Wamenlu Sebut Indonesia Setuju Deklarasi New York, Salah Satu Poinnya Hamas Harus Melucuti Senjatanya

Wamenlu Sebut Indonesia Setuju Deklarasi New York, Salah Satu Poinnya Hamas Harus Melucuti Senjatanya
Menurut Wamenlu RI, Arrmanatha Nasir, Indonesia menyetujui keseluruhan poin dari Deklarasi New York, salah satunya Hamas harus melucuti senjatanya.
BENTENGSUMBAR.COM
- Indonesia menjadi salah satu negara yang turut menandatangani Deklarasi New York, yang merupakan hasil konferensi khusus solusi dua negara pada 28 – 30 Juli.

Konferensi yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York ini, diinisiasi oleh Arab Saudi dan Prancis. 

Deklarasi New York terdiri atas 42 poin dengan salah satunya perang harus diakhiri dan Hamas harus melucuti senjatanya. 

Serta tunduk kepada Otoritas Palestina yang akan menjalankan negara Palestina. 

Banyak pihak menyoroti Indonesia yang turut menandatangani deklarasi tersebut, artinya turut menyetujui poin keempat terkait Hamas. 

Namun, menurut Wamenlu RI, Arrmanatha Nasir, Indonesia menyetujui keseluruhan poin dari Deklarasi New York. 

“Ini tidak bisa dilihat piece by piece, tidak bisa dilihat satu poin, itu kan ada sekian banyak poin, itu menjadi satu kesatuan, tentu kalau hanya satu piece (potong-red) kita tidak setuju. Kita harus selesai itu menjadi satu kesatuan, satu outcome (hasil-red) yang holistik, itu yang kita setuju, itu yang kita bahas, dan itu yang disepakati oleh para peserta yang ada di situ,” kata Wamenlu RI yang akrab disapa Tata ini, usai menghadiri penyampaian Pidato Kebijakan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta, di Markas Besar ASEAN, Jakarta, Jumat (1/8/2025), 

Secara khusus, Tata menjelaskan, adanya Deklarasi New York perlu dipahami banyak pihak sebagai sebuah langkah untuk maju. 

Ia menegaskan, dengan adanya deklarasi tersebut diharapkan akses terhadap bantuan kemanusiaan akan dibuka di Jalur Gaza.

“Jadi, sekarang pilihannya di mana kita terus menyaksikan rakyat Palestina tidak dapat akses kepada bantuan kemanusiaan. Atau dengan adanya tekanan dari negara-negara besar, dari Arab Saudi, dari Perancis, dari negara lain, dibuka bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina,” ujarnya. 

“Kalau kita melihat secara pragmatis, kita tidak bisa terus-terusan melihat masyarakat Palestina kelaparan. Sedangkan, makanan itu sekian banyak ada di perbatasan yang tidak boleh masuk.” 

Sementara, konferensi khusus solusi dua negara juga disebut membuahkan hasil positif. 

Di mana Inggris dan Kanada mengikuti jejak Prancis yang lebih dulu telah mendeklarasikan akan mengakui Palestina sebagai negara. 

“Apa yang terjadi kemarin di New York itu merupakan langkah awal, harapannya ini akan kembali lagi dibahas. Karena kalau kita ingat, pembahasan mengenai solusi dua negara sudah mati selama 10 tahun terakhir,” kata Wamenlu Tata.

“Sekarang tiba-tiba semua itu diangkat menjadi perhatian, yang semua ini sepakat bahwa ini menjadi solusi. Tapi kan harapan kita, ini dapat terus maju.”

Wamenlu Tata mengungkapkan, konferensi khusus mengenai solusi dua negara menurut rencana akan diselenggarakan di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB. Namun, kali ini akan dihadiri oleh para kepala negara.

“Karena, kita merasa banyak negara merasa pada akhirnya perang Palestina dan Israel itu hanya akan berakhir dengan adanya solusi dua negara. Itu harapan kita, jadi kita harus lihat dari aspek bahwa ini langkah awal, bukan langkah akhir,” ucapnya. (*)

Sumber: RRI.co.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »