Sejumlah negara Arab, termasuk Qatar, Arab Saudi, dan Mesir, mengecam Hamas dan menyerukan kelompok itu untuk mengakhiri kekuasaannya di Gaza. |
Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah deklarasi yang ditandatangani oleh 17 negara pada konferensi PBB di New York.
Deklarasi tersebut juga mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil Israel, serta menyandera sekitar 250 orang, dengan 50 orang di antaranya masih ditahan.
“Dalam konteks mengakhiri perang di Gaza, Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina,” bunyi deklarasi itu.
Deklarasi ini merupakan kecaman pertama terhadap Hamas oleh negara-negara Arab.
Pada saat yang sama, deklarasi tersebut juga mengkritik serangan Israel terhadap warga sipil dan infrastruktur di Gaza, yang disebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan serius.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 60.000 warga Palestina tewas sejak serangan balasan Israel, meski angka itu tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Deklarasi New York juga memuat strategi bertahap untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung hampir delapan dekade.
Rencana tersebut mencakup pembentukan negara Palestina yang merdeka, demokratis, dan didemiliterisasi, hidup berdampingan secara damai dengan Israel, serta pembebasan semua sandera.
“Mengakhiri perang di Gaza, membebaskan semua sandera, mengakhiri pendudukan, menolak kekerasan dan teror, serta menjamin keamanan Israel dan Palestina akan memungkinkan normalisasi hubungan dan koeksistensi di kawasan,” demikian isi deklarasi.
Deklarasi ini muncul di tengah laporan kelaparan luas di Gaza akibat blokade Israel yang membatasi akses pangan.
Israel membantah tuduhan itu dan menyatakan telah mengambil langkah untuk mengatasi krisis kemanusiaan.
Jean-Noel Barrot, Menteri Luar Negeri Prancis, menyebut deklarasi ini sebagai bersejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurutnya, negara-negara Arab dan Timur Tengah kini secara terbuka mengutuk Hamas dan mendukung solusi damai jangka panjang.
Namun, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengkritik konferensi yang diikuti sekitar 125 negara itu.
“Ada pihak-pihak yang memerangi teroris, tetapi ada pula yang memilih menutup mata atau bersikap lunak terhadap mereka,” ujarnya.
Sementara juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menyebut konferensi tersebut aksi publisitas yang tidak tepat waktu dan berpotensi memperpanjang konflik.
Konferensi PBB yang awalnya dijadwalkan dua hari diperpanjang hingga Rabu karena pernyataan dari sekitar 50 negara belum disampaikan seluruhnya. (*)
Sumber: BeritaSatu.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »