melihat penyelamatan Juliana begitu lama...Terasa menyakitkan seolah-olah nyawanya tidak dihargai di negara kalian. Semoga tidak ada lagi perempuan yang dilupakan seperti itu, di mana pun di dunia ini," tulisnya.

Senada dengan itu, Akun instagram @amanda_costa 7010 menulis jika pihaknya meminta keadilan. "Kami meminta keadilan untuk Juliana" tulisnya.

Namun ada juga netizen Brasil yang berkomentar bijaksana atas kejadian ini.

Misalnya akun @u.p.t.e.auei dia meminta maaf atas pesan-pesan agresif yang menyalahkan Pemerintah Indonesia.

"Bapak Presiden Indonesia yang terhormat, atas nama akal sehat, saya ingin meminta maaf atas pesan-pesan yang agresif dan tidak bermakna yang dikirim oleh warga Brasil.

Sayangnya, apa yang terjadi pada Juliana adalah kecelakaan yang fatal, tetapi dia berusia 27 tahun dan tahu betul apa yang dia lakukan dan risiko yang dia hadapi.

Diketahui juga bahwa jalur tempat terjadinya kecelakaan sangat sulit diakses dan kami yakin bahwa upaya maksimal telah dilakukan oleh tim penyelamat dan pemerintah Indonesia.

Sayangnya, orang Brasil cenderung emosional dan berbicara hanya berdasarkan emosi dan bukan akal sehat.

Indonesia adalah negara yang indah dan sangat dihormati di dunia internasional. Pelukan dari Brasil!" tulisnya.

Sementara netizen Indonesia beberapa ikut mengecam pemerintah namun ada juga yang membela. Akun instagram mrizkyfauzan95 menyebut pemerintah lambat.

"Pemerintah lambat. Birokrasi ribet. Nyelamatin turis asing kecelakaan aja gk bisa. Payah," tulisnya.

Sedangkan akun nur_nongnong_25 menulis "Dear Brazil, Gunung Rinjani adalah gunung tersulit dan tertinggi di Indonesia! Tim kami dievakuasi dan cuaca yang sangat buruk membuat kami sulit!

Jangan salahkan Indonesia, apalagi ngomong kasar! Sebagai pendaki, kita juga harus menjaga diri sendiri, bukan menyalahkan orang lain.

Apalagi bilang kita sudah membunuh. Orang sendiri tumbang, kenapa orang indonesia harus disalahkan?"

Perdebatan sengit antara netizen Brasil dan Indonesia ini cukup panjang memenuhi kolom komentar di salah satu foto Prabowo mencapai 9.161 komentar.

Diketahui operasi pencarian dan pertolongan terhadap JDSP (27), warga negara Brasil yang sebelumnya dilaporkan jatuh di Gunung Rinjani, berakhir dengan kabar duka.

Tim SAR gabungan menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi menerangkan, salah satu personil berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 WITA di datum point. 

"Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban," terang Hariyadi. 

Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personil lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

"Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di Last Known Position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat,segera menyiapkan sistem evakuasi," tambahnya.

Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

Keputusan untuk menunda evakuasi dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas.

Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6) dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

"Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun," ucap Kepala Kantor SAR Mataram saat ditemui di Sembalun.

Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut.

Seluruh tim berharap proses evakuasi yang akan dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana. (*)

Sumber: Lombokpost

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »