Menghindari Nasi Putih dan Tepung

Menghindari Nasi Putih dan Tepung
Penulis Zamri Yahya, SH. i, WU., adalah Pimpinan Redaksi BentengSumbar.com dan anggota Dewan Kehormatan Propinsi (DKP) PWI Sumatera Barat.
"
MAKA hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan." (QS. Quraisy ayat 3-4).

Sewaktu saya dirawat di rumah sakit, hampir setiap hari saya makan nasi putih dan lauk pauk dari luar. Tepatnya rumah makan.

Nasi yang disediakan rumah, dimakan istri saya. Istri saya suka makan nasi lunak itu. Hanya pisang yang saya makan. 

Dalam surah Al - Waq'iah ayat 29, buah pisang disebut buah surga. Pisang makanan penduduk surga. Pisang malah disandingkan dengan bidara.

"(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri. Pohon pisang yang (buahnya) bersusun-susun." (QS Al - Wakiah ayat 28-29).

Ketika saya di rumah sakit karena menderita penyubatan di otak kecil atau stroke, banyak teman-teman menengok saya. Baik dari kalangan pejabat maupun jurnalis.

Salah seorang jurnalis, boleh dikata teman dekat saya, menasehati agar saya menjaga pola makan. Dia menyarankan saya menghindari nasi putih dan tepung.

Padahal, sebelum stroke saya penyuka nasi putih "badarai" dan kue, termasuk dari tepung. Saya jarang makan buah.

Kini, semua makanan yang membahayakan kesehatan saya, saya hindari. Saya hanya makan nasi putih satu centong dan menghindari kue terbuat dari beras tepung. Kecuali rokok, guru dan Habib saya, melarang saya berhenti merokok.

“Sedikit makan menjaga kemuliaan jiwa dan menjaga kesehatan.” (Imam Ali ra).

Padang, 17 Oktober 2025

Zamri Yahya, SH. i, WU

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »