![]() |
| Andi Amir, SH., Humas LPS Kelurahan Kampung Pondok. |
BentengSumbar.com --- LPS (Lembaga Pengelolaan Sampah) Kelurahan Kampung Pondok Kecamatan Padang Barat Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat bagi-bagi ilmu di Palanta Rumah Dinas Walikota Padang, Selasa (28/4/2015). Humas LPS Kelurahan Kampung Pondok, Andi Amir, mengambil kesempatan luang menjelang dimualainya kegiatan Pembinaan Administrasi RT/RW se Kecamatan Padang Barat, untuk menjelaskan pentingnya melakukan pemilahan sampah.
"Anjuran untuk memisahkan sampah organik dan non organik pasti sudah sering kita dengar bahkan lakukan. Sayangnya, kalau kita lihat di jalanan atau rumah-rumah, masih banyak orang yang cenderung cuek membuang sampah jadi satu tempat. Bahkan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) pun akhirnya mencampur sampah-sampah itu jadi satu," ungkapnya.
Padahal, jelas Andi Amir lagi, membuang sampah dengan memisahkan mana yang mudah hancur dan tidak itu penting. Tujuannya untuk mengurangi timbunan sampah. Seperti diketahui, semua sampah itu mempunyai tingkat degradasi (waktu hancur) yang berbeda-beda. Setelah dibuang, sampah akan secara otomatis mengalami degradasi.
"Sampah non organik seperti logam, plastik, kaca membutuhkan waktu ratusan tahun untuk menjadi busuk, dibanding dengan sampah organik seperti daun, kertas, kain. Nah, jika semua sampah dijadikan satu di TPA, maka sampah-sampah yang organik saja yang akan terurai, sedangkan sampah non organik akan tetap pada wujudnya hingga ratusan tahun. Terbayang, kan seluas apa TPA yang kita butuhkan?" tutur Kasi Pemberdayaan Masyarakat (PM) Kelurahan Kampung Pondok ini.
Pemilahan sampah ini juga bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Sampah yang dibuang seringkali mengandung bahan beracun, seperti botol pembasmi serangga, baterai, obat-obatan, dan lain-lain. Jika sampah-sampah itu bisa dipisahkan dan ditangani secara khusus, maka bisa menghindari kemungkinan lingkungan kita tercemar bahan-bahan beracun atau berbahaya.
Tujuan yang tak kalah penting adalah nilai ekonomisnya, terang Andi Amir. Ada beberapa sampah yang masih memiliki nilai ekonomis. Makanya daripada langsung buang, dianjurkan untuk melakukan 3R (reuse, reduce, dan recycle). Masalahnya proses 3R ini bisa dilakukan bila kondisi sampah itu masih baik. Tapi kalau sudah terlanjur bercampur dengan sampah lain yang mudah membusuk dan basah, akan lebih susah untuk digunakan kembali. Karena harus melalui proses pencucian dan dijemur kembali.
"Setelah melihat beberapa manfaat di atas, saya mengajak kita semua mulai melakukan pemilahan sampah ini. Kita juga dapat mengajak orang rumah untuk memisahkan sampah organik dan non organik. Dimulai dengan selalu menyediakan dua jenis tempat sampah di rumah. Di luar negeri, bahkan pemilahan sampah dilakukan sebanyak lima jenis, tujuannya tak terlepas seperti yang saya katakan tadi," tegasnya. (by)
"Anjuran untuk memisahkan sampah organik dan non organik pasti sudah sering kita dengar bahkan lakukan. Sayangnya, kalau kita lihat di jalanan atau rumah-rumah, masih banyak orang yang cenderung cuek membuang sampah jadi satu tempat. Bahkan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) pun akhirnya mencampur sampah-sampah itu jadi satu," ungkapnya.
Padahal, jelas Andi Amir lagi, membuang sampah dengan memisahkan mana yang mudah hancur dan tidak itu penting. Tujuannya untuk mengurangi timbunan sampah. Seperti diketahui, semua sampah itu mempunyai tingkat degradasi (waktu hancur) yang berbeda-beda. Setelah dibuang, sampah akan secara otomatis mengalami degradasi.
"Sampah non organik seperti logam, plastik, kaca membutuhkan waktu ratusan tahun untuk menjadi busuk, dibanding dengan sampah organik seperti daun, kertas, kain. Nah, jika semua sampah dijadikan satu di TPA, maka sampah-sampah yang organik saja yang akan terurai, sedangkan sampah non organik akan tetap pada wujudnya hingga ratusan tahun. Terbayang, kan seluas apa TPA yang kita butuhkan?" tutur Kasi Pemberdayaan Masyarakat (PM) Kelurahan Kampung Pondok ini.
Pemilahan sampah ini juga bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Sampah yang dibuang seringkali mengandung bahan beracun, seperti botol pembasmi serangga, baterai, obat-obatan, dan lain-lain. Jika sampah-sampah itu bisa dipisahkan dan ditangani secara khusus, maka bisa menghindari kemungkinan lingkungan kita tercemar bahan-bahan beracun atau berbahaya.
Tujuan yang tak kalah penting adalah nilai ekonomisnya, terang Andi Amir. Ada beberapa sampah yang masih memiliki nilai ekonomis. Makanya daripada langsung buang, dianjurkan untuk melakukan 3R (reuse, reduce, dan recycle). Masalahnya proses 3R ini bisa dilakukan bila kondisi sampah itu masih baik. Tapi kalau sudah terlanjur bercampur dengan sampah lain yang mudah membusuk dan basah, akan lebih susah untuk digunakan kembali. Karena harus melalui proses pencucian dan dijemur kembali.
"Setelah melihat beberapa manfaat di atas, saya mengajak kita semua mulai melakukan pemilahan sampah ini. Kita juga dapat mengajak orang rumah untuk memisahkan sampah organik dan non organik. Dimulai dengan selalu menyediakan dua jenis tempat sampah di rumah. Di luar negeri, bahkan pemilahan sampah dilakukan sebanyak lima jenis, tujuannya tak terlepas seperti yang saya katakan tadi," tegasnya. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
