| Ketua Dewan Direksi GREAT Institute Syahganda Nainggolan menilai satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. |
Ia menyebut, kebijakan Prabowo mulai menyentuh akar ekonomi rakyat hingga membuat kelompok elite oligarki ketar-ketir.
“Dari negara yang tidak pernah mengurus rakyat miskin, rakyat desa, sekarang Prabowo melakukan itu secara besar-besaran sampai konglomerat oligarki ketakutan dengan Prabowo,” ujar Syahganda Kepada RMOL di Kantor Great Institute, Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan Jumat, 31 Oktober 2025
Menurutnya, salah satu langkah konkret terlihat dari upaya pemerintah membangun jaringan 82 ribu Koperasi Desa Merah Putih yang disebut bakal menjadi kekuatan ritel terbesar di Indonesia.
“Contoh ketika dia mendeploy 82 ribu Koperasi Desa Merah Putih sebagai kekuatan retail terbesar di Indonesia nantinya, mengalahkan semua retail-retail lainnya, maka Prabowo akan mengatakan rakyat yang berkuasa terhadap retail bisnis itu, baik pengadaan kebutuhan pokok, klinik, kesehatan, dan sebagainya melalui satu instrumen ekonomi rakyat yang disebut Koperasi Desa Merah Putih. Itu aja sudah luar biasa,” bebernya.
Syahganda juga menanggapi kritik sebagian kalangan yang menilai Prabowo tidak tahu apa yang rusak dari sistem sebelumnya.
“Kalau orang bilang Prabowo nggak tahu, itu keterlaluan. Orang itu mau ahli apa dia? Kalau dia ahli ekonomi, maka dia itu cukup bodoh untuk tidak tahu bahwa bapaknya Prabowo ini (Soemitro Djojohadikoesoemo) adalah begawan ekonomi Indonesia dan pendiri jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,” ucapnya.
Syahganda menjelaskan, Prabowo memiliki latar belakang kuat dari keluarga yang paham betul tentang ekonomi dan pembangunan bangsa. Dari sisi politik pun, lanjut Syahganda, Prabowo telah kenyang pengalaman.
“Di zaman Orde Baru, dia sudah mengalami suka duka politik. Kemudian dia membangun partai, juga penuh suka duka. Masa dibilang nggak ngerti politik?” ujarnya.
Terkait tudingan bahwa Prabowo tidak tahu siapa yang merusak sistem, Syahganda menilai hal itu keliru.
“Dia memang selalu mengkategorikan, tidak person to person. Misalkan dia sebut serakahnomics, ya itu kan mafia-mafia. Tapi dia nggak sebut nama si A, si B, atau si C. Nanti melalui clustering itu, dia akan kena juga kepada orang-orangnya,” terang Syahganda.
Ketika ditanya apakah Prabowo sebenarnya sudah tahu siapa saja pelaku di balik istilah serakahnomics itu, Syahganda menjawab yakin.
“Yakin saya. Dia kan lama di dunia intelijen militer. Jadi dia tahu,” pungkasnya. (*)
Sumber: RMOL
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »