BentengSumbar.com --- Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Padang sudah tidak sehat. Pemerintah Kota Padang mengimbau kepada warga untuk menjaga kesehatan.
Sekretaris Daerah Kota Padang Nasir Ahmad mengatakan, setelah dilakukan pengukuran pada Kamis (1/10) pukul 11.30 Wib, ISPU Kota Padang telah mencapai angka 281. Angka ini menandakan udara di Kota Padang mencapai level tidak sehat.
“Setelah Bapedalda melakukan pengukuran, pencemaran udara Kota Padang di level tidak sehat,” kata Sekda saat berdialog interaktif di stasiun radio Pro 1 RRI, Kamis itu.
Di daerah lain, ISPU telah mencapai level berbahaya sehingga sejumlah daerah itu meliburkan sekolah. Sedangkan di Kota Padang sendiri, kondisi udara masih belum mencapai level bahaya. Hal ini dikarenakan masih turunnya hujan sehingga kabut asap terus menipis.
“Kabut asap kembali tebal pada Rabu kemarin memasuki angka 200. Ini karena tidak turunnya hujan,” sebut Sekda.
Terkait itu, Pemko Padang melakukan langkah konkrit untuk mengantisipasi semakin meningkatnya jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Padang.
“Kami mengingatkan warga untuk tidak membakar sampah, mengurangi aktifitas di luar ruangan, dan menggunakan masker bila berada di luar ruangan,” kata Sekda.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuadi menyebut dengan capaian angka ISPU tersebut belum memungkinkan untuk meliburkan sekolah.
“Kabut asap ini belum mengganggu proses belajar mengajar. Akan tetapi kami tetap imbau kepada sekolah-sekolah untuk tidak melakukan aktifitas di luar ruangan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Dr Eka Lusthi mengatakan sejak kabut asap melanda Padang, utamanya pada bulan Agustus lalu, terjadi lonjakan jumlah penderita ISPA. Menurut catatan DKK Kota Padang, pada Agustus itu jumlah penderita mencapai 6.500 orang.
“Pada September terjadi lonjakan sebanyak 1.700 orang sehingga di akhir September kemarin jumlah penderita ISPA mencapai 7.800 orang,” terangnya.
Dr Eka Lusthi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan menggunakan masker. Selain itu juga terus menjaga kondisi fisik dan ketahanan tubuh dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur.
“Yang terpenting terus minum air putih secukupnya,” sebutnya.
Di sisi lain Kepala BPBD-PK Kota Padang Dedi Henidal mengatakan bahwa pihaknya telah membagikan masker kepada masyarakat. Dedi berharap ahli kimia untuk segera menciptakan alat racun api yang bisa memadamkan titik api lokasi terbakarnya hutan.
“Ahli kimia agar menyatukan pemikiran menciptakan zat kimia yang dapat memadamkan api,” sebutnya.
Di akhir dialog, Sekda Nasir Ahmad mengimbau kepada masyarakat untuk terus memantau kondisi perkembangan kabut asap. Termasuk menghindari pembakaran sampah agar tidak menambah tebalnya kabut asap. (Charlie)
Sekretaris Daerah Kota Padang Nasir Ahmad mengatakan, setelah dilakukan pengukuran pada Kamis (1/10) pukul 11.30 Wib, ISPU Kota Padang telah mencapai angka 281. Angka ini menandakan udara di Kota Padang mencapai level tidak sehat.
“Setelah Bapedalda melakukan pengukuran, pencemaran udara Kota Padang di level tidak sehat,” kata Sekda saat berdialog interaktif di stasiun radio Pro 1 RRI, Kamis itu.
Di daerah lain, ISPU telah mencapai level berbahaya sehingga sejumlah daerah itu meliburkan sekolah. Sedangkan di Kota Padang sendiri, kondisi udara masih belum mencapai level bahaya. Hal ini dikarenakan masih turunnya hujan sehingga kabut asap terus menipis.
“Kabut asap kembali tebal pada Rabu kemarin memasuki angka 200. Ini karena tidak turunnya hujan,” sebut Sekda.
Terkait itu, Pemko Padang melakukan langkah konkrit untuk mengantisipasi semakin meningkatnya jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Padang.
“Kami mengingatkan warga untuk tidak membakar sampah, mengurangi aktifitas di luar ruangan, dan menggunakan masker bila berada di luar ruangan,” kata Sekda.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuadi menyebut dengan capaian angka ISPU tersebut belum memungkinkan untuk meliburkan sekolah.
“Kabut asap ini belum mengganggu proses belajar mengajar. Akan tetapi kami tetap imbau kepada sekolah-sekolah untuk tidak melakukan aktifitas di luar ruangan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Dr Eka Lusthi mengatakan sejak kabut asap melanda Padang, utamanya pada bulan Agustus lalu, terjadi lonjakan jumlah penderita ISPA. Menurut catatan DKK Kota Padang, pada Agustus itu jumlah penderita mencapai 6.500 orang.
“Pada September terjadi lonjakan sebanyak 1.700 orang sehingga di akhir September kemarin jumlah penderita ISPA mencapai 7.800 orang,” terangnya.
Dr Eka Lusthi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan menggunakan masker. Selain itu juga terus menjaga kondisi fisik dan ketahanan tubuh dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur.
“Yang terpenting terus minum air putih secukupnya,” sebutnya.
Di sisi lain Kepala BPBD-PK Kota Padang Dedi Henidal mengatakan bahwa pihaknya telah membagikan masker kepada masyarakat. Dedi berharap ahli kimia untuk segera menciptakan alat racun api yang bisa memadamkan titik api lokasi terbakarnya hutan.
“Ahli kimia agar menyatukan pemikiran menciptakan zat kimia yang dapat memadamkan api,” sebutnya.
Di akhir dialog, Sekda Nasir Ahmad mengimbau kepada masyarakat untuk terus memantau kondisi perkembangan kabut asap. Termasuk menghindari pembakaran sampah agar tidak menambah tebalnya kabut asap. (Charlie)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »