Dampak Setop Impor: Zulhas Klaim Kebijakan Indonesia Bikin Harga Beras Dunia Turun

Dampak Setop Impor: Zulhas Klaim Kebijakan Indonesia Bikin Harga Beras Dunia Turun
Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) ketika mengunjungi becana banjir bandang dan longsor Sumatera sembari memberi bantuan beras yang dipikul sendiri bagi para warga yang terdampak. 

BENTENGSUMBAR.COM
- Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut kebijakan Indonesia untuk menghentikan impor beras telah menciptakan efek domino, bahkan berdampak signifikan terhadap anjloknya harga beras di pasar global.

Menurut Zulhas, Indonesia pernah menduduki takhta sebagai importir beras terbesar di dunia. Namun, berkat peningkatan produksi nasional yang masif dalam waktu singkat, posisi tersebut kini ditinggalkan.

"Ternyata kita ini pembeli beras terbesar di dunia. Dulu waktu saya Menteri Perdagangan, itu beras US$650 per tonnya, sekarang karena kita tidak belanja beras, itu di bawah US$400. Jadi pengaruh ke harga dunia, luar biasa," kata Zulhas di Jakarta, Selasa (16/12/2025).

Penurunan harga beras global hampir 40 persen itu dinilai Zulhas sebagai bukti nyata besarnya pengaruh keputusan pangan Indonesia di kancah internasional.

Dari Importir Menjadi Surplus: Stok Bulog Capai 3,7 Juta Ton

Kinerja sektor pangan Indonesia tahun 2025 memang menunjukkan peningkatan drastis. Setelah pada tahun 2024 Indonesia tercatat masih mengimpor sebesar 4,5 juta ton beras, di tahun 2025 ini Indonesia justru berhasil mencetak surplus produksi beras sebesar 4,7 juta ton.

Data dari Kemenko Pangan mencatat, periode Januari hingga Desember 2025, produksi beras Indonesia mencapai 34,77 juta ton. Angka ini melonjak 13,54 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tidak hanya beras, produksi jagung juga naik 9,34 persen menjadi 16,55 juta ton.

Kini, stok beras yang berada di gudang Bulog telah mencapai angka aman, yakni 3,7 juta ton.

Kunci Sukses: Pangkas Regulasi Pupuk Bersubsidi

Zulhas mengungkapkan, peningkatan produksi yang luar biasa ini tak lepas dari pemangkasan regulasi yang dulunya menghambat petani. Ia mencontohkan, regulasi pengadaan pupuk bersubsidi yang dulunya membelit dengan sekitar 148 aturan, kini dipangkas drastis menjadi hanya 33 aturan.

Pemangkasan birokrasi ini bertujuan agar petani dapat dengan mudah mendapatkan pupuk sesuai dengan jadwal waktu tanam yang tepat.

"Jadi pupuk sampai sebelum tanam. Sebelum tanam, pupuk sudah diterima. Itu pengaruhnya luar biasa, pengaruh terhadap produksi beras itu luar biasa," ujarnya.

Zulhas juga memberikan sinyal positif bagi sektor pangan nasional. Ia menyampaikan bahwa pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan, Indonesia akan diumumkan telah berhasil mencapai swasembada beras.

"Satu tahun ini kita sudah swasembada, nanti Mentan (Menteri Pertanian) akan umumkan bahwa Indonesia berhasil swasembada beras," imbuhnya, menandai tonggak penting ketahanan pangan Indonesia. (*) 

Sumber: inilah.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »