"Sawahlunto Cultural Spectrum Festival", Ajang Pemberdayan Komunitas Sekaligus Aktivasi Kawasan Budaya Sebagai Ruang Publik

"Sawahlunto Cultural Spectrum Festival", Ajang Pemberdayan Komunitas Sekaligus Aktivasi Kawasan Budaya Sebagai Ruang Publik
Kota Sawahlunto gencar melakukan pelestarian Kebudayaan baik Budaya Benda (tangilbe) maupun budaya tak benda (intangible).

BENTENGSUMBAR.COM - Sebagai satu-satunya kota/Kabupaten di Pulau Sumatra yang telah mendapat legitimasi oleh UNESCO sebagai Kota Warisan Dunia sejak 6 Juli 2019 lalu, kota Sawahlunto gencar melakukan pelestarian Kebudayaan baik Budaya Benda (tangilbe) maupun budaya tak benda (intangible).

Bentuk komitmen dalam pelestarian budaya tersebut, Pemko Sawahlunto dalam hal ini Dinas Kebudayaan, terus melakukan langkah-langkah kongkrit dengan melibatkan Pentahelix, Komunitas, Akademisi, dunia usaha dan media.

"Salah satunya adalah penyelenggaraan Iven Sawahlunto Cultural Spectrum Festival yang juga merupakan rangkaian kegiatan dalam memeriahkan peringatan Hari Jadi Kota Sawahlunto ke 137 (1888-2025), ucap Kepala Dinas Kebudayaan kota Sawahlunto, Hilmed S.Pt kepada awak media, Jum'at (19/12/2025).

Platform kerja bersama dalam upaya Pemajuan Kebudayaan ini , katanya melanjutkan, sesuai dengan amanah UU no 5 tahun 2017 tentang pemajuan Kebudayaan, dan juga sebagai bentuk terjemahan dari Misi No 4 Pemerintah Kota Sawahlunto yaitu “Pengembangan Komunitas Seni demi mendukung terwujudnya kota wisata yang estetik dan memiliki fungsi ekonomi dan mensejahterakan.

Sementara itu , kepala bidang kebudayaan, Syukri, menuturkan Festival ini akan berlangsung selama 3 hari yaïtu Jumat hingga Minggu (19-21 desember) berlokasi di Ruang Publik Kawasan Taman Silo Kota Sawahlunto.

"Adapun karya seni yang akan dipersentasikan adalah berupa Seni Pertunjukan yang terdiri dari Tari tradisi dan kreasi, Randai, Musik tradisional dan Musik Kolaborasi, Teater, Tonel dan seni vokal, sedangkan di seni rupa, akan dihadirkan melalui setting artistik panggung dan dekorasi yang melibatkan pegiat seni rupa kolaborasi dengan pegiatan desain komunikasi visual" papar Syukri.

Total Komunitas/kelompok seni/sekolah yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah lebih dari 50 kelompok, sedangkan untuk Organize kegiatan Dinas Kebudayaan Sawahlunto berkolaborasi dengan Komunitas Bara Muda Sawahlunto.

"Semoga kegiatan ini berdampak positif terhadap pembangunan Kota Sawahlunto melalui Aktivasi Cagar Budaya sebagai Ruang Publik untuk Penguatan Ekosistem Pemajuan Kebudayaan di Kota Sawahlunto" pungkas Syukri.

Pewarta: Marjafri

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »