Empat dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB mengecam keputusan Israel untuk mencaplok Gaza dalam pertemuan darurat, Minggu (10/8/2025) waktu setempat. |
Keempat negara itu adalah Rusia, China, Inggris, dan Prancis, sementara Amerika Serikat (AS) mendukung tindakan Israel.
Wakil Dubes Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky menyebut keputusan Israel tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional, menunjukkan pengabaian terang-terangan terhadap seruan komunitas internasional.
Bahkan dia juga menuduh Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Sa'ar munafik.
Menurut Polyansky, Sa'ar sebenarnya sudah mengetahui keputusan Kabinet Keamanan Israel saat mengikuti sidang di Dewan Keamanan PBB pada Selasa pekan lalu, 2 hari sebelum keputusan diambil, namun hanya bungkam.
Senada dengan Rusia, Dubes China untuk PBB Fu Cong mendesak Israel untuk menghentikan keputusan berbahaya tersebut segera.
"Gaza adalah milik rakyat Palestina. Gaza merupakan bagian integral dari wilayah Palestina," katanya menegaskan, seperti dikutip dari Anadolu, Senin (11/8/2025).
Setiap tindakan yang berupaya mengubah struktur demografis dan teritorial Palestina, kata dia, harus ditanggapi dengan penolakan dan perlawanan yang maksimal.
Dia juga mendesak Israel untuk memenuhi kewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional dengan membuka pintu perbatasan dan mencabut pembatasan bantuan
Selanjutnya Dubes Inggris James Kariuk mengatakan, keputusan Israel itu merupakan langkah yang keliru.
"Memperluas operasi militer tidak akan mengakhiri konflik. Ini tidak akan menjamin pembebasan para sandera," ujarnya.
Dia menegaskan rencana Israel bukanlah cara untuk menyelesaikan krisis, melainkan justru memperdalam penderitaan rakyat Palestina dan meningkatkan pertumpahan darah.
Karikuk juga mendesak Israel untuk mencabut pembatasan pengiriman bantuan ke Gaza.
Dubes Prancis Jay Dharmadhikari meminta Israel untuk membatalkan keputusan tersebut.
Prancis menentang tegas terhadap rencana apa pun untuk menduduki, mencaplok, dan menghabisi Jalur Gaza.
"Implementasi keputusan pemerintah Israel sama sekali tidak akan berkontribusi pada keamanan Israel dan warganya," kata Dharmadhikari.
Sementara itu Penjabat Wakil Dubes AS untuk PBB Dorothy Shea mendukung hak Israel untuk membela diri.
Dia menyalahkan sikap keras kepala Hamas atas berbagai masalah di kawasan tersebut.
Shea mengklaim Hama menolak untuk menerima gencatan senjata. (*)
Sumber: iNews.id
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »