BentengSumbar.com --- Bagai karakok tumbuh di batu, usaha dadieh atau susu kerbau yang dibekukan dan menjadi produksi masyarakat Aie Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok terkesan seperti hidup segan mati tak mau.
Dadieh adalah penganan ringan non kolestrol yang merupakan usaha tambahan petani di Aie Dingin. Dengan memelihara ternak kerbau, warga setempat secara turun temurun mengumpulkan susu kerbau dalam potongan bambu yang dijadikan bejana untuk pembeku susu hingga menjadi dadieh.
Syamsul Bahri, 55, salah seorang dari 30 petani di nagari Aie Dingin yang masih melakukan usaha prosuksi dadieh, mengaku pembuatan dilakukan secara konvensional.
Sebagai usaha sampingan dari budidaya pertanian lainnya, ia menyebutkan kapasitas produksi air susu kerbau hanya sekitar 2 sampai 3 liter/ekor kerbau. “Tetapi tidak tiap hari susu kerbau bisa diperas. Hanya selama 6 bulan setelah kerbau melahirkan,” ucap ayah 4 orang anak itu disela-sela kunjungan Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim bersama Bupati Solok Syamsu Rahim, Selasa (6/1).
Muslim Kasim dan Syamsu Rahim didampingi Wakil Bupati Solok Desra Ediwan Anantanur, Kepala Dinas Pertanian Sumbar. Drh. Eri Naldi, MM serta Kepala Dinas Perindag Sumbar Prof. DR. Rahmat Syahni dan sejumlah kepala SKPD di daerah itu, sekaligus mendengar hambatan produksi dadieh yang diusahakan petani nagari Aie Dingin.
Menurut Syamsul Bahri, kegiatam masyarakat tidak akan pernah lepas dari usaha dadieh. Apalagi selera konsumen sangat cocok dengan produksi susu kerbau beku ini, sehingga masyarakat tetap melakukan produksi. Dadieh diproduksi dalam bentuk tabung bambu sepanjang setengah meter dengan harga Rp75.000/tabung. “Sedikitnya 30 warga masih mengolah dadieh dengan jumlah ternak kerbau produktif sekitar 70 ekor,” ujarnya.
Namun usaha produksi dadieh nagari Aie Dingin, diakui terhambat oleh tata niaga atau pemasaran yang belum beranjak dari pasar tepi jalan.
Dadieh adalah penganan ringan non kolestrol yang merupakan usaha tambahan petani di Aie Dingin. Dengan memelihara ternak kerbau, warga setempat secara turun temurun mengumpulkan susu kerbau dalam potongan bambu yang dijadikan bejana untuk pembeku susu hingga menjadi dadieh.
Syamsul Bahri, 55, salah seorang dari 30 petani di nagari Aie Dingin yang masih melakukan usaha prosuksi dadieh, mengaku pembuatan dilakukan secara konvensional.
Sebagai usaha sampingan dari budidaya pertanian lainnya, ia menyebutkan kapasitas produksi air susu kerbau hanya sekitar 2 sampai 3 liter/ekor kerbau. “Tetapi tidak tiap hari susu kerbau bisa diperas. Hanya selama 6 bulan setelah kerbau melahirkan,” ucap ayah 4 orang anak itu disela-sela kunjungan Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim bersama Bupati Solok Syamsu Rahim, Selasa (6/1).
Muslim Kasim dan Syamsu Rahim didampingi Wakil Bupati Solok Desra Ediwan Anantanur, Kepala Dinas Pertanian Sumbar. Drh. Eri Naldi, MM serta Kepala Dinas Perindag Sumbar Prof. DR. Rahmat Syahni dan sejumlah kepala SKPD di daerah itu, sekaligus mendengar hambatan produksi dadieh yang diusahakan petani nagari Aie Dingin.
Menurut Syamsul Bahri, kegiatam masyarakat tidak akan pernah lepas dari usaha dadieh. Apalagi selera konsumen sangat cocok dengan produksi susu kerbau beku ini, sehingga masyarakat tetap melakukan produksi. Dadieh diproduksi dalam bentuk tabung bambu sepanjang setengah meter dengan harga Rp75.000/tabung. “Sedikitnya 30 warga masih mengolah dadieh dengan jumlah ternak kerbau produktif sekitar 70 ekor,” ujarnya.
Namun usaha produksi dadieh nagari Aie Dingin, diakui terhambat oleh tata niaga atau pemasaran yang belum beranjak dari pasar tepi jalan.
Syamsu Bahri menyebutkan, pihaknya menjual dadieh secara eceran di pinggir jalan raya Alahan Panjang-Muara Labuh, atau pedagang pengumpul yang datang ke lokasi pembuatan Dadieh Aie Dingin. “Kami belum pernah masuk ke pasaran di kota Padang atau tempat lainnya,” ucap Syamsul Bahri.
Untuk mensiasati hambatan produksi dadieh yang prosfektivitasnya cukup tinggi, Wagub Sumbar Muslim Kasim memotivasi warga setempat agar tetap berkonsentrasi untuk usaha memeras susu kerbau tersebut. Pihaknya bersama jajaran teknis akan terus membantu petani agar bagaimana dadieh tetap menjadi produksi spesifik di daerah yang berhawa sejuk itu.
“Dadieh dipandang bisa meningkatkan perekonomian warga. Karena itu masyarakat jangan berhenti mengolah susu kerbau menjadi dadieh,” ucap Muslim.
Menyangkut pemasaran dan proses pengawetan, Dinas Peternakan dan Koperindag Provinsi diharapkan memberikan panduan teknis agar bagaimana dadieh Aie Dingin dapat diproduksi dalam kemasan yang lebih menarik. “Kalau bisa dadieh diproduksi dalam kemasan kecil, seperti dadieh Payakumbuh. Soal pemasaran, nanti kita minta Dinas Perindag membantunya,” ujar Muslim Kasim.
Kecuali produksi dadieh, Muslim Kasim juga mengharapkan budidaya padi yang menghasilkan beras merah atau bareh Siarang dipertahankan. Beras merah yang bagus dikonsumsi oleh semua konsumen masih diproduksi terbatas oleh Kelompok Tani Santiago di nagari Sariek Alahan Tigo, Kecamatan Hiliran Gumanti. “Kita ingin kedua produksi pertanian ini ditingkatkan produktifitasnya,” aku Muslim Kasim.
Harapan yang tinggi bahkan disampaikan Bupati Solok Syamsu Rahim. Kunjungan mendadak Wagub Muslim Kasim ke kawasan sentra produksi dadieh menjadi motivasi besar bagi petani untuk lebih maju. Usaha dadieh, menurut Syamsu Rahim mempunyai nilai tinggi, tetapi belum mampu bersaing di pasar dengan dadieh asal Payakumbuh.
“Kita ingin pemerintah provinsi terus melakukan pembinaan agar bagaimana dadieh Aie Dingin menghasilkan nilai tambah bagi warga,” ucap bupati.
Menyambut ikhtiar Bupati Solok, Kepala Dinas Peternakan Sumbar Eri Naldi memastikan pihaknya akan memprogramkan bantuan kerbau yang bersumber dari APBN. “Kuncinya petani harus bersatu dalam kelompok. Bantuan tidak bisa diserahkan kepada perorangan,” ujarnya.
Kecuali mendorong penguatan kelompok, Kadis Per ternakan Sumbar juga akan melakukan pelatihan kepada peternak kerbau disamping mengarahkan agar dadieh diproduksi dalam bentuk kemasan ice crame. (ag)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »