YLKI Laksanakan Term of Reference Program

Pembukaan acara YLKI Sumbar. 
BentengSumbar.com --- Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Barat, Dahniel Aswad sengaja melaksanakan  Term of Reference Program  dengan thema ” Memperkuat Rasa Nasionalisme Konsumen di Era Globalisasi dan Pola Konsumen Berkelanjutan” yang kegiatanya dilaksanakan di Hotel Pangeran Beach Padang, 7-9 Agustus 2014.

“Secara historis salah satu latar belakang berdirinya YLKI di awal tahun 1970-an adalah mengkampanyekan pemakaian produk dalam negeri. Dalam era pasar bebas, dimana arus barang dan jasa yang masuk dan keluar dipasar domestik semakin deras, perpektif historis tersebut sangat relevan pada saat  konsumen dihadapkan pada banyak pilihan produk barang dan jasa,” kata Dahniel Aswad melalui pers relacenya.

Menurut Dahniel, setiap pilihan konsumen atas suatu produk berupa barang dan jasa  punya implikasi,tidak hanya bagi konsumen, tetapi juga bagi kepentangan petani, pengusaha lokal dan ekonomi nasional. Indonesia sebagai negara besar, dengan penduduk mencapai 237 juta (2010), memiliki potensi pasar yang luar biasa. “Namun dalam  era pasar bebas, potensi pasar yang demikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh pengusaha lokal.  Bahkan, ada kecenderungan produk import semakin mendominasi pasar domestic,” katanya putra Piaman ini.

Wagub ikut menghadiri acara pembukaan. 
Kemudian, kata Dahniel, secara konvensional pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan suatu produk berupa barang dan jasa   terbatas pada aspek mutu dan harga, tetapi di era pasar bebas sudah waktunya dikembangkan aspek lain berupa pertimbangan dampak pilihan konsumen ketika membeli suatu produk terhadap  kepentingan ekonomi nasional.

“Maka dalam hal menghadapi perdagangan bebas, tidak hanya pemerintah dan pengusaha lokal yang perlu dipersiapan, tetapi tidak kalah penting adalah menyiapkan konsumen. Maksudnya, konsumen harus dibekali informasi dan pemahaman yang cukup tentang perdagangan bebas, sehingga konsumen terinformasi implikasi setiap pilihan konsumen terhadap perkonomian nasional,” ujar dosen ini.

YLKI berkeinginan, agar ada pemahaman  di benak konsumen apabila membeli barang import, yang diuntungkan adalah pelaku usaha negara dimana produk tersebut berasal. “Sebaliknya dengan membeli/mengkonsumsi produk lokal, konsumen telah memberikan kontribusi positip terhadap ekonomi nasional,” kata Dahniel lagi.

Selanjutnya, kata Dahnile, untuk menjadikan konsumen sebagai pelaku pasar yang bertanggung jawab, konsumen harus terinformasi. Termasuk terinformasi tentang implikasi/dampak dari pilihan konsumen akan suatu produk. Dengan  konsumen  dibekali informasi yang cukup,  konsumen dapat menjadi pelaku pasar yang bertanggung jawab, termasuk tanggung jawab bahwa pilihan konsumen berdampak positip terhadap ekonomi nasional.

Sedangkan tujuan YLKI melaksanakan kegiatan edukasi tersebut, untuk meningkatkan kesadaran kritis konsumen dalam menentukan pilihan suatu produk berupa barang dan jasa dan kemudian, menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha dan selanjutnya meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin (1) kelangsungan usaha produksi barang barang dan/atau jasa khusunya pelaku usaha lokal,(2) kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

Yang tak kalah pentngnya, YLKI berkeinginan meningkatkan kesadaran konsumen  tentang arti pentingnya menggunakan preferensi  produk dalam negeri dalam menentukan pilihan suatu produk berupa barang dan jasa, agar terbangunnya kesamaan visi antara (gerakan) konsumen dengan produsen dalam negeri dalam memajukan ekonomi nasional.

Sementara workshop akan dipandu oleh seorang fasilitator dan 3 asisten fasilitator, dengan peserta sebanyak 40 orang yaitu Mahasiswa, PKK, organisasi masyarakat/LSM, Instansi Pemerintah.

Forum ini akan mempertemukan seluruh stakeholder yaitu  Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Konsumen, guna membahas pentingnya membangun konsumen kritis di era pasar bebas dan Pola Konsumsi Berkelanjutan. Dialog Publik dengan peserta 100 orang dengan menghadirkan Narasumber dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), PT Pertamina (Persero), Akademisi, dan Dinas Perdagangan setempat.

Disamping itu juga dilaksanakan talkshow di Radio/TV dan Penulisan artikel di media cetak atau online. Talkshow di Radio/TV bertujuan untuk penyebaran informasi secara luas di masing-masing kota. Pelaksanaan talkshow dilakukan sore hari setelah acara talskhow radio/TV. Penulisan artikel di media cetak tentang nasionalisme dan pola konsumsi berkelanjutan dipastikan dapat dipublikasikan di media cetak atau online, maksimal 2 media. (rel)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »