Jangan Berandai-Andai

Jangan Berandai-Andai
DISKUSI yang menarik pagi ini, antara penulis dengan salah seorang tokoh masyarakat yang sudah gaek, tetapi masih sibuk dalam mengurusi persoalan sosial kemasyarakatan di tengah-tengah umat. Mulai dari ngurusin Rukun Tetangga (RT) sampai kepada persoalan politik di negeri ini. Bahkan, dia berkali-kali menjadi pengurus RT, seakan tidak ada lagi yang lain yang sanggup mengurusnya.

Banyak persoalan yang kami diskusikan, termasuk kecenderungan masyarakat dalam menentukan pilihannya dalam pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Gubernur (Pilkadagub) Sumatera Barat. Tokoh gaek ini mengaku sudah melakukan survai kecil-kecilan di tengah-tengah warganya. Katanya, banyak warga yang ingin perubahan dan pembaharuan kepemimpinan di Sumatera Barat.

Dia pun mulai memuji-muji salah satu pasangan calon (paslon), dan mulai 'sedikit nakal' memburuk-burukan salah satu paslon. Hal yang terasa bagi dirinya pribadi adalah program salah seorang mantan walikota yang memberikan dana operasional bagi RT / RW. Dan baginya, manfaat dana itu sangat terasa sekali, makanya dia betah menjadi pengurus RT, kalau dapat seumur hdup.

Dia pun mulai berandai-andai, jika sang mantan walikota menjadi pemimpin di Sumatera Barat ini, tentulah perubahan mendasar akan dirasakan oleh masyarakat Sumatera Barat, dibanding lima tahun kepemimpinan Gubernur Irwan Prayitno yang membawa Sumatera Barat pada kondisi yang tidak bergerak dari segi pembangunan alias stagnan.

Penulis pun sempat tersenyum manis mendengar penjelasannya. Secara berapi-api dia menjual jagoannya. Seharusnya, sebagai seorang pengurus RT, dia bersikap netral dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon. Setidaknya dia sebaiknya bersikap diam dan melaksanakan tugasnya semata sebagai pengurus RT, jika dia tidak mampu memberikan pencerahan yang benar kepada warganya. Dia semestinya mengajak warganya datang ke TPS pada tanggal 9 Desember 2015 mendatang dan tidak melakukan kampanye terselubung seperti itu.

Penulis tidak ingin berbantah-bantahan dengan dia, sebab tidak ada gunanya. Lagian penulis tak ingin terjebak pada black campaign. Penulis hanya mengingatkan dia, bahwa sebagai pengurus RT dia seharusnya memberikan pemahaman yang benar kepada warganya tentang sosok kedua pasangan calon kepala daerah tersebut, tanpa harus terjerembab pada black campaign. Sebab, jika itu dilakukan, semua pasangan calon punya sisi positif dan negetif, tergantung dari sudut pandang mana dia memandangnya. Apatah lagi masyarakat sudah cerdas sejak keterbukaan informasi. Televisi sudah masuk ke ruangan kamar warga, demikian juga portal berita online dengan mudah diakses melalui handphone adroid dan sejenisnya. Tanpa harus membeli koran, warga dengan mudah mendapatkan informasinya melalui televisi dan portal berita online.

Dua pasang calon yang maju pada Pilkadagub Sumatera Barat 2015 ini merupakan mantan kepala daerah. Muslim Kasim merupakan mantan Bupati Padangpariaman dua kali periode sebelum menjadi Wakil Gubernur Sumatera Barat mendampingi Irwan Prayitno. Fauzi Bahar merupakan mantan Walikota Padang dua kali periode, sedangkan Irwan Prayitno merupakan mantan Gubernur Sumatera Barat yang bertabur prestasi. Pasangan Irwan Prayitno, yaitu Nasrul Abit juga mantan kepala daerah, Bupati Pesisir Selatan dua kali periode. Rekam jejak mereka dapat dengan mudah diketahui selama memimpin daerah masing-masing.

Tidak mudah menjadi pemimpin suatu daerah, apalagi pada saat dilantik pada 15 Agustus 2010 silam, Irwan Prayitno harus menerima kenyataan daerah yang dia pimpin dalam kondisi hancur secara fisik karena dohoyak gempa pada tanggal 30 September 2009. Tentulah, persoalan ini dulu yang dia selesaikan, yaitu melakukan rehab rekon rumah warga dan sarana prasarana publik. Alhamdulillah kerja keras, keseriusan serta doa tersebut tidak sia-sia. Upaya serius dan kerja keras dan doa tersebut  membuat berbagai pihak bersimpati dan turun tangan membantu. Dengan dana APBD atau dana masyarakat Sumatera Barat sendiri semua kerusakan itu tak mungkin bisa dipulihkan.

Pemerintah pusat mengucurkan dana sebesar Rp 2,7 trilyun lebih untuk rehab rekon Sumatera Barat. Para perantau tak kurang mengucurkan pula dana untuk kampungnya, begitu juga pihak lain, negara sahabat, perusahaan, donatur dan berbagai pihak yang tak mungkin disebutkan satu per satu. Kerja keras dan profesional, serta saling bahu membahu multi stake holders ini mendapat apresiasi dari pemerintah pusat, yaitu mendapat empat penghargaan sekaligus: terbaik I Nasional dalam pelaksanaan Tanggap Darurat, terbaik I Nasional dalam Pelaksanaan Rehab Rekon pasca bencana, terbaik II Kategori Akuntabilitas Bidang Kebencanaan dan terbaik III bidang Mitigasi.

Penghargaan ini diterima pada tahun 2011. Pada tahun 2013 diperoleh lagi penghargaan Rehab Rekon Tercepat. Sumbar berhasil menyelesaikan rehab rekon sebanyak 197.636 rumah masyarakat yang menelan dana sebesar Rp 2,714 triliun tepat waktu. Berkali-kali Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif mengatakan bahwa Sumatera Barat patut dijadikan contoh bagi daerah lain dalam pelaksanaan penanganan pasca bencana.  Beliau juga mengatakan Pemerintah Pusat tidak ragu-ragu mengucurkan dana dalam jumlah besar ke Sumbar, karena yakin dana tersebut pasti dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan bisa dipertanggung jawabkan.

Kini pemandangan seperti 3 atau 4 tahun lalu itu tak nampak lagi, bahkan nyaris tak berbekas. Kantor-kantor yang dulu rubuh telah dibangun lagi dan diganti dengan yang lebih baik dan lebih kokoh. Begitu juga rumah masyarakat dan fasilitas-fasilitas umum yang dulu luluh lantak telah dibangun lagi dan kembali berfungsi normal. Hotel-hotel dan aktifitas ekonomi lainnya kembali menggeliat.

Semasa menjadi Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno berhasil meraih penghargaan sekitar 204 penghargaan. Semua penghargaan disumbangkan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Tak mudah untuk mendapat penghargaan itu, mestilah penilaiannya keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan di daerah yang dia pimpin, yaitu Sumatera Barat. Apatah lagi dia menerapkan sistem management kepemimpinan yang mengedepankan otoritas masing-masing Kepala SKPD, sehingga Kepala SKPD memiliki inovasi dan kreatifitas dalam melaksanakan amanah jabatan yang diembannya.

Penulis menyarankan tokoh gaek tersebut untuk berhenti berandai-andai, karena berandai-andai membuka tipuan setan. Sosok pemimpin yang memenuhi kriteria tokoh, takah, dan takih (amanah), akan dia anggap lemah dan tidak layak melanjutkan kepemimpinannya, dan dia akan terjebak dengan informasi yang keliru tentang sosok pemimpin tersebut. Dia sah-sah saja memuji pemimpin yang dia kenal dengan baik, tetapi tidak mesti memberikan citra yang keliru terhadap sosok pemimpin yang lain. Harusnya kritik itu dilakukannya ketika Irwan Prayitno masih menjabat Gubernur Sumatera Barat, sehingga bisa menjadi masukan yang konstruktif, bukan melemahkan. 

“Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Jangan pula mengatakan: ‘Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian’ namun katakanlah: ‘Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan’ karena berandai-andai membuka tipuan setan.” (HR. Muslim).

Penulis juga termasuk orang yang acap melakukan kritik keras kepada Irwan Prayitno ketika dia menjabat Gubernur Sumatera Barat. Sebagai orang yang pernah terlibat aktif mendorong Irwan Prayitno pada Pilkadagub 2010, penulis punya kewajiban untuk mengingatkan dia pada saat kekuasaan sudah berada di tangannya agar jangan sampai kekuasaan itu dipergunakan dengan sewenang-wenang. Namun, setelah dia mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Sumatera Barat dan penetapan nomor urut dilakukan KPU Sumbar, maka sudah semestinya kita mendorong Pilkadagub ini berjalan damai dan lancar, tanpa membenturkan satu pihak dengan pihak yang lain. Apatah lagi, Pilkadagub ini head to head, tentu saja sangat mudah terjebak pada budaya politik yang tidak bagus dan saling melempar isu panas yang mengarah pada black campaign (kampanye hitam). 



Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus dalam pemilihan Gubernur Sumatera Barat tanggal 9 Desember 2015 mendatang. Amin.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »