![]() |
Habib Ali bin Yahya KSM B4. |
NABI SAW berkata, "Apa pengaruh dari puasa?"
Allah swt berfirman, "Puasa akan mewariskan hikmah, hikmah akan mewariskan makrifat dan makrifat akan mewariskan keyakinan."
Penjelasan Allah dalam penggalan hadis mikraj ini merupakan sistem pendidikan terbaik, ketika seseorang disuruh membenahi akhlak dan menjalankan perbuatan-perbuatan baik, dengan menyebutkan hasil dan manfaat dari perbuatan yersebut. Sebab, jika sekedar printah untuk menjalankan perbuatan, tidak akan terwujud motivasi yang kuat dalam diri manusia, karena motivasi tersebut akan muncul ketika manfaat dan hasil sudah jelas baginya.
Pada hakekatnya menjalankan puasa merupakan program untuk mengatur sistem pencernaan; yakni untuk sehari semalam dua kali makan, yaitu pada waktu sahur dan awal malam, ini semua dalam rangka memenuhi kebutuhan badan dan pengaturan aktivitas lambung. Sebab, badan kita tidak memerlukan kadar makanan yang kita makan, tetapi bisa dipenuhi dengan kadar yang lebih sedikit dari itu. Hendaklah manusia membuat program untuk mengatur sistem oencernaannya, sehingga badan kita mencerna makanan dengan benar. Ini merupakan sistem manfaat puasa untuk badan kita. Walaupun dari segi maknawi, unsur utama puasa terletak pada niat untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Mungkin saja pada awalnya kita akan menerima secara TA'ABBUDI bahwa puasa merupakan sumber munculnya hikmah. Tetapi jika kita melihatnya dengan jeli pada hubungan sebab akibat antara keduanya, kita akan mengetahuinya. Sebab, makan sedikit akan menyebabkan manusia mendapat kekuatan untuk memahami hakikat, dan ini adalah hikmah. Manusis yang banyak makan akan selalu mencari kelezatan-kelezatan materi dan motivasinya dalam memakan sesuatu karena kelezatan yang ada di dalamnya. Ini merupakan kondisi yang paling hewani dalam diri manusia.
Jelas, orang yang pikirannya hanya untuk meraih kelezatan dan mengasumsi makanan, ia akan kehilangan kelezatan-kelezatan rasional dan rohani. Sebab, ketika konsentrasinya pada sesuatu, maka ia tidak akan memerhatikan yang lain. Ketika seseorang hanya mencari kelezatan dari makanan, maka ia akan kehilangan kelezatan dalam berpikir dan memahami hakikat ilmiah, juga tidak akan berusaha mencarinya. Juga ia tidak akan mengejar kelezatan yang ada pada ibadah. Sebab, ia belum merasakan manisnya ibadah dan hanya merasakan kelezatan makanan.
Selain menyebabkan kuatnya keinginan, puasa, juga bisa menghindari hilangnya energi dan tenggelam dalam materi. Orangbyang hanya mengingat Allah, menghindari makan dan minum karena-Nya, ini akan menyebabkan hatinya sepanjang hari hanya terpaut kepada-Nya.
Sebagai tambahan terhadap apa yang telah disebutkan, ketika manusia banyak makan, ia akan merasa berat, dan kekuatan berpikir serta berkinsentrasinya akan hilang, sebab energi badannya habis untuk mengomsumsi banyak makanan. Untuk beberapa saat, ia akan kehilangan aktivitas-aktivitas pikirannya. Dari segi kesehatan juga disarankan, setelah mengonsumsi makanan tidak berpikir sesuatu yang berat. Karena, untuk mencerna makanan, darah berkumpul di sekitar lambung. Juga ketika berpikir, untuk mengaktifkan otak, darah akan berkumpul disekitar otak, dua keadaan ini tidak mungkin bisa bersamaan. Satu lagi bahaya dari banyak makan; seseorang akan terhalang (daya) melakukan aktivitas berpikir dan konsentrasi hati.
Sebenarnya masih banyak bahaya yang diakibatkan oleh banyak makan. Contohnya, ketika perhatian manusia hanya tertarik kepada kelezatan makan, ia pun akan tertarik dengan seluruh hal yang bersifat materi. Sebab, untuk menyiapkan makanan yang lezat, ia harus berusaha untuk mempersiapkan pendahuluan-pendahuluan. Akhirnya manusia akan tenggelam dalam materi dan terhalang dari hal-hal maknawi.
Berdasarkan riwayat tersebut, puasa dan secara keseluruhan sedikit makan akan menyebabkan ia bisa meraih hikmah. Ketika manusia sudah mendapat kekuatan untuk memahani hakikat, maka ia akan bisa sampai kepada makrifat dan pengetahuan yang benar. (Seseorang hakim memiliki kekuatan memahami hakikat dan pengetahuan-pengetahuan yakni, ketika kekuatan ini diperaktekkan, maka manusia akan bisa meraih pengetahuan, serta makrifat murni dan benar).
Yang terpenting dan menjadi tujuan kita adalah mengenal Allah swt, sifat-sifat Ilahi serta hal-hal yang berputar sekitar "Allah" Dari sisi lain, ketika makrifat manusia menjadi kuat dan berkembang, maka keimanan dan keyakinannya akan bertambah. Sebab, yakin merupakan hasil dari makrifat dan pengetahuan.
Yakin merupakan tahapan paling sempurna dari keimanan, dan keimanan kita tergantung kepada makrifat dab pengetahuan.
Sesungguhnya, yakin juga memiliki tingkatan-tingkatan, seperti yang di singgung oleh riwayat seperti: ilmu yakin, ainul yakin dan haqqul yakin. Manusia tidak mungkin mengimani sesuatu tanpa alasan; selama ia belum mendapat makrifat dan pengetahuan tentabgnya, tidak mungkin ia mengimaninya.
Sebuah kodrat ketika kadar pengetahuannya semakin kuat, keimanannya pun akan menguat pula; dan pengetahuan yang paling sempurna adalah yakin. Keyakinan dan keimanan yang sempurna akan memberikan pengaruh. Melalui itu, kita yakin. Pada kutipan hadis mikraj, Allah menyinggung salah satu dari hal itu: Jika seorang hamba sudah memiliki keyakinan, maka ia tidak peduli apakahbia berada dalam kesulitan ataukah kemudahan.
Allah swt berfirman, "Puasa akan mewariskan hikmah, hikmah akan mewariskan makrifat dan makrifat akan mewariskan keyakinan."
Penjelasan Allah dalam penggalan hadis mikraj ini merupakan sistem pendidikan terbaik, ketika seseorang disuruh membenahi akhlak dan menjalankan perbuatan-perbuatan baik, dengan menyebutkan hasil dan manfaat dari perbuatan yersebut. Sebab, jika sekedar printah untuk menjalankan perbuatan, tidak akan terwujud motivasi yang kuat dalam diri manusia, karena motivasi tersebut akan muncul ketika manfaat dan hasil sudah jelas baginya.
Pada hakekatnya menjalankan puasa merupakan program untuk mengatur sistem pencernaan; yakni untuk sehari semalam dua kali makan, yaitu pada waktu sahur dan awal malam, ini semua dalam rangka memenuhi kebutuhan badan dan pengaturan aktivitas lambung. Sebab, badan kita tidak memerlukan kadar makanan yang kita makan, tetapi bisa dipenuhi dengan kadar yang lebih sedikit dari itu. Hendaklah manusia membuat program untuk mengatur sistem oencernaannya, sehingga badan kita mencerna makanan dengan benar. Ini merupakan sistem manfaat puasa untuk badan kita. Walaupun dari segi maknawi, unsur utama puasa terletak pada niat untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Mungkin saja pada awalnya kita akan menerima secara TA'ABBUDI bahwa puasa merupakan sumber munculnya hikmah. Tetapi jika kita melihatnya dengan jeli pada hubungan sebab akibat antara keduanya, kita akan mengetahuinya. Sebab, makan sedikit akan menyebabkan manusia mendapat kekuatan untuk memahami hakikat, dan ini adalah hikmah. Manusis yang banyak makan akan selalu mencari kelezatan-kelezatan materi dan motivasinya dalam memakan sesuatu karena kelezatan yang ada di dalamnya. Ini merupakan kondisi yang paling hewani dalam diri manusia.
Jelas, orang yang pikirannya hanya untuk meraih kelezatan dan mengasumsi makanan, ia akan kehilangan kelezatan-kelezatan rasional dan rohani. Sebab, ketika konsentrasinya pada sesuatu, maka ia tidak akan memerhatikan yang lain. Ketika seseorang hanya mencari kelezatan dari makanan, maka ia akan kehilangan kelezatan dalam berpikir dan memahami hakikat ilmiah, juga tidak akan berusaha mencarinya. Juga ia tidak akan mengejar kelezatan yang ada pada ibadah. Sebab, ia belum merasakan manisnya ibadah dan hanya merasakan kelezatan makanan.
Selain menyebabkan kuatnya keinginan, puasa, juga bisa menghindari hilangnya energi dan tenggelam dalam materi. Orangbyang hanya mengingat Allah, menghindari makan dan minum karena-Nya, ini akan menyebabkan hatinya sepanjang hari hanya terpaut kepada-Nya.
Sebagai tambahan terhadap apa yang telah disebutkan, ketika manusia banyak makan, ia akan merasa berat, dan kekuatan berpikir serta berkinsentrasinya akan hilang, sebab energi badannya habis untuk mengomsumsi banyak makanan. Untuk beberapa saat, ia akan kehilangan aktivitas-aktivitas pikirannya. Dari segi kesehatan juga disarankan, setelah mengonsumsi makanan tidak berpikir sesuatu yang berat. Karena, untuk mencerna makanan, darah berkumpul di sekitar lambung. Juga ketika berpikir, untuk mengaktifkan otak, darah akan berkumpul disekitar otak, dua keadaan ini tidak mungkin bisa bersamaan. Satu lagi bahaya dari banyak makan; seseorang akan terhalang (daya) melakukan aktivitas berpikir dan konsentrasi hati.
Sebenarnya masih banyak bahaya yang diakibatkan oleh banyak makan. Contohnya, ketika perhatian manusia hanya tertarik kepada kelezatan makan, ia pun akan tertarik dengan seluruh hal yang bersifat materi. Sebab, untuk menyiapkan makanan yang lezat, ia harus berusaha untuk mempersiapkan pendahuluan-pendahuluan. Akhirnya manusia akan tenggelam dalam materi dan terhalang dari hal-hal maknawi.
Berdasarkan riwayat tersebut, puasa dan secara keseluruhan sedikit makan akan menyebabkan ia bisa meraih hikmah. Ketika manusia sudah mendapat kekuatan untuk memahani hakikat, maka ia akan bisa sampai kepada makrifat dan pengetahuan yang benar. (Seseorang hakim memiliki kekuatan memahami hakikat dan pengetahuan-pengetahuan yakni, ketika kekuatan ini diperaktekkan, maka manusia akan bisa meraih pengetahuan, serta makrifat murni dan benar).
Yang terpenting dan menjadi tujuan kita adalah mengenal Allah swt, sifat-sifat Ilahi serta hal-hal yang berputar sekitar "Allah" Dari sisi lain, ketika makrifat manusia menjadi kuat dan berkembang, maka keimanan dan keyakinannya akan bertambah. Sebab, yakin merupakan hasil dari makrifat dan pengetahuan.
Yakin merupakan tahapan paling sempurna dari keimanan, dan keimanan kita tergantung kepada makrifat dab pengetahuan.
Sesungguhnya, yakin juga memiliki tingkatan-tingkatan, seperti yang di singgung oleh riwayat seperti: ilmu yakin, ainul yakin dan haqqul yakin. Manusia tidak mungkin mengimani sesuatu tanpa alasan; selama ia belum mendapat makrifat dan pengetahuan tentabgnya, tidak mungkin ia mengimaninya.
Sebuah kodrat ketika kadar pengetahuannya semakin kuat, keimanannya pun akan menguat pula; dan pengetahuan yang paling sempurna adalah yakin. Keyakinan dan keimanan yang sempurna akan memberikan pengaruh. Melalui itu, kita yakin. Pada kutipan hadis mikraj, Allah menyinggung salah satu dari hal itu: Jika seorang hamba sudah memiliki keyakinan, maka ia tidak peduli apakahbia berada dalam kesulitan ataukah kemudahan.
Baginya tidak ada beda antara kemakmuran, kebahagiaan dan ketenangan dengan kesulitan, penderitaan dan kemiskinan. Artinya, ia sudah ridak lagi menghiraukan masalah-masalah materi dari kehidupan, katena hatinya yerpaut di tempat lain, hingga kesulitan dan penderitaan dunia tidak lagi bisa memengaruhinya. Ini semua tidak ada apa-apanya dibanding dengan kebesaran hati seorang mukmin yang hanya menciptakan gelombang di sana. Masalah-masalah kehidupan dunia selalu kecil untuk bisa memengaruhi dan membuat sedih hatinya. Baginya, tidak penting memiliki uang ataukah ia fakir.
Bagi seorang mukmin yang keimanannya sudah sempurna, maka segala pekerjaannya diserahkan kepada Allah swt, dan dia yakin bahwa kebaikan adalah apa yang dikehendaki oleh-Nya.
Ketika keimanan sudah sempurna dan manusia sudah menyerahkan segalanya kepada Allah swt, maka Dia menerima wakilnua; Dia pun akan mengatur semuanya dengan sebaik mungkin sesuai dengan maslahat dan kebaikan. Oleh karena itu, seorang mukmin akan tenang pikirannya karena.Allah yang menjamin hidupnya, dan kebaikan adalah apabyang diinginkan oleh-Nya. Maka, dari satu sisi, seorang mukmin yang sudah meraih keyakinan tidak mementingkan kehidupan dunia, sebab perhatiannya terpusat kepada perkara-perkara yang lebih penting dan tinggi; dunia yang dengan segala kelezatannya tidak akan menyebabkan terputusnya perhatian ia untuk mengingat-Nya, MA'ARIF YAQINI, penyaksian ayat-ayat Ilahi, nama-nama, sifat dan jelmaan al-Haq. Betapa pentinhnya hal-hal ini baginya, sehingga ia tidak lagi mementingkan selain hal-hal tersebut. Baginya tidak beda apa yang akan menimpanya.
Dari sisi lain, karena.kualitas keimanan yang dimilikinya, maka dia pun menyerahkan segala urusan kepada Allah, Dia pun menerima perwakilannya. Ia yakin bahwa kebaikan adalah apa yang dilakukan oleh-Nya. Jika akalnya sudah bisa sampai dan mengetahui hikmah dari segala perbuatan, ia akan berbuat seperti apa yang diperbuat oleh Allah, walaupun dirinya tidak mengetahui hikmah yang ada pada kondisi yang menimpanya hari ini. Jika ia sudah menentukan maslahat dan manfaat, ia yang bertanggung jawab dalam mempprogram urusan kehidupannya. Tetapi karena ia mengetahuinya, apa yangbharus dilakukannya? Maka ia pun menyerahkan segalanya kepada Allah, sehingga.pikirannya menjadi tenang. Sebab, ia tahu apa yang dilakukan oleh Sang Maha Mengetahui pasti memiliki kenaikan dan manfaat. Juga dari segi kesulitan dan kepedihan, ia tidak akan merasa sedih.
Bagi manusia yang sudah meraih keyakinan, maka halikat-hakikat yang diketahuinya akan hadir dan akan memberi pengaruh kepada perbuatannya. Kita memiliki ilmu terhadap hakikat-hakikat seperti: Allah, surga dsn neraka. Tetapu, pengetahuan ini tidak memengaruhi perbuatan kita, seolah-olah ketika beramal semua menjadinyerlupakan. Dalam kata-kata, kita mengklaim bahwa Allah hadir di mana saja, tetapi dalam perbuatan, kita melupakannya. Karena itu, kita belum memiliki keyakinan dan oengetahuan ini, sebab yakin adalah suatu tahapan yang membuat pengetahuan manusia berkembang dan aktif selalu hadir dalam dirinya.
(Tahapan yakin dari pengetahuan sangatlah berharga dan tinggi, dan menjadi pujian dalam banyak riwayat).
Bagi seorang mukmin yang keimanannya sudah sempurna, maka segala pekerjaannya diserahkan kepada Allah swt, dan dia yakin bahwa kebaikan adalah apa yang dikehendaki oleh-Nya.
Ketika keimanan sudah sempurna dan manusia sudah menyerahkan segalanya kepada Allah swt, maka Dia menerima wakilnua; Dia pun akan mengatur semuanya dengan sebaik mungkin sesuai dengan maslahat dan kebaikan. Oleh karena itu, seorang mukmin akan tenang pikirannya karena.Allah yang menjamin hidupnya, dan kebaikan adalah apabyang diinginkan oleh-Nya. Maka, dari satu sisi, seorang mukmin yang sudah meraih keyakinan tidak mementingkan kehidupan dunia, sebab perhatiannya terpusat kepada perkara-perkara yang lebih penting dan tinggi; dunia yang dengan segala kelezatannya tidak akan menyebabkan terputusnya perhatian ia untuk mengingat-Nya, MA'ARIF YAQINI, penyaksian ayat-ayat Ilahi, nama-nama, sifat dan jelmaan al-Haq. Betapa pentinhnya hal-hal ini baginya, sehingga ia tidak lagi mementingkan selain hal-hal tersebut. Baginya tidak beda apa yang akan menimpanya.
Dari sisi lain, karena.kualitas keimanan yang dimilikinya, maka dia pun menyerahkan segala urusan kepada Allah, Dia pun menerima perwakilannya. Ia yakin bahwa kebaikan adalah apa yang dilakukan oleh-Nya. Jika akalnya sudah bisa sampai dan mengetahui hikmah dari segala perbuatan, ia akan berbuat seperti apa yang diperbuat oleh Allah, walaupun dirinya tidak mengetahui hikmah yang ada pada kondisi yang menimpanya hari ini. Jika ia sudah menentukan maslahat dan manfaat, ia yang bertanggung jawab dalam mempprogram urusan kehidupannya. Tetapi karena ia mengetahuinya, apa yangbharus dilakukannya? Maka ia pun menyerahkan segalanya kepada Allah, sehingga.pikirannya menjadi tenang. Sebab, ia tahu apa yang dilakukan oleh Sang Maha Mengetahui pasti memiliki kenaikan dan manfaat. Juga dari segi kesulitan dan kepedihan, ia tidak akan merasa sedih.
Bagi manusia yang sudah meraih keyakinan, maka halikat-hakikat yang diketahuinya akan hadir dan akan memberi pengaruh kepada perbuatannya. Kita memiliki ilmu terhadap hakikat-hakikat seperti: Allah, surga dsn neraka. Tetapu, pengetahuan ini tidak memengaruhi perbuatan kita, seolah-olah ketika beramal semua menjadinyerlupakan. Dalam kata-kata, kita mengklaim bahwa Allah hadir di mana saja, tetapi dalam perbuatan, kita melupakannya. Karena itu, kita belum memiliki keyakinan dan oengetahuan ini, sebab yakin adalah suatu tahapan yang membuat pengetahuan manusia berkembang dan aktif selalu hadir dalam dirinya.
(Tahapan yakin dari pengetahuan sangatlah berharga dan tinggi, dan menjadi pujian dalam banyak riwayat).
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »