Mahyeldi Sebut Bagindo Aziz Chan Murid Haji Agus Salim

Wawako Emzalmi serakan hadiah kepada pemuncak napak tilas 
BentengSumbar.com --- Tepat tanggal ini, 19 Juli pada 1947 beberapa tahun yang lalu di Kota Padang terjadi peristiwa heroik yaitu gugurnya, Walikota Padang ke-2 Bagindo Aziz Chan di ujung senapan serdadu Belanda.

Semasa hidupnya, pamomg masyarakat Kota Padang itu dikenal tak kenal lelah, pemberani dan pantang menyerah. Ia juga dekat dengan masyarakat, enerjik dan selalu bersama warganya mempertahankan kehormatan bangsa dan Negara, terutama sekali mempertahankan Kota Padang dari Penjajahan.

Kisah ini dipaparkan kembali oleh Walikota Padang H. Mahyeldi saat menjadi inspektur upacara dalam peringatan gugurnya Pahlawan Nasional Bagindo Aziz Chan di GOR H. Agus Salim, Sabtu (19/7).

Bagindo Aziz Chan bersama beberapa pemuda lainnya pernah menjadi murid H. Agus Salim yang juga Pahlawan Nasional berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat.

''Semasa menjadi murid Haji Agus Salim dan bersekolah di AMS, beliau mulai tertarik pada dunia politik dengan ideologi perjuangannya berdasarkan Islam,'' papar Mahyeldi.

Tahun 1933, Bagindo Aziz Chan terpilih menjadi pengurus Jong Islam BigThen Bond dalam pertemuan di Jakarta. Sejak itu, ia mulai menyusun langkah perjuangan masa depan Sumatera khususnya Padang.

Kendati masih sangat muda, atas usulan Residen Mr. Sutan Rasyid masa itu maka Bagindo Aziz Chan dipercaya menjadi Walikota Padang di usianya 32 tahun, tanggal 15 Januari 1946.

"Jabatan penting di masa genting dan berbahaya itu diterima beliau dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim,'' ucap Mahyeldi.

Tugas pokoknya kala itu, menjaga keselamatan warga kota, menciptakan kestabilan keamanan dan mempertahankan pemerintah sipil Republik Indonesia di Kota Padang.

Saat akan melakukan perjalanan ke Bukittinggi tanggal 19 Juli 1947, Mahyeldi melanjutkan, Bagindo Aziz Chan di cegat oleh serdadu Belanda di Ulak Karang. Lalu, dibawa ke Lapai dengan alasan Walikota diminta mengamankan kekacauan dan hiroik pikuk yang terjadi di sana.

''Akan tetapi, itu hanyalah siasat licik penjajah. Pada sebuah pertigaan di Lapai tiba - tiba Bagindo Aziz Chan dipukul dengan popor senapan dari belakang. Tak puas di sampai di situ, serdadu Belanda menembaknya dari jarak dekat, hingga Sang Walikota tewas di tempat itu," urai Mahyeldi.

Untuk mengingatkan pada peristiwa heroik tersebut, oleh Pemerintah Kota Padang dibagun monumen berupa kepalan tinju di lokasi gugurnya Bagindo Aziz Chan, yang kini dikenal sebagai Simpang Tinju di daerah Lapai.

Menurut Mahyeldi, jiwa dan semangat Bagindo Aziz Chan akan menjadi sumber motivasi dalam melestarikan nilai - nilai keperintisan, kejuangan dan kepahlawanan sejak dini.

''Perlu kita sikapi secara arif sehingga tidak akan pernah melupakan jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya untuknmendirikan Republik tercinta,"ulasnya.

Mahyeldi mengajak seluruh komponen bangsa di Kota Padang untuk senatiasa memantapkan komitmen moral menyatukan tekad dan langkah guna mewujudkan cita - cita peejuangan Bagindo Aziz Chan dengan bekerja keras, ulet, jujur serta penuh pengabdian kepada masyarakat.

"Oleh karena itu, kepahlawanan dan kejuangan Bagindo Aziz Chan perlu direnungkan dan terus dihayati, dilestarikan danndiamalkan dengan mengaktualisasikannya dalam sikap dan perilaku sehari - hari,"pungkas Walikota. (BY/rel)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »