Erdogan: Kondisi Buatan Israel di Gaza Lebih Buruk daripada Kamp Nazi

Erdogan: Kondisi Buatan Israel di Gaza Lebih Buruk daripada Kamp Nazi
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Zionis "Israel" karena melakukan genosida di Gaza, menyebut krisis kemanusiaan ini lebih buruk daripada kamp Nazi.
BENTENGSUMBAR.COM
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Zionis "Israel" karena melakukan genosida di Gaza, menyebut krisis kemanusiaan ini lebih buruk daripada kamp Nazi, dan mendesak negara-negara Muslim untuk bertindak. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Zionis "Israel" pada hari Selasa (29/7) melakukan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza, dengan menyatakan bahwa "negara teroris" tersebut telah bertindak dengan brutal kriminal selama 22 bulan terakhir.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev di kompleks kepresidenan di Ankara.

Erdogan menggambarkan kondisi kemanusiaan di Gaza lebih buruk dan lebih brutal daripada yang disaksikan di kamp konsentrasi Nazi. 

Ia menekankan bahwa warga Palestina sedang kelaparan dan kekurangan air di hadapan dunia.

“Situasi kemanusiaan di Gaza sangat buruk,” kata Erdogan. “Anak-anak tak berdosa sekarat karena kelaparan atau karena peluru yang ditembakkan oleh pasukan pendudukan.”

Ia lebih lanjut menekankan bahwa penggunaan kelaparan oleh Zionis "Israel" sebagai senjata merupakan indikasi paling jelas dari kurangnya kemanusiaan mereka.

Erdogan menyerukan kepada semua bangsa dan masyarakat yang berhati nurani, khususnya di dunia Islam, untuk lebih lantang menyuarakan apa yang ia sebut sebagai "kebiadaban Zionis Israel."

"Kami akan terus melakukan segala yang diperlukan dalam hal ini," tegas Erdogan, sambil berharap bahwa mereka yang bertanggung jawab atas genosida di Gaza suatu hari nanti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan sejarah dan hukum.

Netanyahu Ancam Aneksasi Gaza 

Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan sedang mempertimbangkan aneksasi wilayah di Jalur Gaza jika gerakan perlawanan Palestina, Hamas, tidak menerima kesepakatan gencatan senjata sementara, demikian dilaporkan ABC News yang berbasis di AS pada hari Selasa, mengutip sumber anonim yang mengetahui pertimbangan internal tersebut.

"Perdana Menteri Netanyahu sedang mempertimbangkan rencana untuk mencaplok wilayah di Gaza jika Hamas tidak menyetujui rencana gencatan senjata. Ini adalah salah satu dari beberapa opsi," ujar seorang sumber kepada jaringan tersebut.

Hal ini terjadi di tengah negosiasi gencatan senjata tidak langsung yang kembali dilanjutkan antara pendudukan Israel dan Hamas di Doha pada 6 Juli.

Namun, putaran awal perundingan berakhir tanpa terobosan signifikan, menurut laporan media. 

Pada 24 Juli, baik Amerika Serikat maupun pendudukan Israel menarik negosiator mereka dari ibu kota Qatar, dengan alasan bahwa Hamas menunjukkan "kurangnya keinginan" untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang dilanda perang. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »