| Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, akhirnya buka suara soal bencana banjir besar dan longsor terjadi di tiga provinsi di Pulau Sumatera. |
Dia menyampaikan duku cita mendalam. Katanya, peristiwa bencana alam parah di Sumatera sedianya menjadi titik balik untuk memperbaiki tata kelola hutan dan lingkungan hidup di Indonesia.
Dia menilai bahwa perhatian publik yang kini tertuju pada kejadian bencana tersebut merupakan momentum penting untuk melakukan introspeksi. Menurutnya, kejadian ini memperlihatkan adanya kesalahan mendasar dalam pengelolaan lingkungan.
"Kita mendapatkan momentum yang baik justru karena semua mata melihat, semua telinga mendengar, semua kita merasakan apa yang terjadi. Mudah-mudahan tidak melebar ke wilayah lain," kata Raja Antoni. Dikutip dari Antara, Sabtu (29/11/2025).
Menurutnya, hal itu sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait penebangan hutan liar yang tidak terkontrol berkontribusi besar terhadap bencana.
"Satu sisi kami mengatakan duka yang mendalam, tapi ini juga momentum yang baik kita melakukan evaluasi kebijakan, karena pendulumnya ekonomi dan ekologi ini cenderungnya ke ekonomi, harus ditarik ke tengah lagi, buktinya nyata kan untuk saudara-saudara kita. Itu fakta yang kita rasakan," tambahnya.
Sebelumnya, viral di media sosial memperlihatkan kayu glondongan yang terbawa arus banjir bandang. Kayu-kayu itu terbawa air berwarna coklat pekat yang mengaliri Sungai Batang Toru, Sumatera Utara.
Kondisi ini peringatan keras tentang kerusakan ekologis yang melanda kawasan Batang Toru, Sumatera Utara. Sarekat Hijau Indonesia (SHI) memperingatkan bencana yang berulang ini bukanlah semata-mata fenomena alam, melainkan bencana ekologis. Ini adalah konsekuensi dari proses panjang ekspansi industri ekstraktif, mulai dari perkebunan sawit, pertambangan emas, hingga pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sejak awal tahun 1990-an.
Ketua DPW SHI Sumatera Utara, Hendra Hasibuan menjelaskan, sebelum masuknya investasi besar, masyarakat Batang Toru hidup dalam harmoni sosial-ekologis. Hutan berfungsi ganda sebagai fondasi kehidupan—sumber air, pangan, obat, dan budaya.
Dahulu Sungai Batang Toru stabil dan jernih karena tutupan hutan yang terjaga dan tanah memiliki daya serap tinggi. Situasi itu berubah drastis ketika logika ekonomi yang berorientasi akumulasi modal dibawa masuk oleh investasi besar.
“Masyarakat di sekitar Batang Toru hidup dalam pola sosial-ekologis yang sangat harmonis dengan alam. Pola pengelolaan lahan ini tidak merusak, justru menjaga stabilitas Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru selama puluhan tahun,” ujar Hendra, Jumat (27/11/2025).
Hendra menceritakan, harmoni mulai pecah ketika jalan perusahaan dibuka. Hutan ditebang, bukit digunduli, dan lahan-lahan ulayat beralih fungsi menjadi Hak Guna Usaha (HGU). Pembukaan hutan dalam skala luas ini menyebabkan tanah kehilangan kemampuan menyerap air, membuat aliran permukaan (run-off) meningkat drastis.
Dalam kunjungan ke Riau pada hari ini, Menhut Raja Antoni menyatakan bahwa pemerintah tidak hanya berhenti pada evaluasi, tetapi langsung mengambil langkah konkret. Salah satunya di Kuantan Singingi, ia menyerahkan Surat Keputusan (SK) Hutan Adat sebagai bentuk penguatan hak masyarakat adat.
"Masyarakat adat selama ini tersisihkan, padahal mereka adalah kelompok yang paling mampu menjaga hutan. Legalisasi ini memberi mereka ruang untuk berkontribusi," jelasnya.
Menhut Raja Antoni juga meninjau Taman Nasional Tesso Nilo dengan terus melakukan restorasi untuk memastikan habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) seperti Domang dan keluarganya tidak terganggu. Ia memastikan langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan di Riau akan diterapkan juga di wilayah lain yang terdampak.
"Kedatangan saya dua hari ke Riau ini menjadi contoh apa yang kita kerjakan di tempat lain, termasuk di sumatera barat kita evaluasi di Sumatera Utara, Aceh dan daerah lain," tuturnya.
Raja Juli menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen memperbaiki pengelolaan hutan secara menyeluruh sebagai respons atas bencana yang terjadi. (*)
Sumber: Liputan6. com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »