![]() |
Ahok. |
Jokowi melantik Ahok, ia dianggap melanggar konstitusi. Jokowi tidak melantik BG, juga dibilang melanggar konstitusi.
Sekarang Ahok yang dianggap melanggar konstitusi oleh DPRD-DKI. Alasannya, Ahok tidak ber-etika. Memang etika apa yang dilanggar Ahok ?
Ahok dan DPRD memang terus-terusan berkelahi. Dan puncaknya terjadi sekarang ini. Menurut ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi yang juga politikus PDI-P, Ahok sudah menyakiti hati anggota DPRD.
DPRD DKI sudah ketok palu menyetujui anggaran APBD DKI sebesar 73 triliun untuk Jakarta. Tapi hasil ketok palu ini ternyata malah dipermasalahkan Ahok karena menurut Ahok ada "dana siluman" sebesar Rp12 triliun, yang tidak jelas penggunaannya dan berpotensi merugikan negara.
Maka ributlah DPRD karena merasa Ahok sudah melewatii batas kewenangannya. "Lha, urusan anggaran kan urusan kami, ngapain Ahok ikut campur ?" Begitu kira-kira gerutu si DPRD.
Ahok juga punya alasan kuat. Ia tidak mau satu saat anggaran itu menjadi senjata makan tuan bagi dia. Dalam anggaran siluman itu, menurut Ahok, ada yang aneh. Masak ada pembelian UPS seharga Rp4 miliar untuk kelurahan-kelurahan. Itu UPS atau genset ? (Maap, saya ketawa dulu)
Karena "tidak ber-etika" mencampuri urusan DPRD ini-lah maka mayoritas anggota DPRD sepakat mengajukan hak angket. Hak angket adalah hak DPR untuk mengadakan penyelidikan kepada Ahok. Kalau dari hasill penyelidikan Ahok dianggap melanggar etika yang berpotensi melanggar konstitusi, maka kedepannya Ahok bisa dilengserkan.
Dan seperti biasa, demo-demo bayaran ramai di Pemprov DKI. Mulai dari nasi bungkus sampai nasi kotak isi ayam goreng dan uang biru 2 lembar, beredar. Semakin besar semakin bagus, menunjukkan "rakyat" sudah tidak suka kepada Ahok dan minta Ahok mundur.
Namanya Ahok gada takut-takutnya. Entah sudah keberapa kali dia dianggap melanggar konstitusi, mulai dari pelantikannya sebagai Gubernur sampai dilaporkan FPI.
Warga Jakarta juga adem ayem aja dengan masalah Ahok. Mungkin kata mereka, "Ahok jago berantem. Kemaren FPI aja dia yang ngadepin
sendirian dan menang. Kalo DPRD kalah juga ma Ahok, bikin aja Gubernur tandingan lagi. Tapi kali ini yang bener yee.. Jangan kayak yang dulu, Gubernur kok belon bayar iuran RW..."
Kalau nonton film Jokowi seperti menonton film dengan bintang Harrison Ford atau Michael Douglas banyak strateginya. Nonton film Ahok seperti nonton film yang dibintangi Jean Claude Van Damme atau Jackie Chan banyak action-nya.
Asal jangan kayak Chuck Norris, yang nembak sambil satu tangan pegangan di pintu helikopter tanpa pernah luput dan ia tidak pernah luka sejak episode pertama.
Ahok secangkir kopi sore ini buat ente. Jangan hiraukan kata orang supaya menjaga sikap dan komunikasi yang baik kepada DPRD. Kita sudah capek ma yang santun tapi kurang ajar. Kalau mereka niat korupsi, hajarrrr...
Ahok dan DPRD memang terus-terusan berkelahi. Dan puncaknya terjadi sekarang ini. Menurut ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi yang juga politikus PDI-P, Ahok sudah menyakiti hati anggota DPRD.
DPRD DKI sudah ketok palu menyetujui anggaran APBD DKI sebesar 73 triliun untuk Jakarta. Tapi hasil ketok palu ini ternyata malah dipermasalahkan Ahok karena menurut Ahok ada "dana siluman" sebesar Rp12 triliun, yang tidak jelas penggunaannya dan berpotensi merugikan negara.
Maka ributlah DPRD karena merasa Ahok sudah melewatii batas kewenangannya. "Lha, urusan anggaran kan urusan kami, ngapain Ahok ikut campur ?" Begitu kira-kira gerutu si DPRD.
Ahok juga punya alasan kuat. Ia tidak mau satu saat anggaran itu menjadi senjata makan tuan bagi dia. Dalam anggaran siluman itu, menurut Ahok, ada yang aneh. Masak ada pembelian UPS seharga Rp4 miliar untuk kelurahan-kelurahan. Itu UPS atau genset ? (Maap, saya ketawa dulu)
Karena "tidak ber-etika" mencampuri urusan DPRD ini-lah maka mayoritas anggota DPRD sepakat mengajukan hak angket. Hak angket adalah hak DPR untuk mengadakan penyelidikan kepada Ahok. Kalau dari hasill penyelidikan Ahok dianggap melanggar etika yang berpotensi melanggar konstitusi, maka kedepannya Ahok bisa dilengserkan.
Dan seperti biasa, demo-demo bayaran ramai di Pemprov DKI. Mulai dari nasi bungkus sampai nasi kotak isi ayam goreng dan uang biru 2 lembar, beredar. Semakin besar semakin bagus, menunjukkan "rakyat" sudah tidak suka kepada Ahok dan minta Ahok mundur.
Namanya Ahok gada takut-takutnya. Entah sudah keberapa kali dia dianggap melanggar konstitusi, mulai dari pelantikannya sebagai Gubernur sampai dilaporkan FPI.
Warga Jakarta juga adem ayem aja dengan masalah Ahok. Mungkin kata mereka, "Ahok jago berantem. Kemaren FPI aja dia yang ngadepin
sendirian dan menang. Kalo DPRD kalah juga ma Ahok, bikin aja Gubernur tandingan lagi. Tapi kali ini yang bener yee.. Jangan kayak yang dulu, Gubernur kok belon bayar iuran RW..."
Kalau nonton film Jokowi seperti menonton film dengan bintang Harrison Ford atau Michael Douglas banyak strateginya. Nonton film Ahok seperti nonton film yang dibintangi Jean Claude Van Damme atau Jackie Chan banyak action-nya.
Asal jangan kayak Chuck Norris, yang nembak sambil satu tangan pegangan di pintu helikopter tanpa pernah luput dan ia tidak pernah luka sejak episode pertama.
Ahok secangkir kopi sore ini buat ente. Jangan hiraukan kata orang supaya menjaga sikap dan komunikasi yang baik kepada DPRD. Kita sudah capek ma yang santun tapi kurang ajar. Kalau mereka niat korupsi, hajarrrr...
Ditulis Oleh: Denny Siregar, tinggal di Jakarta
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »