| Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menilai langkah Syuriah PBNU yang memutuskan pemakzulannya tanpa memberikan kesempatan klarifikasi merupakan tindakan yang tidak semestinya dilakukan dalam organisasi sebesar NU. |
Dalam forum itu, ia menyerahkan penjelasan lengkap beserta dokumen terkait dinamika internal PBNU yang memicu polemik dalam beberapa pekan terakhir.
Gus Yahya menilai langkah Syuriah PBNU yang memutuskan pemakzulannya tanpa memberikan kesempatan klarifikasi merupakan tindakan yang tidak semestinya dilakukan dalam organisasi sebesar NU.
“Tuduhan dan penghakiman itu tanpa klarifikasi. Itu juga di luar wewenangnya. Semua yang dilakukan syuriah itu bermasalah,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa jika syuriah tetap bersikukuh menggelar rapat pleno untuk menetapkan penjabat (Pj) ketua umum PBNU, ia akan mengonsolidasikan diri dengan kiai sepuh serta jajaran PCNU dan PWNU di daerah.
“Karena apa yang dilakukan syuriah semuanya salah, ya kita nanti akan koordinasi para kiai sepuh, PCNU maupun PWNU,” ujarnya.
Forum Sesepuh: Pleno Pj Ketua Umum Tidak Perlu Digelar Dulu
Usai forum tersebut, Forum Sesepuh dan Mustasyar NU yang beranggotakan para kiai sepuh mengeluarkan rekomendasi penting, yakni rapat pleno Syuriah PBNU yang bertujuan menetapkan Pj ketua umum PBNU tidak boleh dilaksanakan sebelum seluruh proses musyawarah dan klarifikasi internal diselesaikan.
Juru Bicara Forum Sesepuh dan Mustasyar NU, Mohammad Abdul Mu’id, menegaskan perlunya langkah yang lebih hati-hati agar organisasi tidak semakin terbelah.
“Forum merekomendasikan agar rapat pleno menetapkan Pj tidak diselenggarakan sebelum forum dan musyawarah diselesaikan sesuai ketentuan organisasi,” ujarnya.
Para sesepuh menilai proses pemakzulan terhadap Gus Yahya tidak sejalan dengan aturan organisasi sebagaimana diatur dalam AD/ART NU. Meski demikian, forum juga mencermati adanya dugaan keputusan-keputusan kontroversial yang diambil oleh Gus Yahya dan perlu diklarifikasi melalui saluran internal organisasi.
Forum meminta seluruh pihak menjaga ketertiban dan tidak melibatkan unsur eksternal dalam penyelesaian konflik.
“Persoalan ini harus diselesaikan melalui mekanisme internal NU demi menjaga kewibawaan jamiyah,” tambah Mu’id.
Usulan Pertemuan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU
Para sesepuh juga mengusulkan agar rais aam dan ketua umum PBNU dipertemukan dalam satu forum khusus untuk mencari titik temu. Usulan tersebut akan dibahas lebih lanjut.
Pertemuan di Tebuireng dihadiri tokoh-tokoh NU lintas generasi, termasuk KH Ma’ruf Amin (via Zoom), KH Said Aqil Siradj, KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, KH Abdullah Ubab Maimoen, Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, serta Hj Mahfudloh Wahab.
Pertemuan ini dipandang sebagai langkah awal meredakan tensi internal sekaligus mengembalikan maruah NU melalui mekanisme musyawarah organisasi. (*)
Sumber: BeritaSatu.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »