Mematuhi Nasehat Unyiang

Mematuhi Nasehat Unyiang
Penulis adalah Zamri Yahya, SHI., WU., anggota dan pengurus DKP PWI Cabang Sumbar.
"
DIALAH yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha." (QS. Al-Furqon ayat 47).

Hari itu, saya diantar sopir ke PWI dan istri saya, Melizawati, ke Polresta untuk suatu keperluan. 

Saya duduk di warung PWI. Jualannya lontong, mie intans, kopi, juice, gorengan dan lainnya. 

Saya pun memesan kopi. Tak seperti biasanya, saya memesan kopi pahit. Biasanya  saya pesan kopi gula aren plus makam bakwan.

Tapi saya keingat nasehat dokter, agar saya mengurangi minum kopi untuk menjaga kesehatan. Sekalipu kopi gula aren. Tujuannya untuk menjaga kesehatan badan.

Dari Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” (HR Ibnu Majah, no. 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh Syaikh Al Albani di dalam Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 5918).

Pagi itu, sambil duduk minum kopi, saya terlibat pembicaraan dengan Unyiang, pemilik warung. Cuma obrolan bisa, tapi penuh makna.

Unyiang menasehati saya untuk menyehatkan badan. Ia meminta saya banyak-banyak istirahat dan menjaga pola makan.

Unyiang bahkan meminta saya istirahat dari semua aktivitas yang dapat menganggu kesehatan saya. Termasuk menulis dan mengedit berita hingga larut malam.

Unyiang juga meminta saya agar jangan terlalu berat berfikir, yanng ringan-ringan saja.

Unyiang meminta saya agar jangan memaksakan diri ikut kegiatan PWI, termasuk kegiatan ke Jawa atau kemana lah. 

Sebagai informasi, saya adalah anggota PWI. Jabatan saya saat ini anggota Dewan Kehormatan Propinsi (DKP) PWI Sumbar.

Teman-teman di PWI selalu mensuport saya agar cepat pulih. Ketua PWI Sumbar, Widya Navies dan jajaran menjenguk saya ketika di rawat di RST Ganting.

Sedangkan Ketua DPK PWI Sumbar, Zul Effendi dan kawan-kawan lainnya menengok saya ke rumah.

Mereka mensuport, menghibur, dan memberi semangat saya agar segera pulih dari stroke. 

Namun, semua terpulang pada takdir Tuhan, kita sebagai hamba hanya bisa berdoa dan berusaha.

"Sahabat yang baik adalah seperti obat penyejuk bagi hati yang sedang gelisah." (Imam Ali ra).

Karena istri saya sudah selesai urusannya di Polresta, percakapan kami hentikan. Saya pun bergegas naik mobil dan pulang. (*)

Padang, 6 Oktober 2025
By

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »