TemanHebat Records Gelar “Dyslexia Festival”, Kesempatan bagi Anak Disleksia Indonesia untuk Jadi Penyanyi

TemanHebat Records Gelar “Dyslexia Festival”, Kesempatan bagi Anak Disleksia Indonesia untuk Jadi Penyanyi
TemanHebat Records mengadakan program Dyslexia Festival, kesempatan bagi anak disleksia di seluruh Indonesia untuk jadi penyanyi. (Dok. Istimewa). 
BENTENGSUMBAR. COM
- Disleksia bukan lagi menjadi penghalang bagi anak-anak Indonesia untuk menyalurkan bakat di dunia musik. Sebuah label musik di Kota Bandung, TemanHebat Records, pada Sabtu, 8 November 2025 resmi membuka pendaftaran gratis untuk mengikuti “Dyslexia Festival”, program pencarian penyanyi khusus bagi anak-anak dengan disleksia di seluruh Indonesia.

Salah satu pemilik TemanHebat Records, Moms Yuly, mengatakan bahwa Dyslexia Festival menjadi langkah nyata untuk menciptakan ruang inklusif di industri musik Tanah Air. Program tersebut menjadi tempat di mana perbedaan justru menjadi kekuatan untuk berkarya. TemanHebat Records ingin menunjukkan bahwa disleksia bukanlah penghalang untuk berkarya, melainkan bagian dari perjalanan unik menuju penemuan potensi diri yang luar biasa.

“Dyslexia Festival berawal dari keinginan tulus untuk memberi ruang ekspresi bagi anak-anak dengan disleksia. Ia dan timnya ingin membuktikan bahwa setiap anak memiliki potensi, asalkan diberi kesempatan dan dukungan yang tepat,” ujar Moms Yuly.

Menurutnya, perjalanan anak-anak disleksia tidaklah mudah karena setiap individu memiliki tingkat kondisi yang berbeda-beda. Ada yang berada pada derajat ringan, sedang, bahkan berat, dan masing-masing menghadapi tantangan besar dalam memahami diri mereka sendiri. Banyak dari mereka yang kerap disalahartikan, dianggap tidak mampu, atau bahkan diremehkan, padahal di balik perjuangan mereka terdapat kekuatan luar biasa yang belum tersentuh.

Moms Yuly menegaskan bahwa menemukan potensi anak disleksia bukanlah proses singkat. Mereka harus melewati banyak hal, menata perilaku, mengatur emosi, dan melawan rasa tidak percaya diri sebelum akhirnya potensi itu bisa muncul ke permukaan. Proses tersebut panjang, penuh tantangan, dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.

“Bahkan ketika potensi itu sudah mulai terlihat dan kami bantu kelola, bukan berarti jalan mereka jadi lebih mudah. Dyslexia itu bukan sekadar gangguan belajar biasa. Ini adalah very complex neurodevelopmental disorder, dan karena itulah kami merasa penting memberi apresiasi atas perjuangan mereka. Mereka layak untuk didengar, dihargai, dan dirayakan,” ujar Moms Yuly.

Program Dyslexia Festival bukan sekadar ajang pencarian bakat, tetapi juga ruang terapi kreatif bagi anak-anak dengan disleksia. Melalui musik dan bernyanyi, anak-anak diajak mengenali kekuatan diri mereka sekaligus mengasah berbagai kemampuan penting.

“Setiap anak disleksia punya cara unik untuk belajar dan berkomunikasi. Kami ingin mengubah cerita hidup mereka, dari rasa tidak percaya diri menjadi kebanggaan karena bisa berkarya,” jelas Moms Yuly.

Dalam prosesnya, bernyanyi membantu anak-anak melatih fokus, daya ingat, ritme, emosi, hingga koordinasi tubuh. Mereka juga belajar bekerja dalam tim, berinteraksi secara positif, serta memahami bahwa hasil yang sempurna bukanlah tujuan utama, yang penting adalah proses yang mereka jalani. Melalui panggung dan karya, mereka diharapkan tumbuh lebih percaya diri karena tahu bahwa suara mereka berarti.

Melalui Dyslexia Festival, TemanHebat Records ingin mengirim pesan kuat kepada masyarakat luas. Bahwa setiap anak, apapun kondisinya, berhak untuk dipercaya, diberi ruang, dan dicintai tanpa syarat. Program tersebut menjadi ajakan terbuka bagi masyarakat untuk melihat anak-anak disleksia bukan hanya dari kesulitannya, tetapi juga dari potensi luar biasa yang mereka miliki.

“Ya, benar bahwa kesulitan mereka tetap harus dibantu agar bisa berkembang lebih baik. Namun di balik itu, ada talenta yang sering tidak terlihat. Kalau kita tidak memberi kesempatan, kita bisa kehilangan generasi hebat yang sebenarnya punya banyak hal untuk dibagikan lewat karya mereka,” ungkap Moms Yuly. 

Moms Yuly berharap masyarakat dapat memberikan “ruang kecil” di hati mereka untuk mengapresiasi anak-anak disleksia dengan cara yang sama seperti anak-anak lainnya. Melalui apresiasi tersebutlah kepercayaan diri mereka tumbuh, dan dari sanalah lahir keberanian untuk terus berkarya.

Program Dyslexia Festival tidak berhenti di tahun 2025. TemanHebat Records memiliki visi jangka panjang untuk menjadikan program tersebut sebagai agenda tahunan yang berkelanjutan. Dengan dukungan berbagai pihak, festival tersebut diharapkan dapat menjadi wadah permanen bagi anak-anak disleksia untuk terus mengembangkan diri dan menginspirasi banyak orang.

“Tentu kami ingin festival ini terus berjalan, bukan hanya satu kali. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi antara orang tua, pendidik, profesional, komunitas, dan pihak-pihak yang peduli, Dyslexia Festival akan menjadi gerakan yang membawa perubahan nyata. Karena setiap anak, meski berbeda, tetap berhak untuk bersinar,” kata Moms Yuly. 

TemanHebat Records juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam keberhasilan anak-anak disleksia. Menurut Moms Yuly, perjalanan anak dengan disleksia adalah perjalanan keluarga, bukan perjuangan satu orang saja.

“Di program ini, kami ingin orang tua ikut terlibat, bukan sekadar penonton. Ketika anak-anak tahu bahwa keluarganya mendukung dan bangga pada setiap langkah mereka, mereka akan tumbuh jauh lebih percaya diri. Kami ingin festival ini menjadi rumah kedua bagi mereka untuk terus belajar, berproses, dan berkarya,” jelasnya. 

Dalam wawancara terpisah, Rulli Aryanto, yang juga merupakan pemilik TemanHebat Records, menjelaskan mekanisme seleksi peserta. Prosesnya sederhana namun selektif. Peserta cukup mengirimkan video bernyanyi melalui WhatsApp ke 0815-3275-0907 dengan lagu pilihan bebas. Tim juri akan menilai dari karakter vokal dan kekuatan ekspresi yang sesuai dengan lagu yang disiapkan oleh label.

“Kalau ada anak yang punya warna vokal kuat dan khas, kami bahkan siap menciptakan lagu baru khusus untuk mereka. Setelah proses seleksi, 10 penyanyi terpilih akan diumumkan dan video mereka akan diunggah ke akun Instagram resmi @dyslexiafestival dan @temanhebatrecords,” kata Rulli. 

Rulli menambahkan bahwa proses rekaman akan dilakukan di studio TemanHebat Records yang berlokasi di Bandung dan Jakarta. Namun, bagi peserta dari luar kota, proses rekaman bisa dilakukan secara daring dengan bimbingan langsung dari tim produksi. Sebelum rekaman dimulai, peserta juga akan mendapat sesi pengarahan dan latihan vokal yang didukung oleh BELAJARMUSIKS by Senada Digital Records.

TemanHebat Records telah menyiapkan jadwal rilis yang terstruktur. Pengumuman 10 peserta terpilih akan dilakukan pada 31 Desember 2025. Proses produksi akan dimulai pada Februari 2026, dan hasil karya mereka dijadwalkan untuk dirilis pada Maret 2026.

Peluncuran hasil rekaman akan digelar di dua kota besar, yaitu Jakarta dan Bandung, sebagai bentuk apresiasi kepada anak-anak yang telah berjuang. Rulli menegaskan bahwa launching tersebut bukan sekadar acara musik, tetapi juga perayaan semangat, keberanian, dan keunikan setiap anak yang berpartisipasi.

Lebih lanjut Rulli mengatakan, TemanHebat Records adalah label musik berbasis di Bandung yang berfokus pada pengembangan talenta muda dan program inklusif di bidang musik. Dengan semangat untuk membuka peluang bagi semua kalangan, TemanHebat Records terus menciptakan wadah kreatif yang memberdayakan anak-anak dan komunitas dengan berbagai latar belakang, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti disleksia.

Pewarta: Muhammad Fadhli

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »