![]() |
| Ditulis Oleh Denny Siregar. Fot. Ilustrasi. |
HAL yang sejak awal saya kagumi saat Jokowi masih menjadi capres ialah idenya untuk mengembalikan Indonesia kembali menjadi negeri bahari.
Laut kita jauh lebih luas dari daratan kita. Dan lucunya, potensi itu tidak pernah terpikirkan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya. Padahal sejarah mencatat bahwa nusantara ini jaya karena kemampuannya mengarungi lautan.
Ide brilian dan segar ini mulai bergerak dengan dibangunnya 24 pelabuhan di seluruh Indonesia yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sekarang sudah banyak kapal-kapal kecil yang berlayar melayani rute-rute, baik itu kapal barang maupun penumpang. Bahkan pelabuhan Merak akan dibangun menjadi pelabuhan dengan skala internasional.
Butuh waktu tidak sebentar, mungkin 5-10 tahun ke depan kita akan melihat sibuknya laut kita dengan segala aktifitasnya. Satu saat akan ada pelabuhan tengah laut dimana diatas-nya ada Restoran dan Hotel. Begitu banyak tenaga kerja yang akan terserap ke arah sini, melihat besarnya potensi laut kita.
Pergantian Panglima TNI akan dimulai sebentar lagi, dan kalau tidak salah, sekarang ini giliran dari TNI AL yang akan menjadi Panglima. Pengetahuan akan kelautan, bisa menjadi daya dorong untuk percepatan tol laut dan potensi kelautan, seperti hal-nya TNI AD yang mengawal swasembada pangan.
Begitu besar apa yang sedang kita lakukan, dan bulan-bulan awal ini pemerintah sibuk menanam benih. Karena itu saya tidak mau menjadi warga yang berisik, yang sibuk sedikit-sedikit mengkritisi setiap langkah.
Saya adalah orang yang yakin bahwa negara kita akan besar secara ekonomi nantinya, karena semua dimulai dari langkah yang benar. Bahwa ketika ada kesalahan-kesalahan dalam langkah menuju kemajuan, itu adalah hal yang wajar daripada kesalahan selama puluhan tahun yang sudah terjadi sebelumnya. Sambil menanti musim panen, tentu banyak masalah yang terjadi, seperti cuaca, hama dan lain-lain.
Masalah haruslah banyak, karena tanpa banyaknya masalah bagaimana kita bisa menjadi orang pintar ? Jangan-jangan dulu kita kelihatan tidak banyak masalah karena kita ingin terlihat pintar, tapi sejatinya bodoh yang ditambal-tambal.
Melihat langkah-langkah pemerintahan Jokowi memang harus tenang sambil menikmati secangkir kopi bersama tahu isi. Sedikit-sedikit mengkritisi, sedikit-sedikit membela, seperti orang makan kerupuk, berisik tapi tidak kenyang sama sekali.
Jangan kemudian kita menuding orang nyinyir, tapi kita malah terikut gaya mereka dan berubah menjadi lebih nyinyir menyinyiri kenyinyiran mereka. (***)
Laut kita jauh lebih luas dari daratan kita. Dan lucunya, potensi itu tidak pernah terpikirkan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya. Padahal sejarah mencatat bahwa nusantara ini jaya karena kemampuannya mengarungi lautan.
Ide brilian dan segar ini mulai bergerak dengan dibangunnya 24 pelabuhan di seluruh Indonesia yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sekarang sudah banyak kapal-kapal kecil yang berlayar melayani rute-rute, baik itu kapal barang maupun penumpang. Bahkan pelabuhan Merak akan dibangun menjadi pelabuhan dengan skala internasional.
Butuh waktu tidak sebentar, mungkin 5-10 tahun ke depan kita akan melihat sibuknya laut kita dengan segala aktifitasnya. Satu saat akan ada pelabuhan tengah laut dimana diatas-nya ada Restoran dan Hotel. Begitu banyak tenaga kerja yang akan terserap ke arah sini, melihat besarnya potensi laut kita.
Pergantian Panglima TNI akan dimulai sebentar lagi, dan kalau tidak salah, sekarang ini giliran dari TNI AL yang akan menjadi Panglima. Pengetahuan akan kelautan, bisa menjadi daya dorong untuk percepatan tol laut dan potensi kelautan, seperti hal-nya TNI AD yang mengawal swasembada pangan.
Begitu besar apa yang sedang kita lakukan, dan bulan-bulan awal ini pemerintah sibuk menanam benih. Karena itu saya tidak mau menjadi warga yang berisik, yang sibuk sedikit-sedikit mengkritisi setiap langkah.
Saya adalah orang yang yakin bahwa negara kita akan besar secara ekonomi nantinya, karena semua dimulai dari langkah yang benar. Bahwa ketika ada kesalahan-kesalahan dalam langkah menuju kemajuan, itu adalah hal yang wajar daripada kesalahan selama puluhan tahun yang sudah terjadi sebelumnya. Sambil menanti musim panen, tentu banyak masalah yang terjadi, seperti cuaca, hama dan lain-lain.
Masalah haruslah banyak, karena tanpa banyaknya masalah bagaimana kita bisa menjadi orang pintar ? Jangan-jangan dulu kita kelihatan tidak banyak masalah karena kita ingin terlihat pintar, tapi sejatinya bodoh yang ditambal-tambal.
Melihat langkah-langkah pemerintahan Jokowi memang harus tenang sambil menikmati secangkir kopi bersama tahu isi. Sedikit-sedikit mengkritisi, sedikit-sedikit membela, seperti orang makan kerupuk, berisik tapi tidak kenyang sama sekali.
Jangan kemudian kita menuding orang nyinyir, tapi kita malah terikut gaya mereka dan berubah menjadi lebih nyinyir menyinyiri kenyinyiran mereka. (***)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
