![]() |
Rapat panitia dalam rangka pematangan persiapan acara. |
BentengSumbar.com --- Sutan Haji Muhammad Taufiq Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam, yang mengaku sebagai Pemangku Daulat Raja Alam di Pagaruyung datangi Rumah Gadang Baatok Ijuak Suku Caniago Sumagek Alang Laweh, Selasa (19/8).
Kedatangan Haji Muhammad Taufiq Thaib berkaitan dengan rencana pemberiang gala sang sako kepada Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia dan Datin Paduka Seri Hajah Rosmah Mansor, istri dari Perdana Menteri Malaysia Dato' Najib Razak. Kedatangan Haji Muhammad Taufiq Thaib disambut oleh Puti Dragasari Rangkuty, dan keluarga besar Suku Chaniago Sumagek Alang Laweh.
Tak hanya itu, Haji Muhammad Taufiq Thaib ikut menghadiri rapat kepanitian antara keluarga besar Suku Chaniago Sumagek, Pemprov Sumbar, dan Pemkab Tanah Datar. Pemkab Tanah Datar diwakili langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Marwan. Rapat tersebut juga dihadiri oleh Penghulu Pucuk Suku Chaniago Sumagek dr. H. Rizal Sini, S. POG Sari Maharaja Besar.
Rapat itu sendiri membahas kesiapan panitia dalam melaksanakan palewaan gala sang sako tersebut. Haji Muhammad Taufiq Thaib mengatakan, gala sang sako sudah layak diberikan kepada Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia dan Datin Paduka Seri Hajah Rosmah Mansor. Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia masih termasuk kerabat dekat keluarga kerajaan Pagaruyung, sedangkan Datin Paduka Seri Hajah Rosmah Mansor merupakan orang Minang yang berasal dari Sari Lamak Lima Puluh Koto.
Sementara itu, Puti Dragasari mengatakan, niat keluarga besar Suku Chaniago Sumagek dalam mengangkat kegiatan ini murni untuk mengangkat Ranah Minang ke permukaan. Selain itu juga untuk memajukan dunia pariwisata Sumatera Barat.
Dikatakannya, keindahan alam Minangkabau tak kalah dari Pulau Bali. Namun, dari industri pariwisata, Sumatera Barat kalah oleh Bali. Jika potensi pariwisata Sumatera Barat digali dengan maksimal, maka akan mendatangkan keuntungan bagi daerah ini. Kuncinya adalah bersatunya masyarakat adat Sumatera Barat.
Dikatakannya, di Bali itu ada beberapa raja adat, namun mereka membuat kesepakatan untuk bersatu agar adat Bali dapat menguntungkan bagi daerah mereka. "Hal ini harus kita tiru di Sumbar, ninik mamak kita harus bersatu dan kompak," ujarnya. (BY)
Kedatangan Haji Muhammad Taufiq Thaib berkaitan dengan rencana pemberiang gala sang sako kepada Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia dan Datin Paduka Seri Hajah Rosmah Mansor, istri dari Perdana Menteri Malaysia Dato' Najib Razak. Kedatangan Haji Muhammad Taufiq Thaib disambut oleh Puti Dragasari Rangkuty, dan keluarga besar Suku Chaniago Sumagek Alang Laweh.
Tak hanya itu, Haji Muhammad Taufiq Thaib ikut menghadiri rapat kepanitian antara keluarga besar Suku Chaniago Sumagek, Pemprov Sumbar, dan Pemkab Tanah Datar. Pemkab Tanah Datar diwakili langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Marwan. Rapat tersebut juga dihadiri oleh Penghulu Pucuk Suku Chaniago Sumagek dr. H. Rizal Sini, S. POG Sari Maharaja Besar.
Rapat itu sendiri membahas kesiapan panitia dalam melaksanakan palewaan gala sang sako tersebut. Haji Muhammad Taufiq Thaib mengatakan, gala sang sako sudah layak diberikan kepada Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia dan Datin Paduka Seri Hajah Rosmah Mansor. Ampuan Najihah Permaisuri Agung Kerajaan Negeri Sembilan Malaysia masih termasuk kerabat dekat keluarga kerajaan Pagaruyung, sedangkan Datin Paduka Seri Hajah Rosmah Mansor merupakan orang Minang yang berasal dari Sari Lamak Lima Puluh Koto.
Sementara itu, Puti Dragasari mengatakan, niat keluarga besar Suku Chaniago Sumagek dalam mengangkat kegiatan ini murni untuk mengangkat Ranah Minang ke permukaan. Selain itu juga untuk memajukan dunia pariwisata Sumatera Barat.
Dikatakannya, keindahan alam Minangkabau tak kalah dari Pulau Bali. Namun, dari industri pariwisata, Sumatera Barat kalah oleh Bali. Jika potensi pariwisata Sumatera Barat digali dengan maksimal, maka akan mendatangkan keuntungan bagi daerah ini. Kuncinya adalah bersatunya masyarakat adat Sumatera Barat.
Dikatakannya, di Bali itu ada beberapa raja adat, namun mereka membuat kesepakatan untuk bersatu agar adat Bali dapat menguntungkan bagi daerah mereka. "Hal ini harus kita tiru di Sumbar, ninik mamak kita harus bersatu dan kompak," ujarnya. (BY)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »