Irwan Prayitno dan Khalil, Si Manusia Unik

Irwan Prayitno dan Khalil, Si Manusia Unik
SEBAGAI Anak Nagari Pauh Basa Si XIV yang dilahirkan dan dibesarkan di rantau, Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa mengaku kurang fasih berbahasa Pauh Basa SI XIV Kota Padang. Walau berbahasa Minangkabau sekali pun, logat bicaranya lebih mirip dengan orang yang baru pandai bahasa Minang.

Dan mungkin karena ini pulalah, dalam setiap kesempatan, orang sering bertanya, apa benar Irwan Prayitno orang Minangkabau ? Pertanyaan itu sering penulis dengar, dan terakhir ketika kami buka puasa bersama di Rumah Makan Gulai Kambing Mandiri Bypass, Senin (12/10/2015). Salah seorang pengunjung rumah makan yang mengaku berasal dari Bukittinggi bertanya, "Nama bapak mirip orang Jawa, Irwan Prayitno, apa benar bapak orang Minangkabau?" Dengan senyum Irwan menjawab, "Ini kampung halaman saya, dan saya asli Kuranji." Jawaban Irwan ditimpali oleh Zal Muslim, pemilik rumah makan, "Beliau (Irwan Prayitno, red) adalah datuk di kaum kami, asli orang Kuranji."
Si penanya baru merasa yakin, kalau Irwan adalah orang Minangkabau, setelah mendengar jawaban Irwan dan Zal Muslim. Dia pun mengucapkan selamat, karena sepanjang pantuan di dilapangan, Irwan termasuk kandidat gubernur yang disukai rakyat Sumatera Barat. "In Sha Allah bapak terpilih lagi. Kami sekeluarga termasuk yang akan memilih bapak pada Pilgub kali ini. Do'a kami bersama bapak. Kami bertanya hanya sekedar menyakinkan diri," ujarnya.

Lantas apakah Irwan malu mengatakan, kalau dirinya kurang fasih berbahasa Kuranji ? Tidak. Irwan mengakui kalau dirinya kurang fasih berbahasa Kuranji. Setidaknya, itulah jawaban yang diberikan Irwan ketika ditanya oleh Holy Adib, wartawan Haluan ketika berkunjung ke posko BOM, Senin malam (12/10/2015). Pertanyaan itu tak hanya muncul dari Holy Adib, tetapi beberapa mahasiswa yang turut hadir dalam acara diskusi di posko BOM tersebut. Banyak hal yang mereka pertanyakan, salah satunya tentang hal tersebut, termasuk kenapa orang tua Irwan memberikan nama Irwan Prayitno ke badan dirinya ?

"Saya memang kurang fasih berbahasa Minangkabau, terutama dengan logat Kuranji Pauh Basa Si XIV. Saya dilahirkan di Jawa dan dibesarkan di Jawa. Jadi harap maklum, logat saya kejawa-jawaan. Kalau mau mendengar bahasa Kuranji asli, ada pada Khalil Chaniago, dia ini manusia unik menurut saya, logatnya masih medog betul, jelas khas Kuranjinya. Langka, ada Anak Nagari Pauh IX dengan bahasa Kuranji yang medog seperti dia," ungkap Irwan sembari merujuk kepada Khalil Chaniago yang duduk di sampingnya.

Khalil Chaniago yang dimaksud Irwan Prayitno merupakan Anak Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji. Dia adalah salah seorang pengurus Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX. Dia lahir dan dibesarkan di Sungai Sapih, salah satu Tapian yang ada di Nagari Pauh IX. Logat bahasanya, baik lisan maupun tulisan memang terlihat khas mencirikan logat bahasa Minang ala Kuranji.

Dan penulis, yang hampir setiap hari berkomunikasi dengan Khalil, baik di dunia nyata, dunia maya, maupun via telepon selular, sering menikmati logat bahasanya tersebut. Bagi orang yang sudah terbiasa bertutur dengan bahasa Minang kebanyakan, logat Khalil memang terasa aneh dan langka. Dan itu tidak dia buat-buat, tapi mengalir begitu saja.
Syukur masih ada Khalil Chaniago, sehingga kalau ada yang bertanya logat bahasa Kuranji asli, kami biasanya merujuk kepadanya. Dan bagi kami Anak Nagari Pauh IX, logat bahasa tersebut merupakan keistimewaan yang dimiliki Khalil Chaniago, sehingga dirinya disukai semua orang. Khalil Chaniago bukannya tak pandai berbahasa Indonesia, bahkan dalam beberapa kesempatan penulis lihat dia juga fasih berbahasa Indonesia, tapi dalam bertutur sehari-hari, dia lebih enjoy berbahasa Kuranji.

Mengenai pertanyaan, kenapa Irwan diberi nama "Irwan Prayitno" oleh orang tuanya ? Irwan menjelaskan, Ayahnya, Djamarul Djamal merupakan orang Simabur, Tanah Datar. Ibunya, Sudarni Sayuti merupakan orang Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang. Ketika ayahnya Drs H. Djamrul Djamal SH (dosen ilmu hukum dan Ketua Jurusan Jinayah Siyasah penulis ketika menuntut ilmu di Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang, red) mengambil program tugas belajar sebagai pengajar ke PTAIN di Yogyakarta, Ia memboyong serta istrinya Dra Hj. Sudarni Sayuti. Di Yogyakarta, Sudarni hamil dan melahirkan. Dan salah seorang sahabat Djamarul Djamal yang kebetulan bangsawan Kelultanan Jogjakarta memberikan nama itu.

Djamarul Djamal pun menerima nama pemberian sahabatnya itu. Apatah lagi, setelah peristiwa PRRI pada tahun 1958, kebanyakan orang Minang sering memberi nama anaknya dengan akhiran "O". Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi nasional, Djamarul Djamal pun menjelaskan kenapa dia menerima nama pemberian sahabatnya itu untuk anaknya. Salah satu alasannya adalah agar anaknya mudah masuk PNS. Selain itu, Irwan sendiri memiliki arti perasaan pada keadilan dan Prayitno memiliki arti bijaksana. Jadi, kalau digabung memiliki arti perasaan pada keadilan dan kebijaksanaan.

Arti itu tak lebih tak kurang, juga pernah penulis dengar langsung dari kerabat dari pihak ayah Irwan Prayitno ketika berkunjung ke Batu Sangkar. Irwan Prayitno memanggil beliau dengan sebutan pak Uwo. Nah, pak Uwo ini menjelaskan kalau nama Irwan Prayino itu memiliki arti seorang lelaki yang memiliki rasa keadilan dan kebijaksanaan. Menilik artinya, nama Irwan Prayitno memiliki makna yang bagus. Dan mungkin itulah doa kedua orang tuanya. Si Buyung harus menjadi lelaki yang memiliki perasaan keadilan dan penuh kebijaksanaan. Dan kini, Irwan Prayitno telah menjadi pemimpin dan pembesar negeri. Dengan itu Ia diharapkan mampu menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, tak hanya bagi orang-orang yang dekat dengannya, tetapi tentu bagi semua golongan.

Secara adat, Irwan Prayitno merupakan salah seorang bangsawan di Minangkabau. Dia merupakan penghulu suku Tanjuang Tapian Ampang Kenagarian Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang. Dia bergelar Datuk Rajo Bandaro Basa. Diangkatnya Irwan Prayitno Rajo Bandaro menjadi penghulu suku Tanjung dengan gelar Datuk Rajo Bandaro Basa dilakukan pada tahun 2004. Gala dilewakan, jamuan adat digelar. Dan Irwan Prayitno lah satu-satunya datuk yang dilewakan sekalikus menggelar pajamuan. Makanya, Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa bukan hanya sebatas penghulu suku Tanjung, tetapi juga Ninik Mamak Nagari.
"Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka…” (QS. Al-Ahzab: 5). "Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian." (HR Abu Dawud, Ad-Daarimiy dan Al-Baihaqi).

Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang/Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »