UGM Jawab Sentilan Luhut Binsar Pandjaitan, Singgung Soal Riset

UGM Jawab Sentilan Luhut Binsar Pandjaitan, Singgung Soal Riset
Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya angkat bicara menanggapi pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan yang menyentil kampus agar lebih fokus meneliti bawang putih ketimbang terus meributkan soal ijazah. (Foto Ilustrasi). 

BENTENGSUMBAR.COM - Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya angkat bicara menanggapi pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan yang menyentil kampus agar lebih fokus meneliti bawang putih ketimbang terus meributkan soal ijazah.

UGM menegaskan bahwa riset pertanian, termasuk bawang putih, telah lama menjadi perhatian serius dan dilakukan secara berkelanjutan.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana. Menurutnya, UGM memiliki rekam jejak panjang dalam penelitian pertanian dari hulu hingga hilir.

Melalui Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama (PPUKS) UGM Danang Sri Hadmoko serta Direktur Penelitian UGM Mirwan Ushada, berbagai penelitian itu dituangkan dalam sebuah katalog hasil pertanian.

Dalam katalog itu disebutkan bahwa sejak tahun 2022-2024, terdapat total 2.985 penelitian topik pertanian. Baik meneliti produk, mesin, maupun mengembangkan sistem pertanian modern untuk menghasilkan bibit unggul.

Penelitian-penelitian tersebut melibatkan banyak unit kerja lintas disiplin. Mulai dari Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Fakultas Biologi, Fakultas Teknik, hingga Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam turut terlibat dalam pengembangan riset pertanian UGM secara terpadu.

Komoditas yang diteliti pun beragam mulai dari padi, jagung, bawang merah dan putih hingga tebu.

UGM menegaskan bahwa riset mengenai bawang putih bukanlah hal baru.

Dalam katalog tersebut, tercatat berbagai penelitian yang secara langsung menyasar peningkatan produktivitas, adaptasi lingkungan, dan ketahanan tanaman terhadap perubahan iklim, terutama pada level mikroklimat.

Misalnya saja 'Optimasi Mikro Klimat Teknologi Budidaya Bawang Putih Dataran Rendah Guna Memperbaiki Kuantitas dan Kualitas Umbi'.

Penelitian ini berfokus pada rekayasa mikroklimat dan inovasi agronomi untuk meningkatkan pertumbuhan serta hasil bawang putih, termasuk melalui demplot penerapan teknologi budidaya.

Selain itu, ada riset soal 'Pengembangan Teknik Multipleks RT-PCR dan Karakterisasi Molekuler Virus RNA pada Tanaman Bawang Putih dan Teh di Indonesia'.

Lalu ada 'Kajian Upstream dan Downstream ONT Sekuensing: Optimasi Metode Isolasi DNA Tanaman dan Komparasi Assembler dalam WGS Bawang Putih Lokal'.

UGM menilai fondasi ilmiah riset bawang putih sudah kuat, baik pada level dasar maupun terapan, termasuk untuk menjawab tantangan perubahan iklim.

"Dapat disimpulkan dengan cukup kuat bahwa UGM sudah dan sedang melakukan berbagai penelitian terkait bawang putih, termasuk yang berkaitan langsung dengan produktivitas, adaptasi lingkungan, dan ketahanan terhadap perubahan kondisi iklim, terutama iklim mikro (mikroklimat)," kata Made Andi saat dikonfirmasi, Selasa (16/12/2025).

Tak terkecuali masalah bibit bawang putih yang sempat disinggung oleh Luhut.

"Terkait bibit, UGM sudah melakukan penelitian dasar dan terapan yang sangat relevan untuk menghasilkan bawang putih yang lebih produktif dan lebih adaptif terhadap perubahan iklim, terutama melalui pendekatan kultivar dan rekayasa mikroklimat," tegasnya.

Selain bawang putih, inovasi yang sudah cukup sering terdengar yakni Gamagora 7 atau padi amfibi inovasi UGM.

Adapun Gamagora 7 adalah inovasi benih padi UGM yang adaptif terhadap perubahan lingkungan (bisa ditanam di lahan sawah maupun tadah hujan dengan potensi hasil 9,8 ton/ha.

Dengan paparan data tersebut, UGM menegaskan bahwa penelitian pertanian, khususnya bawang putih telah lama berjalan dan terus dikembangkan. (*) 

Sumber: Suara.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »