BentengSumbar.com --- Rendahnya serapan anggaran APBD Kota Padang tahun 2015 akan berdampak pada perekonomian. Selain itu, serapan yang baru mencapai 45,40 persen hingga akhir Agustus lalu itu, akan berdampak pada mandeknya program-program unggulan Pemko Padang.
Anggota Banggar DPRD Padang, Yulisman memaklumi jika beberapa SKPD serapannya rendah. Dicontohkan serapan RSUD Rasidin yang harus menunggu pencairan dana pusat investasi pemerintah (PIP).
“Tapi untuk SKPD lain, tidak ada alasan saya kira. Apalagi alasan hukum,” kata Yulisman, saat ditemui di DPRD Padang, kemarin (11/9).
Menurutnya, serapan anggaran yang rata-rata 30 persen di beberapa SKPD, menunjukkan mandeknya sejumlah program wali kota di tingkat SKPD. Ia mengingatkan rendahnya serapan anggaran tersebut harus menjadi perhatian bersama.
“Ketakutan terseret hukum jangan dijadikan alasan. Sebab, semua telah ada payung hukumnya. Jika masih dihantui ketakutan, sebaiknya mengundurkan diri menjadi pejabat,” ujar politisi Partai Demokrat ini.
Ia khawatir ketidakmampuan SKPD merealisasikan anggaran berdampak pada mandeknya program unggulan duet Mahyeldi-Emzalmi. “Tolok ukurnya dapat dilihat dari sana. Tidak mungkin program jalan jika serapan anggaran rendah,” hemat Yulisman.
Sejumlah SKPD yang serapannya rendah, rata-rata dinas yang menjadi titik sentral program unggulan Wako.
Seperti Bappeda yang serapannya hanya 30,97, sekretariat daerah 35,34 persen, BPMP2T sebesar 38,64 persen dan Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan (TRTB-P) yang hanya 38,72 persen serta Dinsosnaker 42,06 persen.
Dinas Pekerjaan Umum masih 37,88 persen dan Dinas Perindagtamben 13,33 persen. “Harusnya serapan anggaran telah mencapai angka 60 persen. Bukan lagi 30 persen. Kalau begini kondisinya, berarti masih di bawah rata-rata. Artinya Wako gagal menempatkan orang-orang berkompeten,” ujarnya.
Tidak dipungkiri, rendahnya serapan anggaran karena lemahnya pengawasan DPRD.
“Semua pihak, termasuk anggota DPRD harus menyikapi dengan serius. Sebab, lemahnya serapan tidak tertutup kemungkinan dipicu lemahnya pengawasan komisi yang menjadi rekanan dari masing-masing SKPD,” ucapnya. (by)
Anggota Banggar DPRD Padang, Yulisman memaklumi jika beberapa SKPD serapannya rendah. Dicontohkan serapan RSUD Rasidin yang harus menunggu pencairan dana pusat investasi pemerintah (PIP).
“Tapi untuk SKPD lain, tidak ada alasan saya kira. Apalagi alasan hukum,” kata Yulisman, saat ditemui di DPRD Padang, kemarin (11/9).
Menurutnya, serapan anggaran yang rata-rata 30 persen di beberapa SKPD, menunjukkan mandeknya sejumlah program wali kota di tingkat SKPD. Ia mengingatkan rendahnya serapan anggaran tersebut harus menjadi perhatian bersama.
“Ketakutan terseret hukum jangan dijadikan alasan. Sebab, semua telah ada payung hukumnya. Jika masih dihantui ketakutan, sebaiknya mengundurkan diri menjadi pejabat,” ujar politisi Partai Demokrat ini.
Ia khawatir ketidakmampuan SKPD merealisasikan anggaran berdampak pada mandeknya program unggulan duet Mahyeldi-Emzalmi. “Tolok ukurnya dapat dilihat dari sana. Tidak mungkin program jalan jika serapan anggaran rendah,” hemat Yulisman.
Sejumlah SKPD yang serapannya rendah, rata-rata dinas yang menjadi titik sentral program unggulan Wako.
Seperti Bappeda yang serapannya hanya 30,97, sekretariat daerah 35,34 persen, BPMP2T sebesar 38,64 persen dan Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan (TRTB-P) yang hanya 38,72 persen serta Dinsosnaker 42,06 persen.
Dinas Pekerjaan Umum masih 37,88 persen dan Dinas Perindagtamben 13,33 persen. “Harusnya serapan anggaran telah mencapai angka 60 persen. Bukan lagi 30 persen. Kalau begini kondisinya, berarti masih di bawah rata-rata. Artinya Wako gagal menempatkan orang-orang berkompeten,” ujarnya.
Tidak dipungkiri, rendahnya serapan anggaran karena lemahnya pengawasan DPRD.
“Semua pihak, termasuk anggota DPRD harus menyikapi dengan serius. Sebab, lemahnya serapan tidak tertutup kemungkinan dipicu lemahnya pengawasan komisi yang menjadi rekanan dari masing-masing SKPD,” ucapnya. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »