Diskusi publik yang dihadiri oleh Sejarawan, Dosen sejarah, guru Sejarah, peminat sejarah dan unsur pers termasuk 10 anggota PWI Sumatera Barat di UNP Hotel & Convention Center, Kamis, 31 Juli 2025. |
Demikian disampaikan Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon ketika membuka diskusi publik yang dihadiri oleh Sejarawan, Dosen sejarah, guru Sejarah, peminat sejarah dan unsur pers termasuk 10 anggota PWI Sumatera Barat di UNP Hotel & Convention Center, Kamis, 31 Juli 2025.
Fadli mengatakan penulisan sejarah oleh Kementerian Kebudayaan bertujuan menuliskan kembali narasi sejarah yang belum lengkap agar generasi berikutnya bisa lebih mengenal sejarah dari perspektif Indonesia.
Dikatakannya, penulisan sejarah untuk memperbarui apa yang telah ditulis dan mengisi kekosongan tulisan sejarah sejak 26 tahun terakhir atau sejak era Presiden B.J. Habibie.
Pembaruan ini termasuk mencari temuan data hukum, hingga peninggalan yang bersifat arkeologis untuk menguatkan fakta sejarah.
Dia menyebutkan saat ini proses penulisan sejarah masuk ke tahap uji publik dengan mendengarkan pendapat dan masukan dari profesional, sejarawan, akademisi dari perguruan tinggi, hingga arkeolog dan pemangku kepentingan sejarah lainnya.
Penyusunan Buku Sejarah Indonesia 2025 dikerjakan oleh 112 penulis yang berlatar belakang arkeolog, sejarawan, ahli epigraf, filolog, ahli geografi, akademisi dan peneliti lintas bidang ilmu humaniora dan ilmu sosial dari 34 peguruan tinggi se-Indonesia dan 8 lembaga/organisasi non perguruan tinggi yang juga mencerminkan keterwakilan wilayah dan gender.
Diantara 112 penulis terdapat 9 pakar sejarah asal Sumbar diantaranya Prof Dr. Gusti Asnan, Prof.Dr. Nopriyasman dan DR. Isra M.Hum.
Dari Universitas Negeri Padang (UNP) juga ikut berkontribusi aktif dalam penulisan yaitu Zul Asri, M.Hum sebagai salah satu penulis di jilid 9 dan Prof. Dr. Erniwati S.S., M.Hum, selaku Editor Jilid 9.
Diskusi itu merinci isi buku jilid perjilid sebagai berikut:
- Jilid 1 Akar Peradaban Nusantara
- Jilid 2: Nusantara dalam Jaringan Global: Perjumpaan Budaya dengan India, Tiongkok dan Persia
- Jilid 3: Nusantara dalam Jaringan Global: Asia Barat
- Jilid 4: Interaksi Awal dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
- Jilid 5: Masyarakat Indonesia dan Terbentuknya Negara Kolonial 1800-1900
- Jilid 6: Pergerakan Kebangsaan
- Jilid 7: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
- Jilid 8: Konsolidasi Negara Bangsa: Konflik, Integrasi, dan Kepemimpinan Internasional (1950 - 1965)
- Jilid 9: Pembangunan dan Stabilitas Nasional Era Orde Baru (1967-1998)
- Jilid 10: Dari Reformasi ke Konsolidasi Demokrasi (1998–2024)
Sedangkan para editor setiap jilid adalah:
Editor Jilid 1:
1. Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana, M.Si. (Universitas Indonesia.
2. Prof. Dr. Akin Duli, M.A. (Universitas Hasanuddin)
Editor Jilid 2:
1. Dr. Ninie Susanti Tejowasono, M.Hum. (Universitas Indonesia)
2. Dr. Wanny Rahardjo Wahyudi, M.Hum. (Universitas Indonesia)
Editor Jilid 3:
1. Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M.Hum. (UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta)
2. Prof. Usep Abdul Matin, M.A., M.A., Ph.D. (UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta)
Editor Jilid 4:
1. Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum. (Universitas Indonesia)
2. Zacky Khairul Umam, Ph.D. (Universitas Islam Internasional Indonesia)
Editor Jilid 5:
1. Prof. Dr. Sarkawi B. Husain, M.Hum. (Universitas Airlangga)
2. Prof. Dr. Agus Suwignyo, M.A. (Universitas Gadjah Mada)
Editor Jilid 6:
1. Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum. (Universitas Airlangga)
2. Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan, M.Hum. (Universitas Andalas)
Editor Jilid 7:
1. Prof. Nawiyanto, M.A., Ph.D. (Universitas Jember)
2. Prof. Dr. Endang Susilowati, M.A. (Universitas Diponegoro)
Editor Jilid 8:
1. Nur Aini Setiawati, Ph.D. (Universitas Gadjah Mada)
2. Dr. Mohammad Iskandar, M.Hum. (Universitas Indonesia)
Editor Jilid 9:
1. Prof. Dr. Erniwati, M.Hum. (Universitas Negeri Padang)
2. Dr. Didik Pradjoko, M.Hum. (Universitas Indonesia)
Editor Jilid 10:
1. Dr. Linda Sunarti, M.Hum. (Universitas Indonesia)
2. Dr. Amurwani Dwi Lestariningsih, M.Hum. (Masyarakat Sejarawan Indonesia)
Adapun fokus materi buku yang ditulis oleh masing masing kelompok editor diatas adalah:
Jilid 1 menyajikan fondasi ekologis, antropologis, dan kultural dari sejarah panjang kawasan Nusantara sebelum terjadinya perjumpaan budaya (cultural encounter) dengan pusat peradaban dunia.
Jilid 2, pembahasan jilid ini difokuskan pada penciptaan peradaban yang berlangsung seiring dengan persilangan budaya dengan pusat-pusat peradaban tersebut. Dalam hal ini, Hindu-Buddha menjadi agama dominan, dan sekaligus tampil dengan pranata peradaban semisal aksara, penanggalan, konsep kekuasaan, dan nilai-nilai religius yang terinternalisasi dalam struktur pemerintahan kerajaan-kerajaan berbasis agama tersebut.
Jilid 3 berjudul “Nusantara Dalam Jaringan Global: Asia Barat”, sebagai ekstensi dari proses historis serupa yang dibahas jilid sebelumnya. Jaringan perdagangan maritim berperan sangat sentral, yang membawa kepulauan Nusantara sejak abad ke-7 menjadi simpul utama dalam arus perpindahan orang dan barang (khususnya rempah-rempah) dari Timur Tengah ke “negeri di bawah angin” dan sebaliknya dengan melintasi Samudra Hindia.
Jilid 4 menarasikan awal interaksi Nusantara dengan dunia Barat yang ditandai masuknya Eropa ke dalam jaringan perdagangan di Nusantara, mulai dari Portugis dan Spanyol, disusul Belanda yang sejak 1602 hadir sebagai maskapai dagang VOC, dan bangsa-bangsa Barat lain.
Jilid 5 berjudul “Masyarakat Indonesia dan Terbentuknya Negara Kolonial”, di mana pemerintah Belanda hadir dengan perangkat kekuasaan penuh sebagai negara kolonial berikut imajinasi kesatuan wilayah Hindia Belanda.
Jilid 6 berjudul “Pergerakan Kebangsaan”, mereka yang disebut kaum intelegensia bangkit dengan kesadaran baru kebangsaan di tengah pertumbuhan kota kolonial, kemajuan pendidikan, dan meluasnya media massa. Beragam organisasi pergerakan, baik berbasis ideologi, agama dan etnis, maupun pemuda dan perempuan, tumbuh dan berkembang, menyuarakan aspirasi kemerdekaan dan keadilan.
Jilid 7, masa ini adalah fase krusial perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari 1945 hingga akhir 1949 melalui jalur diplomasi, pertempuran bersenjata, dan konsolidasi pemerintahan.
Jilid 8, bagian ini mengkaji konsolidasi negara-bangsa Indonesia pasca-perang kemerdekaan, suatu periode penting yang ditandai oleh pergulatan untuk membangun tata negara merdeka di tengah dinamika internal dan geopolitik global yang berubah.
Jilid 9 membahas era kepemimpinan Presiden Suharto yang menamainya sebagai pemerintahan Orde Baru, periode konsolidasi kekuasaan negara yang ditandai pembangunan ekonomi, modernisasi kelembagaan, dan stabilitas politik.
Jilid 10 membahas masa reformasi Indonesia pasca-1998 menyusul berakhirnya pemerintahan Orde Baru, yang ditandai bergulirnya demokratisasi dan desentralisasi kekuasaan. Periode ini memuat dinamika reformasi politik, konsolidasi demokrasi, perubahan konstitusi, pemilu multipartai, serta penguatan peran masyarakat sipil. (*)
Pewarta: Zamri Yahya
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »