Presiden Prabowo Subianto geram terhadap praktik pengoplosan beras subsidi yang dijual sebagai beras premium pada acara Harlah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-27 di JCC Senanyan, Jakarta, Rabu (24/7/2025). |
Dalam pidatonya pada acara Harlah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-27 di JCC Senanyan, Jakarta, Rabu (24/7/2025), Prabowo menyebut tindakan itu sebagai perbuatan pidana dan kurang ajar.
Prabowo menyoroti ironi dari rantai subsidi beras yang diberikan negara, namun kemudian dimanfaatkan segelintir pihak untuk mencari keuntungan pribadi.
"Bayangkan ya, beras kita subsidi benih. Kita subsidi pupuk. Pabrik pupuk milik rakyat milik negara. Pestisida disubsidi. Waduk-waduk dibangun oleh uang rakyat. Ya, irigasi-irigasi dibangun oleh uang rakyat. Beras alat-alatnya pakai bahan bakar disubsidi oleh rakyat. Begitu sudah digiling jadi beras, ya, itu paket diganti (jadi premium)," kata Prabowo, dilansir dari Kompas TV.
Prabowo melanjutkan, beras biasa tersebut kemudian dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi setelah dikemas ulang seolah-olah sebagai beras premium.
"Beras yang disubsidi ini, yang ditempel katanya beras premium harganya tambah Rp 5.000-Rp 6.000. Ini menurut saudara benar atau tidak," tanya Prabowo kepada peserta Harlah PKB.
"Tidak," jawab peserta kompak.
"Ini adalah pidana. Ini enggak benar, ini pidana. Yang saya katakan kurang ajar itu. Serakah," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan, potensi kerugian negara akibat perbuatan itu mencapai Rp 100 triliun setiap tahunnya.
"Satu tahun, dengan-dengan permainan ini ya, beras biasa diganti bungkusnya dibilang beras premium, dijual, ini hilang kekayaan kita Rp 100 triliun tiap tahun. Gimana enggak mendidih kita dengar itu," ujar dia.
Presiden menyebut, jika dibiarkan, kerugian bisa mencapai Rp 1.000 triliun dalam 5 tahun, yang seharusnya bisa digunakan untuk memperbaiki layanan publik seperti sekolah dan rumah sakit.
"Jadi, tidak bisa, saya tidak bisa membiarkan hal ini," ujar Kepala Negara.
Prabowo menegaskan telah memberi instruksi kepada Kapolri dan Jaksa Agung untuk menindak tegas pelaku-pelaku yang terlibat. Bahkan, ia memerintahkan untuk melakukan penyitaan.
"Saya sudah beri tugas kepada Kapolri dan jaksa Agung usut, tindak," ujar dia.
Singgung serakahnomics
Dalam pidatonya, Prabowo juga mengangkat Pasal 33 Ayat 2 UUD 1945, menekankan bahwa sektor produksi strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara.
"Saudara-saudara, Pasal 33 Ayat 2 (UUD 1945) ini senjata pamungkas. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Sekarang saya tanya, kalau produksi beras, ini hajat hidup orang banyak atau tidak," tanya Prabowo.
Ia menyindir keras sistem ekonomi yang membuat Indonesia, sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, justru mengalami kelangkaan minyak goreng di dalam negeri.
"Bagaimana Indonesia, produsen minyak goreng produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Terbesar di dunia, kok bisa minyak goreng hilang," kata Prabowo.
"Jadi, saudara. Ini saya sampai cari-cari mazhab business apa, mazhab ekonomi apa ini? Produsen kelapa sawit terbesar di dunia, tapi di negara sendiri, minyak goreng hilang. Ini adalah menurut saya kurang ajar," ujar Prabowo.
Pernyataan itu disambut tawa dan tepuk tangan peserta acara.
"Sampai saya merasa perlu ada istilah baru, ini bukan mazhab neolib atau pasar bebas atau kapitalis, ini mazhab serakahnomics," ujar Prabowo.
"Tolong kawan-kawan kita yang di universitas-di universitas, itu yang pintar-pintar, tolong buka bidang studi serakahnomics," sambung dia. (*)
Sumber: Kompas.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »