Ibu Suri Kerajaan Malaysia Ingin ke Ranah Minang

Keluarga Kerajaan Alang Laweh, Kota Padang.  
BentengSumbar.com --- Walau sudah berumur 90 tahun, Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia punya keinginan mendalam untuk berkunjung ke Ranah Minang. Keinginan tersebut disampaikan pihak Kerajaan Malaysia melalui Dato' Sri Raja Reza Syah kepada pihak keluarga Kerajaan Alang Laweh, Kota Padang.

"Kita diberi tahu Dato' Sri Raja Reza Syah kalau
Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia berkeinginan sekali ke Ranah Minang. Walau sudah dilarang mengingat usia beliau, tapi beliau tetap bersikeras mau datang ke Padang," ujar Sutan Tridarsa Tosib Rangkuti Maharaja Sulaiman, salah seorang keluarga Kerajaan Alang Laweh.

Menurut Sutan Tridarsa, pihak Kerajaan Alang Laweh Suku Chaniago Sumagek akan memberikan gala sangsako kepada
Datin Paduka Seri Hajah Rosmah Mansor, istri dari Perdana Menteri Malaysia Dato' Najib Razak. Berdasarkan silsilah, Datin Paduka Seri Hajah Rosmah Mansor merupakan orang Minang, tepatnya asal Sri Lamak Kabupaten 50 Kota. 

Namun pemberian gala sangsako dilakukan oleh keluarga Kerajaan Alang Laweh, yaitu Penghulu Pucuk Suku Chaniago Sumagek dr. H. Rizal Sini, S. POG Sari Maharaja Besar pada tanggal 25 Agustus 2014. Tetapi prosesi palewaan gala dilakukan di Istano Pagaruyung pada tanggal 27 Agustus 2014.

Dikatakan Sutan Tridarsa,
Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia juga akan diberi gelar sangsako oleh pihak keluarga Kerajaan Alang Laweh Padang. "Beliau juga kita beri gelar," ujarnya.

Dikatakannya, acara ini murni bertujuan mengangkat nama Sumatera Barat, bukan Kota Padang saja. "Kita harapkan dengan acara ini akan mengangkat dunia pariwisata Sumbar, mempererat silaturahmi antar bangsa serumpun, dan tentunya mendatangkan investasi Malaysia ke daerah kita," cakapnya.



Silsilah Kerajaan Alang Laweh

Sebagaimana dilansir www.sumbaronline.com, seorang keturunan Puti Alang Laweh bernama Puti Dragasari Rangkuty, bahwa mereka merupakan keturunan ke-12 (dua belas) dari Puti Johan Alam atau Cahayo Alam yang berasal dari Nagari Singkarak.

“Sejak tahun 1600-an menek-moyang kami sudah mendiami kawasan ini yang kini dikenal dengan nama Alang Laweh,” ujarnya.

Menurut dia, mereka di bawah kepemimpinan Datuak Rizal Sini Sari Maharaja Besar berkeinginan untuk memagar kawasan bersejarah dari muasal Puti dan Raja Alang Laweh, dengan raja terakhirnya bernama Marah Ayub. Pemagaran Kawasan Puti Alang Laweh dari suku Chaniago Sumagek dilakukan mulai dari Rumah Gadang Alang Laweh sampai ke Rel Kereta Api. “Ranah itu merupakan kawasan kami,” tandas Puti.

Ia menambahkan, kawasan Kerajaan Alang Laweh merupakan wilayah kekuasaan Regent Ketujuh atau regent terakhir di masa Kolonial Belanda. “Masjid Gantiang yang tertua itupun dibuat oleh Marah Ayub pada masa regentnya,” ulas Puti.

Kaum Chaniago Sumagek sebagai pelaku sejarah tertua di Kota Padang, lanjutnya, juga berkeinginan melestarikan sejarah Tambo Silsilah Puti Alang Laweh. Dengan menyelesaikan pemagaran dan pemugaran kawasan sejarah Puti Alang Laweh sebagai tonggak sejarah Kota Padang akan menjadikan kawasan ini menjadi objek wisata yang dikunjungi oleh turis lokal dan mancanegara.

Kawasan wisata sejarah di Kota Padang, papar Puti Dragasari, bukan saja Legenda Batu Malin Kundang dan Legenda Siti Nurbaya, melain juga Kawasan Rumah Gadang Suku Chaniago Sumagek. Di sini terdapat kuburan Raja Marah Ayub, rumah dan masjid tertua “Ini merupakan bukti sejarah keturunan Regent Marah Ayub dan sejarah asal masyarakat Kota Padang,” ujar Puti. (BY)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »