Hotman Paris akan Laporkan Kasus Pencabulan Empat Anak oleh Pendeta di Blitar ke Prabowo

Hotman Paris akan Laporkan Kasus Pencabulan Empat Anak oleh Pendeta di Blitar ke Prabowo
Pengacara Hotman Paris berencana melaporkan kasus pencabulan terhadap 4 orang anak oleh pendeta di Blitar ke presiden Prabowo Subianto.
BENTENGSUMBAR.COM
- Pengacara Hotman Paris berencana melaporkan kasus pencabulan terhadap 4 orang anak oleh pendeta di Blitar ke presiden Prabowo Subianto.

Tindakan pencabulan tersebut, kata Hotman, terjadi pada rentang 2022 hingga 2024.

"Saya yakin Bapak Prabowo Subianto akan memperhatikan kasus ini dan saya akan laporkan ke Istana nanti," kata dia kepada wartawan di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat, 4 Juli 2025.

Selaku kuasa hukum, Hotman Paris berharap kasus ini agar segera ditindaklanjuti dan terduga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. 

Ia menyebutkan kasus ini telah dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri dan kini ditangani oleh Polda Jawa Timur.

Karena itu, Hotman juga mendesak kepolisian untuk mempercepat penyelesaian perkara ini.

Ayah dari 4 korban tersebut, Tan (56 tahun), merupakan sopir dari terduga pelaku, yaitu KBH (69 tahun), pendeta senior gereja di Blitar. 

Ia mengatakan setelah melaporkan kasus ini ke kepolisian, dirinya banyak mendapatkan tekanan sehingga harus meninggalkan Kota Blitar. Anak-anaknya, kata dia, sampai saat ini tidak bersekolah.

Sebelumnya, kepada Tempo Tan bercerita mereka dikejar dan diintimidasi oleh orang-orang dekat pendeta Gereja JKI Mahanaim Blitar yang mereka laporkan, serta pengurus gereja, agar kasus dugaan pencabulan ini tidak tersebar luas. 

"Sejumlah preman mendatangi sekolah anak-anak saya, mendatangi tempat tinggal kami. Kami merasa takut dan terancam," kata Tan.

Karena ketakutan, Tan dan keempat putrinya bersembunyi dan berpindah-pindah tempat, sekaligus meminta perlindungan dan pertolongan ke berbagai pihak yang bisa membantu mereka. 

"Per September 2024, anak-anak saya sudah tidak sekolah lagi. Tadinya bisa sekolah online, tapi dengan situasi seperti ini tidak memungkinkan untuk sekolah online," kata Tan.

Tan mengakui orang yang ia hadapi adalah seorang pendeta senior yang memiliki pengaruh besar di Blitar.

Namun, Tan bertekad akan terus maju untuk mencari keadilan bagi keempat putrinya yang masih berusia di bawah umur.

Tempo sudah meminta konfirmasi kepada Pendeta Daniel Ki Bagus Hendruyoni yang diduga sebagai pelaku.

Daniel mengaku ia sudah mengetahui telah dilaporkan ke polisi dengan tuduhan tindakan asusila tersebut. 

"Iya, saya sudah tahu," ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 November 2024.

Ketika ditanya apakah benar tuduhan yang dilayangkan kepadanya tersebut, pendeta berusia 67 tahun ini mengatakan, "Saya tanggung semua ini demi anak-anak. Yang dituduhkan tidak seperti itu," ucapnya.

Daniel juga enggan menjelaskan duduk perkara kasus itu dalam versinya sebagai terlapor. 

"Saya kasihan ke anak-anak itu kalau saya berikan klarifikasi, untuk itu saya tidak bersedia meski saya punya keinginan menceritakan dalam versi saya. Tapi kalau saya ceritakan akan memperburuk anak-anak saja," kata Daniel.

Untuk itu, kata Daniel, dia memilih untuk tidak memberikan klarifikasi dan akan menanggung semua ini.

"Saya tanggung semua itu demi anak-anak. Karena kasus seperti ini yang menjadi korban adalah anak-anak. Kalau saya sampaikan yang sebenarnya bukan menjadi baik, tapi malah memperburuk suasana," kata dia. (*)

Sumber: Tempo.co

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »