BentengSumbar.com --- Maraknya prostitusi dikalangan generasi muda, terutama pelajar di Ranah Bingkuang membuat prihatin berbagai kalangan, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang.
Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan Bulan Bintang (F-PPBB) DPRD Kota Padang, Arpendi Datuk Tan Bagindo mengakui dirinya merasa prihatin akan hal tersebut. Dikatakannya, ibarat gunung es, satu kasus yang terungkap kepermukaan, maka sesungguhnya banyak kasus serupa yang terjadi dan belum diungkap.
Untuk itu, kata Arpendi, disamping penegakan aturan daerah terkait pemberantasan maksiat, penanaman nilai agama dan adat sangat penting diberikan kepada generasi muda. Pemahaman lebih penting artinya ketimbang memberikan pembelajaran yang sekadar menghapal untuk mencari nilai.
"Tentu keduanya tidak dapat kita pisahkan, antara pembelajaran dan pemberian pemahaman. Namun menurut saya, jika generasi muda kita memahami betul nilai-nilai dasar agama dan adat Budaya Minangkabau, maka itu akan lebih baik, ketimbang dia menghapal hanya sekedar dipercakapkan atau mencari nilai di sekolah," ujar anggota Komisi IV DPRD Kota Padang ini.
Arpendi mengakui, selama ini Pemerintah Kota Padang telah melakukan berbagai upaya dalam penanaman nilai-nilai agama dan adat itu. Mulai dari memberi pelajaran tambahan tentang agama dan adat, seperti pesantren kilat di bulan Ramadhon sebulan penuh, wirid remaja, didikan subuh, subuh mubarakah, hafal asmaul husna, dan lain sebagainya. Tetapi masih saja belum mampu membentengi gerasi muda.
"Tentu kita membutuhkan lagi kajian yang mendalam. Apanya yang salah, mari kita perbaiki. Pembelajaran sudah diberikan, tetapi masih saja marak prostitusi dikalangan pelajar, ini kan ada yang salah. Untuk itu, mari kita carikan solusi jitu untuk mengatasinya. Dan menurut saya, pemahaman yang benar terhadap nilai agama dan adatlah salah satu solusinya, bukan sekedar pembelajaran," ungkap Politisi Partai Bulan Bintang ini. (BY)
Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan Bulan Bintang (F-PPBB) DPRD Kota Padang, Arpendi Datuk Tan Bagindo mengakui dirinya merasa prihatin akan hal tersebut. Dikatakannya, ibarat gunung es, satu kasus yang terungkap kepermukaan, maka sesungguhnya banyak kasus serupa yang terjadi dan belum diungkap.
Untuk itu, kata Arpendi, disamping penegakan aturan daerah terkait pemberantasan maksiat, penanaman nilai agama dan adat sangat penting diberikan kepada generasi muda. Pemahaman lebih penting artinya ketimbang memberikan pembelajaran yang sekadar menghapal untuk mencari nilai.
"Tentu keduanya tidak dapat kita pisahkan, antara pembelajaran dan pemberian pemahaman. Namun menurut saya, jika generasi muda kita memahami betul nilai-nilai dasar agama dan adat Budaya Minangkabau, maka itu akan lebih baik, ketimbang dia menghapal hanya sekedar dipercakapkan atau mencari nilai di sekolah," ujar anggota Komisi IV DPRD Kota Padang ini.
Arpendi mengakui, selama ini Pemerintah Kota Padang telah melakukan berbagai upaya dalam penanaman nilai-nilai agama dan adat itu. Mulai dari memberi pelajaran tambahan tentang agama dan adat, seperti pesantren kilat di bulan Ramadhon sebulan penuh, wirid remaja, didikan subuh, subuh mubarakah, hafal asmaul husna, dan lain sebagainya. Tetapi masih saja belum mampu membentengi gerasi muda.
"Tentu kita membutuhkan lagi kajian yang mendalam. Apanya yang salah, mari kita perbaiki. Pembelajaran sudah diberikan, tetapi masih saja marak prostitusi dikalangan pelajar, ini kan ada yang salah. Untuk itu, mari kita carikan solusi jitu untuk mengatasinya. Dan menurut saya, pemahaman yang benar terhadap nilai agama dan adatlah salah satu solusinya, bukan sekedar pembelajaran," ungkap Politisi Partai Bulan Bintang ini. (BY)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
