![]() |
Ny. Nevi, Ketua TP-PKK Sumbar Memetik Sayur di damping Tarmizi. |
BentengSumbar.com --- Para ibu rumah tangga diminta memperhatikan pola pengelolaan pangan untuk hidangan berbuka puasa. Sebab, jika pola pengelolaannya salah, maka gizi yang diharapkan dikhawatirkan tidak akan tercapai. Demikian disampaikan Tarmizi Ismail, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Padang, Kamis (18/6/2015).
"Misalnya, dalam pengelolaan sayuran yang akan disajikan pada waktu sahur atau berbuka. Kebiasaan ibu rumah tangga, terutama wanita pekerja, sering membeli sayur yang sudah dipotong-potong kecil, dan dibungkus dalam kantong plastik. Setiba di rumah dan akan dimasak, mereka mencuci sayur tersebut. Ini menyebabkan zat yang terkandung dalam sayur tersebut hilang. Harusnya, sebelum dipotong-potong dicuci, bukan setelah dipotong-potong," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti sayur mayur, jelas Tarmizi lagi, sebenarnya kaum ibu tak perlu beli, jika mereka mau memanfaatkan perkarangan rumah atau lahan yang tersisa di rumah untuk ditanami pada waktu senggang. Lahan perkarangan rumah atau belakang rumah dapat dimanfaatkan untuk itu.
"Sekecil apa pun lahan yang tersedia di rumah, dapat dimanfaatkan untuk menanam sayur mayur ini. Konsepnya adalah Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kita terus mensosialisasikan konsep ini ke tengah-tengah masyarakat, sehingga untuk sayur mayur mereka mampu hemat pengeluaran rumah tangga dan memperoleh sayur segar yang dikelola sendiri," ujarnya.
Ke depan, ujar Tarmizi lagi, pihaknya akan bekerjasama dengan TP-PKK Kota Padang dalam pengembangan KRPL ini, yaitu dengan memanfaatkan jariangan yang telah ada. Sebab, TP-PKK itu ada dari pusat, sampai ke provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, dan ditingkat paling rendah ada Dasawisma.
"Pada zaman orde baru, Dasawisma ini berperan aktif, bahkan kerap kali ke Istana Negera. Nah, kita akan kembali hidupkan mereka. Biasanya satu kelompok terdiri dari 10 orang, kita akan berikan pemahaman tentang KRPL ini kepada mereka, sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi anggotanya. Sisanya dapat mereka jual ke market yang ada," terangnya. (by)
"Misalnya, dalam pengelolaan sayuran yang akan disajikan pada waktu sahur atau berbuka. Kebiasaan ibu rumah tangga, terutama wanita pekerja, sering membeli sayur yang sudah dipotong-potong kecil, dan dibungkus dalam kantong plastik. Setiba di rumah dan akan dimasak, mereka mencuci sayur tersebut. Ini menyebabkan zat yang terkandung dalam sayur tersebut hilang. Harusnya, sebelum dipotong-potong dicuci, bukan setelah dipotong-potong," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti sayur mayur, jelas Tarmizi lagi, sebenarnya kaum ibu tak perlu beli, jika mereka mau memanfaatkan perkarangan rumah atau lahan yang tersisa di rumah untuk ditanami pada waktu senggang. Lahan perkarangan rumah atau belakang rumah dapat dimanfaatkan untuk itu.
"Sekecil apa pun lahan yang tersedia di rumah, dapat dimanfaatkan untuk menanam sayur mayur ini. Konsepnya adalah Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kita terus mensosialisasikan konsep ini ke tengah-tengah masyarakat, sehingga untuk sayur mayur mereka mampu hemat pengeluaran rumah tangga dan memperoleh sayur segar yang dikelola sendiri," ujarnya.
Ke depan, ujar Tarmizi lagi, pihaknya akan bekerjasama dengan TP-PKK Kota Padang dalam pengembangan KRPL ini, yaitu dengan memanfaatkan jariangan yang telah ada. Sebab, TP-PKK itu ada dari pusat, sampai ke provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, dan ditingkat paling rendah ada Dasawisma.
"Pada zaman orde baru, Dasawisma ini berperan aktif, bahkan kerap kali ke Istana Negera. Nah, kita akan kembali hidupkan mereka. Biasanya satu kelompok terdiri dari 10 orang, kita akan berikan pemahaman tentang KRPL ini kepada mereka, sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi anggotanya. Sisanya dapat mereka jual ke market yang ada," terangnya. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »