PADA suatu kesempatan, penulis berdiskusi panjang lebar dengan beberapa orang tokoh di LSM Meja Putih Saiyo Pauh tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang. Pertanyaan yang mendasar yang sering diajukan oleh sebagian warga kota tentang sosok pemimpin idaman mereka adalah, siapakah yang pantas dan ideal memimpin Ranah Bingkuang?
Adalah Ustad Ramlan Rasyid Tsani, Direktur Yayasan Laju Indonesia, berpendapat bahwa kota ini butuh sosok pemimpin yang jujur, bukan munafik. Pemimpin yang memandang realitas permasalahan kota ini dengan logika rasional tetapi tetap mengacu kepada pedoman dasar kehidupan orang Minangkabau yang berfalsafahkan, "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato, Adat Mamakai."
Dalam artian, jelas ustad muda ini, Padang butuh pembangunan dan pembenahan yang mendasar, baik fisik maupun non fisik dengan tidak mengkesampingkan realita permasalahan sosial yang membelut kota ini. Seperti pengangguran, prostitusi, narkoba, terminal angkot, dan lain sebagainya. Tentunya program calon Walikota ke depan harus memiliki arah yang jelas dan menyentuh aspek dasar permasalahan kota ini. Tapi tetap saja pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang jujur dalam memahami permasalahan kota ini, bukan pemimpin munafik.
Sebagai contoh adalah dalam menyikapi investasi Lippo Group yang diduga ada misi kristenisasi dibelakangnya. Hampir semua pasangan calon Walikota Padang menolak investasi tersebut, ada yang menolak dengan tegas, ada pula yang menolak secara malu-malu, dan ada pula yang menolak secara 'politis.'
Padahal, untuk mengatasi pengangguran yang cukup tinggi di kota ini, Ranah Bingkuang butuh investasi. Lippo Group berkomitmen menerima tenaga kerja lokal sekitar 3000 orang. Tentunya, investasi semacam ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan roda perekonomian kota ini.
Tapi lagi-lagi, investasi triliunan rupiah itu berusaha digagalkan dengan alasan merusak akidah ummat. Orang Minangkabau adalah penganut Islam yang kuat, namun sebagian ulama dan tokoh adat khawatir akidah ummat akan tergerus dengan dibangunnya rumah sakit Siloam oleh Lippo Group.
Dari dua pasangan calon yang masuk ke putaran kedua Pilkada Kota Padang pada tanggal 18 Desember mendatang, Pasangan Calon Mahyeldi-Emzalmi tegas menolak investasi Lippo Group tersebut. Demikian juga Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) tegas menolak investasi tersebut. Mahyeldi-Emzalmi adalah pasangan yang diusung oleh PKS dan Parta Persatuan Pembangunan (PPP). Tetapi sebaliknya Fraksi Persatuan Pembangunan Bulan Bintang (F-PBB) sebagian anggotanya malah menunjukan sikap sebaliknya.
Sebelumnya, sebagaimana diketahui publik Kota Padang, Ketua Dewan Syuro DPP PKS KH. Hilmi Aminuddin dan Anggota Dewan Syuro H. Irwan Prayitno malah menghadiri acara pelatakan batu pertama pembangunan Supper Blok Lippo Group di Khatib Sulaiman. Tentu menjadi tanda tanya besar bagi warga kota, disatu sisi Ketua Dewan Syuro dan Anggota Dewan Syuro PKS menghadiri peletakan batu pertama investasi Lippo Group, tapi disatu sisi F-PKS dan pasangan calon Walikota/Wakil Walikota yang diusung PKS dan PPP malah menolak tegas investasi tersebut?
Pertanyaan yang bergelayut dibenak sebagian warga kota adalah, bukankah Mahyeldi Anshorullah sendiri adalah Wakil Walikota yang mendampingi Fauzi Bahar selama ini. Demikian juga Emzalmi adalah mantan Sekretaris Daerah Kota Padang dimasa kepemimpinan Fauzi-Mahyeldi. Proses investasi Lippo Group tersebut terjadi dimasa kepemimpinan mereka.
Apakah ini merupakan tindakan cuci tangan? Tentu saja tidak, sebab posisi Mahyeldi-Emzalmi tidak menentukan dalam proses investasi itu. Mahyeldi hanya Wakil Walikota yang harus 'tunduk' terhadap kebijakan yang dibuat oleh Walikota. Apatah lagi Sekda? "Apa daya, tangan tak sampai, kehendak hati memang bertegas-tegas dalam persoalan ini."
Pada pilkada putaran kedua, Mahyeldi-Emzalmi akan bertarung dengan Desri-James dari jalur independent. Belakangan Desri-James juga menyatakan penolakan investasi Lippo Group. Walau penolakan mereka oleh sebagian kalangan dianggap dilakukan secara 'politis.' Benar atau tidaknya anggapan tersebut, tak apalah, yang penting mereka melakukan penolakan untuk penyelamatan akidah ummat Islam Minangkabau, sebagaimana diinginkan sebagian ormas Islam di daerah ini.
Dan sudah menjadi tugas warga kota ini pula, menuntut mereka nantinya mencarikan investasi pengganti yang menyamai investasi Lippo Group ini. Tentu warga kota sudah menimbang-nimbang kemampuan kedua pasangan calon ini melakukan loby-loby untuk mendatangkan investasi besar ke Ranah Bingkuang. Pemilih cerdas tentu akan memilih pemimpin yang memiliki kemampuan untuk membangun kota ini, salah satunya dengan mendatangkan investor, sebab Padang yang miskin Sumber Daya Alam (SDA) hanya mampu dibangun oleh investasi.
Sekali lagi penulis tegaskan, Padang butuh pemimpin yang jujur menyingkapi permasalahan sosial kota ini, bukan pemimpin munafik. Dan untuk itu, warga jangan sampai tertipu oleh cassing pasangan calon, jangan sampai membeli kucing dalam karung, selidiki benar dengan mendalam dan cerdas, siapa kiranya pasangan calon itu yang layak menduduki kursi panas Walikota/Wakil Walikota Padang.
Ingat, jangan tertipu oleh cassing...!!!! Ingatlah Sabda Rasulullah SAW berikut, "Sesungguhnya ada seseorang yang mengamalkan amalan ahlu surga berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan ahlu neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan ahlu neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan ahlu surga." (HR Bukhari No. 2683). Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW mengingatkan kita jangan terkecoh oleh cassing atau penampakan lahiriyah seorang calon pemimpin.
Wallahu'alam bishawab.
Ditulid Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Aktivis GP. Ansor Kota Padang
Zamri Yahya, SHI
Aktivis GP. Ansor Kota Padang
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »