| Langkah ini diambil guna mempercepat penanganan kasus dugaan korupsi kuota haji 2024 yang kini tengah diselidiki lembaga antirasuah tersebut. (Ilustrasi). |
Langkah ini diambil guna mempercepat penanganan kasus dugaan korupsi kuota haji 2024 yang kini tengah diselidiki lembaga antirasuah tersebut.
“Dalam perkara kuota haji ini, mudah-mudahan kita bisa lebih cepat menanganinya, karena ada rencana juga untuk mengecek langsung ke lokasi,” ujar Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, Selasa (11/11/2025).
Asep menjelaskan, pengecekan ke Arab Saudi diperlukan untuk menjawab berbagai asumsi publik terkait pembagian 20 ribu kuota haji tambahan tahun 2024 yang diduga tidak sesuai aturan.
“Kita akan melakukan pengecekan, karena hal ini menimbulkan polemik. Ada anggapan bahwa dengan adanya tambahan kuota, dibutuhkan penyesuaian fasilitas seperti tempat dan akomodasi,” tuturnya.
Sebelumnya, Asep Guntur mengungkapkan bahwa persoalan ini berawal dari pembagian 20 ribu kuota haji tambahan yang diterima Indonesia pada pelaksanaan haji tahun 2024.
Sesuai aturan, pembagian kuota tambahan seharusnya mengikuti proporsi 92 persen untuk haji reguler dan 8 persen untuk haji khusus.
“Kenapa 92 persen? Karena mayoritas jamaah yang mendaftar adalah haji reguler. Sementara haji khusus biayanya jauh lebih besar, jadi porsinya hanya 8 persen,” jelasnya.
Namun, dalam praktiknya, pembagian itu diduga dilakukan tidak sesuai ketentuan, melainkan dibagi rata, masing-masing 10 ribu untuk reguler dan 10 ribu untuk haji khusus.
“Itulah yang menjadi perbuatan melawan hukumnya. Tidak sesuai aturan, tapi dibagi dua. Akibatnya, pendapatan dari kuota haji khusus menjadi jauh lebih besar,” kata Asep.
Ia menambahkan, uang yang terkumpul dari haji khusus tersebut menjadi salah satu sumber munculnya dugaan korupsi dalam perkara ini.
Keterangan Agen Travel Jadi Kunci
Dalam penyelidikan ini, KPK telah meminta keterangan dari sejumlah agen travel haji.
Keterangan mereka dinilai penting untuk menelusuri mekanisme pendistribusian kuota tambahan tersebut.
“Mereka yang kemudian membagi. Tentunya kalau travel besar, porsinya besar. Travel kecil, ya dapatnya kecil,” ungkap Asep.
Ia mencontohkan, setiap travel memiliki jumlah dan harga paket berbeda-beda.
“Misalnya, tahun 2024 travel A dapat tambahan 10 kuota, travel B sekian, dan seterusnya hingga genap 10 ribu kuota. Nah, variasinya juga terlihat dari harga antar travel yang tidak sama,” pungkasnya. (*)
Sumber: Okezone. com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »